" Tuan Anda...?"
" Ya ini aku..."
" Tuan besar bukankah Anda...?"
" Kamu pikir saya sudah mati ?"
" Katakan dimana cucuku ?"
" Cu..cucu Tuan...?"
" Ya. katakan dimana cucuku!? "
" Dia...dia ada Tuan.."
" Apa kamu merawat cucuku dengan baik ?"
" tentu..tentu tuan.."
" Pertemukan aku dengannya "
" Ba..baik tuan "
" Sekarang pergilah besok pagi antarkan aku padanya "
" Baik Tuan.."
Setelah kepergiannya, pria yang usianya sudah tidak lagi muda namun tubuhnya masih terlihat enerjik.
'Cucuku sebentar lagi kita akan bertemu, kakek sangat merindukanmu.
" Maya apa kamu akan membiarkan wanita itu medekati Tuan Devan ?"
" Tentu aku akan mendekatinya lagi, tidak akan aku biarkan dia mendapat orang yang aku cintai ?"
" Aku akan mendukungmu " mereka saling tertawa penuh kelicikan.
" Maya "
" Pak Andy ada apa ?"
" Ikutlah keruangan ku ada yang ingin aku katakan "
" Baik pak Andy " Andy menatap Maya
"Santi lihatlah bahkan pak Andy menemuiku secara pribadi itu artinya.."
" Tuan Devan ingin menemuimu secara pribadi itu sebabnya Tuan Devan menyuruh pak Andy "
" Tepat sekali. baiklah aku pergi dulu, aku tidak mau pak Andy menunggu terlalu lama "
"Pergilah..." Maya berjalan menuju ruang kerja Andy, dengan langkah percaya diri. bahwa Devan akan meminta maaf dan mengajaknya berkencan. ' Aku pastikan dirimu akan menjadi milikku Devan, liat bahkan dirimu secara terang-terangan menyuruh Andy memanggilku. aku sudah tidak tahan menjadi milikmu Devan dan wanita itu aku pastikan akan keluar dari sini '
"Maya...?"
" Eh! ada apa ?"
" Aku yang seharusnya bertanya padamu Maya "
" Katakan ada apa ?"
" Apa kamu berjalan dengan melamun atau kamu memang sengaja ingin kesini ?"
" Tidak!! "
"Lihatlah kamu berada di mana "
Maya melihat sekeliling alangkah kagetnya, dia berada di toilet pria, laki-laki yang menegurnya tidak lain adalah Ricky. Maya berbalik meninggalkan Ricky yang menatapnya heran.
' Bagaimana bisa aku berada di toilet pria, aachh ini gara-gara aku melamun '
Tok...Tok..
" Masuk " pintu terbuka terlihat Maya memasuki ruang kerja Andy. senyumnya tak lepas dari wajahnya.
" Duduklah.."
" Pak Andy ada apa saya di panggil ke sini ?"
" Begini Maya. mulai saat ini kamu di pindahkan di bagian HRD disana kamu akan membantu Bu Mita "
" Aapaa...saya di pindahkan pak Andy. tidak saya tidak mau! "
" Baik kalau tidak mau saya tunggu surat pengunduran dirimu, pastikan sebelum jam pulang kantor sudah ada di meja saya. sekarang keluarlah "
Maya tidak bisa berkutik saat pak Andy menyuruhnya mengundurkan diri. tangannya terkepal erat penuh kemarahan.
Maya meninggalkan ruangan Andy dengan kesal. bagaimana tidak dia berfikir jika Devan meminta maaf karena menolak dirinya tapi faktanya dia di pindahkan.
" Mila apa kamu tau.."
" Tau apa Lusi ?"
"wanita ular itu telah di pindahkan di bagian HRD "
" Kenapa Maya di pindahkan, apa kamu tau masalahnya ?"
" Tidak Mil..."
" Ya sudah jangan bergosip,. ayo kerja lagi "
Di ruang kerja Devan yang tengah sibuk mencari tempat yang indah dan romantis, berapa kali ia mencari namun hasilnya nihil, semua tempat yang dia lihat tidak menarik dan terlihat biasa. sudah tiga jam ia mencari namun tidak ada tempat yang cocok. Devan menutup laptopnya dengan kasar dan meraih benda pipih di samping laptop dengan cepat dia menghubungi Andy sang asisten.
"Andy apa kamu sudah menemukan tempat yang aku minta ?"
" Sudah tuan "
" Bagus "
"Tuan lima belas menit lagi nona Mila akan menemui Anda parkiran khusus "
" Tidak suruh Mila ke ruanganku "
" Tuan nona sendiri yang memintanya "
" Baiklah"
Devan menutup panggilan dan dengan cepat merapikan berkas yang berserakan di meja. dan bergegas menemui Mila. Dia tidak ingin Mila menunggunya terlalu lama.
Devan keluar dari ruang kerjanya, menuju lift khusus para petinggi dengan langkah penuh wibawa. meskipun sikapnya yang dingin.
sesampainya Devan di parkiran khusus Devan menunggu Mila datang.
Dari jauh Mila melihat Devan yang berdiri di samping mobil tubuhnya yang tinggi tengah bersandar, tangannya ia masukan kedalam kantong celana. kaca mata hitam yang pas di hidungnya menambah kadar ketampanannya.
mereka saling tersenyum, Mila berdiri di depan dengan gerakan cepat Devan menarik pinggangnya sehingga tubuh mereka tanpa jarak, Devan menatap wajah sang kekasih hatinya. berlahan bibirnya menyatu dengan bibir Mila hingga mereka kehabisan oksigen.
" Aku sangat mencintaimu Mila "
" Aku juga mencintaimu Dev " mereka kembali menyatukan bibirnya tak berapa lama Mila mendorong dada Devan.
" Apa kita akan tetap disini " Devan menatap kekasihnya dengan senyum lebar. bahkan dirinya enggan melepas ciuman yang mabokan.
Devan membukakan pintu mobil untuk Mila,. Devan memutari mobil dan duduk di belakang kemudi. Devan mendekati Mila dan memasangkan safety belt. mobil Devan meninggalkan parkiran khusus tanpa mereka sadari sepasang mata telah merekam semua dari Mila keluar dari lift sampai masuk ke dalam mobil Devan.