Chereads / Akhir Deritaku / Chapter 33 - 33 Makan Siang Bersama

Chapter 33 - 33 Makan Siang Bersama

" Andy cepatlah kesini!! "

" Baik tuan "

" Tuan Anda..."

" Wanita itu benar-benar menguji kesabaranku "

" Pindahkan dia kebagian yang lain "

" Tuan apa wanita itu berani...."

" Bahkan dia berani merayuku, aku tidak ingin masalah ini sampai ke telinga Mila "

" Baik tuan akan saya lakukan " Andy keluar dari ruangan Devan menuju ruang sekertaris, namun tidak menemukan Maya disana. dengan langkah lebar Andy menuju pantry.

Disana Andy bertemu dengan Ricky yang sedang membuat kopi.

" Ricky apa kamu melihat Maya ?"

" Tidak pak Andy "

" Terima kasih..." Andy keluar dari pantry berpapasan dengan Mila yang berjalan ke arah pantry.

" Nona Mila..."

"Pak Andy, Anda mencari siapa ?"

" Tidak non, saya hanya kebetulan melintas "

" Saya permisi nona Mila " Ricky yang melihat Andy menundukan kepalanya pada Mila membuatnya heran bagaimana mungkin seorang asisten Tuan Devan bisa begitu hormat pada Mila.

" Mila boleh aku berta..."

" Ricky maaf saat ini aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu "

" Aku pergi dulu. pekerjaanku belum selesai " Mila meninggalkan Ricky yang menatapnya penuh tanda tanya.

Mila menuju Ballroom yang berada di lantai atas, tempat yang biasa di gunakan jika ada acara kantor, Mila berjalan kearah balkon dan berdiri di pinggir pembatas. pemandangan dari atas terlihat sangat indah. entah kenapa ingatannya kembali pada penculikan dirinya,

' Ayah siapa Mila sebenarnya, jika Mila anak Ayah kenapa Mila di perlakukan seperti ini, apa salah Mila Ayah ' berlahan butiran bening meluncur di pipinya.

"Mila..." suara teriakan Lusi membuat Mila tersadar dari lamunan. dengan gerakan cepat Mila menghapus air matanya.

" Kenapa kamu melamun ?"

" Tidak...siapa yang melamun ?"

" Aku panggil kamu dari tadi, tapi kamu tidak mendengar kalau bukan melamun terus apa namanya "

" Kamu menang, katakan ada apa ?"

" Sebentar lagi akan istirahat, ayo kita turun "

Mereka meninggalkan balkon bersama. saat mereka menaiki lift, ponsel Mila bergetar menandakan pesan masuk.

" Sayang datanglah ke restoran seberang jalan, aku sudah menyiapkan tempat khusus untuk kita " isi pesan Devan.

" Aku tidak bisa sayang...aku ada janji bersama Lusi kalau hari ini akan makan siang berdua..."

" Ajaklah temanmu sayang..."

" Tapi Dev..."

" Tidak ada penolakan sayang. " pesan berakhir.

Mereka masuk kedalam life khusus karyawan. di jam istirahat seperti life akan selalu penuh.

Mereka keluar dari gedung menuju restoran yang berada di seberang jalan.

Hanya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk menyebrang jalan mereka telah sampai di parkiran restoran.

Mila memasuki restoran yang terbilang mewah itu. namun saat berada di dalam suasana penuh dan rame. Mila mencari ruangan yang di maksud Devan namun tak kunjung menemukannya. hingga seorang pelayan menghampiri.

" Nona Mila.."

" Iya betul.."

" Ikut saya nona " Mila mengikuti pelayan yang berjalan di depannya, lain halnya dengan Lusi yang kebingungan karena mereka di bawa ke ruang private.

"Silahkan masuk nona Mila.." pelayan membukakan pintu untuk mereka. Mila benar-benar menyukai suasana di dalam yang begitu sejuk. pemandangan yang terlihat asri meski terhalang kaca.

Mila memilih tempat duduk yang di dekat jendela.

Lusi yang merasa binggung akhirnya bertanya pada Mila.

"Mila ini semua kamu yang menyiapkan, ini sangat mahal Mila lagi pula di antara kita tidak ada yang sedang merayakan ulang tahun ?"

"Nanti kamu akan tau sendiri " pelayan wanita yang mengantar mereka kembali datang, dengan mendorong troli berisi aneka makanan kesukaannya.

" Silahkan nona Mila..."

" Terima kasih "

" Lusi makanlah "

"Mila ini semu..." Ucapan Lusi terhenti saat melihat pria tampan berdiri di depan pintu.

" Apa aku terlambat..."

" Tuan Devan Anda disini...?"Mila hanya tersenyum melihat keterkejutan Lusi.

Devan yang melihat Lusi yang terkejut akan kehadiran. hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Lusi. Devan menghampiri Mila yang tersenyum padanya.

" Sayang..." Devan mengecup kening Mila di hadapan Lusi yang menatapnya tanpa berkedip.

" Lusi apa kamu tidak ingin makan ?"

" Mil.. Tuan Devan kalian...."

" Benar Lusi, Mila calon istriku. "

"Aapaaa....jadi kalian berdua sudah pacaran..."

" Iya...sekarang kita makan "

" Lusi sekarang kamu sudah tau jika Mila calon istriku jadi aku minta padamu untuk menjaganya "

" Tanpa disuruh aku akan melakukannya Tuan Devan " Devan hanya menganggukkan kepalanya mendengar jawaban dari Lusi sahabat kekasihnya.

" Dev kamu tidak perlu melakukan ini semua "

" Untukmu akan aku lakukan sayang...apapun itu!!! "

" Sekarang makanlah " mereka makan dengan Dian tanpa terkecuali Lusi, yang selalu berceloteh apapun. Devan hanya tersenyum melihat tingkah laku Mila dan Lusi.

Tak berapa lama mereka telah selesai dan kembali ke kantor.

Devan yang keluar terlebih dulu baru di susul dengan Mila dan Lusi.

Di sebrang ruangan Maya melihat bagaimana Devan keluar dari ruangan yang di ikuti Mila dan Lusi.

" Maya lihatlah Mila berhasil menggoda Tuan Devan " Ucap temannya yang bernama Santi.

" Liat saja nanti, kejadian tadi pagi baru permulaan "

" Aku yakin Devan akan menjadi milikku "

' Aku pasti mendapatkanmu Devan ' lanjutnya dalam hati.

Di sebuah kamar mewah seorang pria paruh baya keluar dari kamar mandi. tubuhnya sekarang jauh lebih baik dan luka-luka di tubuhnya mulai memudar, dia berdiri di depan cermin melihat tubuhnya yang masih terlihat lukanya walau mulai memudar

' Anak sialan itu telah membuatku seperti ini, lihat saja nanti aku pastikan akan membalasmu '

To..tok..

"Tuan. tuan besar telah menunggu Anda "

"Baiklah saya akan kesana "

' Siapa tuan besar yang telah menolongku ' pria paruh baya mengikuti sang pelayan menuju lantai dasar.

" Tuan besar ada di mana ?"

"Beliu berada di ruang kerjanya "

" Silahkan Tuan besar ada di dalam " pria paruh baya menghampiri seorang pria yang berdiri membelakanginya.

" Tuan besar anda ingin bicara dengan saya " Pria yang di panggil tuan besar itu membalikan tubuhnya menghadap pria yang di belakang. alangkah terkejutnya sang pria paruh baya saat melihat pria yang di panggil Tuan besar, berlahan tubuhnya bergetar dan melangkah mundur.

" Tu...Tuan anda...?"