Chereads / Akhir Deritaku / Chapter 28 - 28 Kecemburuan Anisa.

Chapter 28 - 28 Kecemburuan Anisa.

Devan terus memeluk pinggang Mila dengan posesif.

Anisa yang melihat perlakuan Devan pada Mila, membuatnya terbakar cemburu.

' Dasar wanita kampung, beraninya bersaing denganku. kita lihat saja nanti siapa yang akan menjadi istri Devan '

" Buang pikiran kotormu, kalau masih ingin bekerja disini!!! "

"Eh! pak Andy....maksud pak Andy a..apa ya?? "

"Jangan kamu pikir saya tidak tau apa yang ada di pikiran kotormu!!! "

"Saya..tidak berfikir macam-macam, jadi maksud pak Andy apa ya?? "

" Masih tidak mau mengaku!! "

"Maaf pak Andy saya permisi..."

'Sial bagaimana dia tau apa yang aku pikirkan, ahhh..ini semua gara-gara gadis kampung itu '

"Sayang mau minum apa? "

"Aku hanya ingin istirahat.."

" Baiklah ayo, kita kekamar " Devan membawa Mila ke kamar utama yang berada di atas. mereka melewati Anisa yang baru saja keluar dari mini bar. melihat itu Anisa semakin cemburu, selama ia bekerja dengan Devan sekalipun tidak pernah melihat kamar utama. mereka hanya membersihkan kamar tamu.

" Sayang istirahatlah..."

" Bukankah perjalanan kita tidak lama.."

" Hmm...apa kamu ingin perjalanan yang lama dengank? kamu yakin sayang!!?"

"Iihhh... siapa yang mau pergi denganmu lama-lama "

"Hahaha..ya sudah sekarang tidurlah, aku akan menanimu disini "

"Jangan macam-macam!! "

"Gak macam-macam sayang, cuma satu macam sudah cukup"

" kamu nyebelin Devan..."

"Jadi mau istirahat atau tidak ??"

"Dari tadi aku istirahat, kamu yang terus gangguin.."

"Pejamkan matamu, kalau tidak aku cium !!" Mila hanya menuruti apa yang di katakan Devan jika tidak sudah di pastikan, Devan akan mencium. tak berapa lama

mereka akhirnya tertidur pulas. Satu setengah jam perjalanan akhirnya mereka telah sampai.

Sang pilot menghampiri Devan. mereka saling jabat tangan. "

" Terima kasih Tuan Devan suatu kehormatan buat saya menjadi pilot Anda kembali..."

" Sama-sama... Lex "

" Saya juga berterima kasih pada Tuan Devan yang selalu mengajak saya dalam perjalanan manapun termasuk ke Paris.." Dengan sengaja Anisa memanas-manasi Mila agar cemburu, karena Devan sering membawanya dalam perjalanan manapun, Mila hanya menanggapinya dengan senyum manis.

Saat mereka turun dari Jet. Mila kembali di buat kaget saat deretan mobil mewah berserta barisan pengawal dengan seragam serba hitam. Mila menengok ke arah Devan namun laki-laki itu berpura-pura memperbaiki posisi kaca matanya. saat mereka sampai di depan mobil Mereka dengan sigap membuka pintu mobil.

mobil melaju dengan kecepatan sedang, tidak membutuhkan waktu lama mereka telah sampai di kediaman Devan, Mila yang ingin protes namun Devan memberinya tatapan tak terbantah.

Mila di antar kesebuah kamar tamu yang di lantai dua yang bersebelahan dengan kamar Devan.

" Istirahatlah nanti malam kita akan berkunjung kerumah Nenek.."

Cupp...satu kecupan mendarat mulus di bibir Mila. melihat Mila yang sudah kesal dengan cepat Devan berlari keluar kamar.

" Huuffhh...menyebalkan " Mila meraba bibirnya yang di kecup Devan dengan senyum malu, Mila merasa jika wajahnya sudah semerah tomat.

"Tuan..."

"Keruang kerja. " dengan langkah lebar mereka menuju ruang kerja.

" Katakan!! "

" Seseorang telah membantu Tuan Budi melarikan diri, dalam perjalanan mereka di hadang pasukan, hingga pengawal kita kalah telak tuan "

" Brengsekkk...apa masih orang yang sama??? "

" Iya tuan.."

Di sebuah mansion mewah seorang pria tuan menatap seorang yang tergeletak di atas tempat tidur, lukanya yang mulai mengering.

" Tuan besar apa Anda yakin akan melakukan ini??"

" Aku yakin, dia yang telah mengurus cucuku yang hilang "