Dada Willy seketika merasa sangat sesak saat Miko menyatakan perasaannya ke Kania. Ia mengepalkan tangannya seperti menahan sebuah amarah yang ia pendam. Matanya mulai berkaca-kaca, hatinya begitu sakit. Ia memendam semua. Memendam kekecewaannya, memendam lukanya, karena ia mencintai begitu dalam, sangat dalam. Bahkan saat luka itu menggores sedikit saja, ia tak dapat menahannya.
Ia memalingkan pandangannya. Memejamkan matanya, dan menarik nafasnya dalam-dalam. Tubuhnya seperti tak sanggup lagi menopang berat badannya. Ia bersandar pada sebuah dinding. Dan seketika ia terduduk dengan mendekap lututnya.
Kejutan belum berakhir begitu saja, Miko tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari jaketnya. Sebuah kalung berlian yang sangat indah. Bandulnya berbentuk love dan ada inisial M&K diatasnya, yang artinya Miko dan Kania. Miko pun beranjak dari tempat duduknya, ia memakaikan kalung indah itu di leher Kania. Kemudian dia berbisik lirih tepat di telinga Kania.
"Aku mencintaimu Kania"
Seketika jantung Kania berdetak kencang, ia merasa sangat kedinginan. Apalagi angin berhembus langsung mengenai kulitnya. Udara pegunungan ini membuatnya dingin, di tambah lagi ungkapan perasaan Miko yang meluluh lantakkan segalanya. Kania tersenyum menatap Miko. Entah apa yang harus ia katakan, ia sendiri tak mampu berucap.
"Aku tidak butuh jawaban untuk ini. Aku hanya ingin kau tau, kalau aku benar-benar mencintaimu!!"
"A-aku juga...." Kania merasa gugup saat mau menjawab pernyataan Miko.
Tapi tiba-tiba hujan turun begitu deras. Miko dan Kania masuk ke dalam restoran indoor. Mereka melihat Willy yang duduk bersandarkan dinding sambil memeluk lututnya.
"Willy???" panggil Kania.
Willy tiba-tiba mendongakkan kepalanya dan menatap mata Kania. Kania melihat raut kekecewaan di mata Willy.
"Kamu...???"
"Aku hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja Kania" ucap Willy memotong pertanyaan Kania.
Seketika Willy berdiri, ia seperti terlihat biasa saja. Ia menutupi semua kesedihan yang ia rasakan.
"Aku pamit, kamu baik-baik ya!!" Willy meninggalkan Kania dan Miko begitu saja.
Miko yang melihat hal ini merasa aneh dengan sikap Willy. Miko paham Willy pasti merasa cemburu. Ia tidak ingin Kania memikirkan hal ini. Miko mencoba menghibur Kania dengan obrolan-obrolan kecil yang mengesankan.
Tetesan air hujan menerpa tubuh Willy dengan deras. Tapi tak terasa sakit sedikitpun, karena sakit hati Willy lebih dalam dari pada tertimpa hujan deras. Bajunya basah kuyup, ia tak menghiraukannya sekalipun. Ia terus berjalan menuju mobilnya. Kaniya yang mengawasi Willy dari balik jendela kaca merasa terenyuh. Baru kali ini ia melihat Willy sekacau ini. 'Apa aku keterlaluan?' Kaniya bertanya-tanya dalam benaknya.
Sesampainya di Mobil, Willy langsung masuk. Ia meluapkan semua kekesalannya, memukul-mukul setir mobilnya, mata yang awalnya berkaca-kaca seketika pecah. Air matanya mengalir perlahan. Ia berteriak sekuat tenaga melampiaskan amarahnya.
"Kania, apapun yang terjadi. Aku akan tetap mencintaimu" ungkap Willy.
...
Hari ini Delon tampil dengan setelan jas yang memukau. Menurutnya penampilan adalah no 1 untuk menarik hari klien. Ia terlihat profesional. Kali ini entah kenapa hujan deras sedikit mengganggu aktivitasnya. Wildan tampak menyiapkan beberapa file yang akan di bawanya meeting.
"Mas Delon, semuanya sudah siap. Hari ini pukul 4 sore ada meeting di Panorama resto bersama dengan perusahaan Indotex"
Delon melihat jam di tangannya, pukul 15.00 waktu setempat.
"Oke mari kita berangkat, masih ada waktu 1 jam lagi untuk perjalanan" ajak Delon.
"Baik" kata Wildan penuh hormat.
Merekapun berangkat ke restoran yang sudah di jadwalkan untuk meeting. Kali ini adalah meeting dengan perusahaan Miko. Akan tetapi Delon tidak mengetahui hal ini. Ia membuka ponselnya, mencari nama Willy, dan menekan tanda telepon.
{ Hallo, Willy. Dimana Kania}
{Aku mengawasi Kania yang sedang makan siang dengan Miko kak}
Tiba-tiba Delon merasa iba. Ia paham kalau Willy sangat mencintai Kania. Sedangkan dia harus mengawasi wanita yang ia cintai dengan pria lain. Akhirnya Delon menyuruh Willy untuk pergi saja.
{Kau pulang saja, Kania sudah aman dengan Miko}
{Baik kak}
Delon menutup teleponnya. Dan kembali fokus dengan perjalanannya.
"Wildan!!!" panggil Delon yang kepada Wildan yang duduk di jok depan.
"Kenapa Delon??"
Mereka berdua membuat sebuah perjanjian, jikalau sedang di kantor Wildan akan bersikap hormat dan memanggil Delon dengan sebutan Pak ataupun Mas, sebagaimana atasan dan bawahan. Tapi jika sudah berada diluar kantor mereka seperti sahabat akrab.
"Apa lu tau, adikmu mencintai adikku?? tanya Delon.
"Gue tau semuanya Delon. Tapi gue serahkan semuanya ke Willy. Biar semua berjalan apa adanya saja" terang Wildan.
"Tentu saja. Gue berharap agar mereka berdua bisa bersatu. Tapi sepertinya Kania menciantai pria lain!!" papar Delon.
Wildan seperti terpukul mendengar pernyataan Delon, ia sebenarnya sudah menyangka akan terjadi hal seperti ini. Tapi Willy tetap bersikeras untuk mencintai Kania.
Angelina Leven tampil mempesona dengan blazer berwarna putih. Bentuk tubuhnya yang ideal dan tinggi membuatnya tampak memukau. Rambutnya panjang bergelombang, dengan rambut berwarna dark brown. Wanita berdarah Belanda ini terkenal sangat cerdas dan pintar. Tak ada satupun perusahaan yang menolak bekerja sama dengan Indotex apabila Angel yang yang melakukan presentasi.
"Selamat sore nona Angel!!"
"Selamat sore" Angel menjabat tangan Wildan dengan senyumannya yang manis.
Delon seketika tampak terpukau dengan kecantikan Angel. Angel pun tersenyum manis menatap Delon.
"Selamat Sore Pak Delon!!" sapa Angel sembari mengulurkan tangannya. Akan tetapi Delon masih saja mematung memandangi wajah Angel.
Wildan yang menyadari hal ini sengaja menyenggol tubuh Delon.
"Oh iya selamat sore nona Angel" kata Delon sembari menjabat tangan Angel.
Meeting pun segera dimulai. Wijaya groub memiliki beberapa Mall yang megah, hal ini membuat Indotex tertarik untuk bekerja sama dengan Wijaya groub. Mereka ingin mensuplai beberapa fashion untuk mengisi Mall tersebut. Tanpa berfikir panjang, Delon segera menyetujui hal ini. Dia sudah belajar banyak dari papanya untuk mengurus perusahaan.
...
{Hallo ma?}
{Tolong jemput mama sekarang. Mobil mama mogok. Mama sedang buru-buru}
{Baik ma}
Miko menutup ponselnya. Mamanya meminta Miko untuk menjemputnya sekarang.
"Kania maaf apa kamu bisa pulang sendiri. Aku sedang buru-buru. Mamaku memintaku untuk menjemputnya!!" terang Miko.
"Iya Miko nggak papa. Aku akan menelfon supir" jawab Kania.
Sebenarnya Miko tidak tega meninggalkan Kania, tapi jika mamanya yang meminta, ia tidak bisa menolaknya. Miko sangat patuh dan hormat kepada kedua orangtuanya, ia sangat mencintai keluarganya. Dengan berat hati Miko meninggalkan Kania. Setelah beberapa langkah pergi, ia menoleh ke arah Kania yang masih duduk di kursi sembari memainkan handphonenya. Ia pun kembali lagi ke arah Kania. Dan mencium kening Kania.
"Aku pergi dulu!!" ucap Miko lembut.