Sarah Natalie. Seorang wanita cantik dan elegan. Penampilannya selalu menarik perhatian orang-orang yang melihatnya. Meskipun umurnya sudah berkepala empat, dia masih terlihat muda. Hal ini dijadikan Sarah sebagai senjata untuk menarik perhatian Surya Wijaya, dan akhirnya merekapun menikah.
Akan tetapi pada kenyataannya, Sarah adalah janda beranak satu. Suaminya di penjara karena kasus pembunuhan, dan waktu itu dirinya telah hamil delapan bulan. Setelah anaknya lahir, Sarah berusaha kerja keras untuk memenuhi segala kebutuhannya dan anaknya.
Kemudian dia melamar pekerjaan di perusahaan Wijaya Groub, sampai akhirnya dia mengenal Surya Wijaya dan berniat menguasai hartanya demi putra semata wayangnya. Ia tak ingin anaknya hidup sengsara seperti dirinya.
Setelah Sarah dan Surya Wijaya menikah. Ia membeli sebuah rumah untuk putranya. Sarah menyembunyikan semua jati dirinya dari Surya Wijaya. Begitu juga tentang dirinya yang sebenarnya memiliki seorang anak laki-laki. Ia hanya mengunjungi anaknya seminggu sekali. Setelah di pastikan semua kebutuhan anaknya tercukupi, Sarah kembali pulang ke rumah Surya Wijaya. Beberapa assisten rumah tangga ia kerahkan untuk menjaga Revan dan menyiapkan kebutuhan sehari-harinya.
Sarah membuka perlahan pintu kamar putranya. Ia membereskan buku-buku yang masih berantakan di meja belajar. Ia membuka sebuah buku yang seperti buku diary. Sarah mulai membuka halaman pertama pada buku itu, alangkah kagetnya ia setelah melihat foto Kania yang ada di dalam buku itu. Ia pun mulai membuka halaman-halaman berikutnya, semua tentang Kania. Foto Kania, biodata Kania, dan semua tentang kesukaan atau yang tidak disuka Kania.
Revan Aditya. Ya benar, Revan Aditya, adalah anak kandung Sarah. Revan yang ternyata adalah saudara tiri Kania. Akan tetapi Revan tidak pernah mengetahui hal ini, bahkan ia tak pernah mengenal ayah tirinya. Sarah selalu mengatakan, ayahnya sibuk, keluar negeri untuk urusan bisnis. Sarah menyembunyikan semuanya, bahwa sebenarnya ayah tirinya adalah pemilik Wijaya Groub.
Sarah membuka lembar demi lembar buku itu, membaca setiap caption-nya. Tak terasa air matanya menetes. Ia benar-benar tak menyangka bahwa putranya sangat mencintai Kania, saudara tirinya sendiri.
Tapi semua itu tak mengurungkan niat Sarah untuk merebut perusahaan Wijaya Groub dan akan menghancurkan Kania dan keluarganya.
"Mama??? Apa yang mama lakukan???" Tanya Revan yang tiba-tiba masuk ke kamarnya. Ia begitu kaget saat melihat mamanya ada di kamarnya.
"Revan kamu sudah pulang nak??" Sapa Sarah sembari memeluk anaknya.
"Mama kenapa ada di kamar Revan??" Tanya Revan sekali lagi untuk memastikan jawaban mamanya.
"Mama hanya membersihkan bukumu yang berantakkan!!" jawab Sarah sembari tersenyum.
Tapi entah kenapa jawaban Sarah membuat Revan curiga. Ia menatap tajam wajah mamanya.
"Kalau begitu mama pamit dulu. Mama sudah menyiapkan makanan di meja makan, semua kebutuhanmu untuk seminggu ke depan sudah mama siapkan. Kamu baik-baik dirumah ya!!!" Ucap Sarah sembari memeluk Revan.
"Aku tidak butuh itu semua ma!!!"
"Apa maksud kamu nak???"
"Aku cuma butuh mama, aku butuh kasih sayang mama. Aku tidak butuh semua fasilitas yang mewah ini. Aku hanya ingin mama tinggal bersamaku. Dan selalu ada untuk aku!!" Papar Revan panjang lebar.
"Akan ada waktunya Revan. Kamu perlu bersabar sebentar saja. Setelah itu kita akan hidup bersama dan bahagia!!!" terang Sarah.
"Lalu kapan mama akan mambawa ayah tiriku kesini?? Apakah aku tidak pantas menjadi putranya, sehingga mama terus saja menyembunyikan aku darinya" tanya Revan.
"Jangan pernah bicara seperti itu Revan. Akan tiba saatnya nanti aku akan mengenalkannya padamu. Mama pamit!!!" Terang Sarah sembari meninggalkan Revan.
Sarah memilih menyembunyikan tentang apa yang ia lihat di buku diary milik Revan. Menurutnya ada waktu tertentu untuk mengungkap semuanya, tentang siapa Kania. Revan tak pernah tahu bahwa sebenarnya ayah kandungnya masih hidup di penjara. Sarah mengatakan kepada Revan bahwa sebenarnya ayah kandungnya sudah meninggal.
Revan melemparkan tasnya ke tempat tidurnya. Iya membentangkan tubuhnya di tempat tidur memejamkan matanya dan menghela nafas panjangnya. Revan sadar yang ia butuhkan bukan semua fasilitas mewah ini. Ia hanya ingin ibunya berada di sisinya, mempunyai sebuah keluarga yang hangat. Sudah beberapa tahun saat ia masih kecil ia hanya hidup sendiri dirumah sebesar itu dan hanya ditemani dengan asisten rumah tangganya. Hal ini membuat dirinya selalu kesepian.
Revan membuka matanya perlahan ia memikirkan semua kehidupan yang ia jalani selama ini tanpa siapa pun bahkan untuk menyatakan perasaan kepada wanita yang ia cintai, ia sendiri tak sanggup mengungkapkannya. Revan berharap semua mimpi buruk ini akan segera berakhir setiap hari dia selalu menantikan sebuah kebahagiaan untung saja dia mengenal Miko dan teman-temannya yang selalu ada untuknya. Hal ini membuatnya sedikit lebih bersyukur karena ada seseorang yang bisa mengerti dirinya.
Seperti biasa sarah menjalani hari-harinya nya hanya untuk mengurus bisnisnya. Dia selalu amat sangat sibuk. Hal ini ia lakukan jikalau nanti dia berhasil menguasai perusahaan milik surya wijaya semuanya sudah siap. Tak ada seorang pun yang tahu niat Sarah sebenarnya. Hanya saja Delon beberapa hari ini seperti curiga terhadap Sarah. Dan dia berniat untuk mencari tau semua kebenarannya.
"Bagaimana Wildan? Apa kamu sudah menemukan semuanya tentang ibu tiriku???"
"Kami masih berusaha Delon. Sepertinya ini sedikit sulit. Karena Sarah telah memalsukan semua identitasnya!!"
"Dasar licik, apa yang sebenarnya ia inginkan??"
Delon mengepalkan tangannya, kali ini ia benar-benar emosi. Ia menganggap keberadaan ibu kandungnya ada kaitannya dengan Sarah. Delon mengerahkan semua orang untuk mencari kebenaran ini. Ia rela melakukan apapun demi bisa menemukan ibunya kembali. Meskipun nyawa menjadi taruhannya. Kali ini yang terpenting baginya adalah keutuhan keluarganya, ia berharap sekali keluarganya bisa bersatu kembali.
"Delon, apa kamu ingin pergi jalan-jalan malam ini?? Aku akan mengantarmu kemanapun kamu mau!!" ajak Wildan.
"Tidak, malam ini aku ada janji!!" Ucap Delon sembari membereskan semua berkasnya dan bermaksud untuk pulang.
Delon melajukan mobilnya perlahan. Ia akan menemui seseorang yang membuat jantungnya sedikit berdebar lebih kencang. Pertemuan meeting waktu lalu membuat bayangan Angel selalu terlintas di pikirannya.
Memang ini bukan kali pertama ia pergi untuk kencan. Karena tidak sedikit wanita yang pernah menjadi pacarannya. Hal itu sangatlah wajar, karena ketampanan dan kekayaannya tidak akan membuat wanita satupun akan menolak cintanya. Bahkan dia menulis semua mantan kekasihnya di sebuah poster dan menempelkannya di dinding. Entah apa maksud Delon melakukannya. Hal ini yang selalu membuat Kania marah, kakaknya dengan mudah berganti-ganti pacar sesuka hatinya, sedangkan Kania pergi berdua saja dengan seorang pria harus ada pengawasan ketat dari kakaknya maupun Papanya