Chereads / Bukan Salah Perjodohan / Chapter 5 - part 5

Chapter 5 - part 5

melati mengantar Bian sampai ke depan baru pertama kalinya melati mengantar suaminya hendak pergi kerja ia membukakan pintu pagar agar suaminya dapat keluar. ponsel di saku bajunya berdering dilihatnya nama Saskia yang ada di layar "assalamualaikum sas" "walaikum salam, kamu kok Uda pulang Mel, cepet banget balik lagi padahal aku pengen ngajak kamu jalan" melati sambil berjalan "besok besok aku kesitu lagi kok sas, mas Bian buru buru soalnya aku juga kangen kamu padahal mau ketemu dengan Axel, ya sudah salam untuk paman rafi ya maaf aku ga bisa temui kamu kemaren " "ya lah, jga kesehatan ya Mel" "iya makasih ya sas" Mel menutup ponsel dan membuka pintu rumahnya, sejenak ia merebahkan diri untuk beristirahat. sampai-sampai ia lupa tertidur pulas sampai jam setengah lima sore "astaghfirullah sudah sore hampir petang" Mel ati langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan menunaikan sholat ashar.

***

satu jam sudah melati memasak ia sudah beres menyiapkan makanan untuk makan malam hujan turun di lihatnya di jendela hujan yang membasahi dedaunan suara klakson menghentikan lamunan melati ia kaget dan ia mengambil payung Dibukakannya pintu rumahnya payung yang tadi ia ambil dibuka lebar ia membuka pintu pagar sampai suaminya masuk ditutupnya lagi pintu pagar ia menuju suaminya ia memayungi suaminya sampai teras meski memakai payung tetap saja baju yang dipakai Mel basah lengan dan bagian bawahnya. "baju kamu basah ganti dulu, biar aku yang tutup" melati mengangguk ia mengganti pakaiannya. seharian ini Bian cukup manis dan perhatian pada melati membuat hatinya bahagia, ia takut ini hanya sementara dan selanjutnya ia akan sakit lagi.

***

Hujan masih saja turun melati menyiapkan makan malam bersama Bian melati menyendokan nasi kepiting Bian tiba-tiba lampu padam beruntung Bian memegang ponsel ia gunakan untuk mencari penerang lainnya lampu emergency ia lupa cas, melati mengambil lilin dan alasnya, ia letakan di atas meja membuat suasana makan mereka berdua seakan romantis, hanya suara sendok dan piring yang terdengar melati justru membayangkan seandainya Bian benar-benar mencintainya ini pasti akan ia rasakan suasana yang sangat menyenangkan, melati menggelengkan kepalanya ia tak ingin berlebihan.

***

makan malam sudah selesai melati membersihkan piring kotor untuk dibawa kebelakang, melati hendak masuk ke kamarnya namun Bian menahannya "ehmm," Bian ga jadi bicara pada melati. "ga jadi" Bian sebenarnya hendak mengajak ia sholat berjamaah namun karna egonya ia mengurungkan diri.

***

Masih mati lampu dan hujan masih belum juga reda melati hendak ke dapur mengambil air minum *prangg" "awww" "astaghfirullah,Mel" Bian menarik tangan melati ia menyiram air mengalir ke kaki melati "maaf Mel aku ga tau kalo kamu ada di belakangku "ga papa mas lagian aku juga liat kalo ada mas didapur" Bian menyibak baju daster melati sampai atas tanpa sadar Bian menyentuh paha milik melati, Bian mendongak keatas dilihatnya bibir melati dengan mata yang tertutup Bian justru berdiri ia ternyata tertarik dengan bibir tipis milik melati, deru nafas Bian membuat wajah melati menjadi panas nafas yang memburu seakan membuat suasana semakin Sahdu Bian memiringkan kepalanya Bian menempelkan bibirnya pada bibir melati namun baru saja menempel lampu sudah menyala keduanya gugup Bian langsung menarik kepalanya dari wajah melati. "ganti baju kamu basah pasti akan lengket karna terkena kopi barusan" melati hanya mengangguk.

***

melti merasakan dadanya nya berdegup kencang tanpa ia sadari bibirnya telah disentuh oleh Bian ia memegang bibirnya "ya Allah sadar Mel, ini hanya tak sengaja ini hanya mimpi Mel jangan berlebihan" melati terus saja berlawanan hatinya "bersyukur Mel, mudah-mudahan ini ga mimpi"

sedangkan Bian ditempt tidurnya masih merasakan kekacauan pada hatinya bibirnya telah menyentuh bibir Mel membuat dia seolah bergairah, Bian memang playboy saat SMA namun cintanya tetap untuk Saskia meski mereka berhubungan namun tak pernah sekalipun Saskia tersentuh olehnya sampai akhirnya Saskia memilih lelaki lain untuk menjadi suaminya, Bian dulu terbiasa mencium wajah pra kekasihnya namun kali ini ia rasakan berbeda entah perasaan apa Bian tak mengerti.

***"

bersambung

kirim koment ya