***
Bian mengajak melati jalan, Ada perasaan cemburu saat tau bahwa Frans memperlihatkan bahwa ia menyukai melati, "Kita belanja untuk keperluan rumah dulu ya" melati terkejut karna bian tak pernah sekalipun mengajak dirinya keluar apalagi sampai harus berbelanja. "oh, hmm" melati hanya mengangguk. Bian membukakan pintu mobil untuk melati. Ada perasaan aneh campur bahagia.
***
Sesampainya di supermarket melati memilih barang yang hendak dibelinya, "hari ini, kamu mau masak apa?" tanya Bian. "apa.. yah" melati masih belum punya ide untuk ia masak hari ini. "aku boleh request, ga... " namun perkataan Bian terpotong karna harus mengangkat telp. "bentar..." melati hanya menangguk, ia terus berjalan sambil menunggu Bian yang sedang mendapat telp, melati tak ingin mencampuri urusan suaminya, saat hendak berjalan melati di halangi langkahnya oleh pria yang tak dikenal, "hai, sendirian aja nih, boleh aku temenin ga?" tanya pria itu melati menggeleng dan tersenyum "maaf, saya sudah ada yang menemani" pria itu tak percaya "loh mana temennya, ini sendiri, oh atau sama temen cewe yang lain ya" melati mulai kesal "saya, temannya teman seumur hidupnya, kamu mau apa hah menggoda istri saya" tiba-tiba Bian datang dan ingin meninju pria tersebut. namun melati menahannya. "sudah ,mas". pria tersebut ketakutan dan langsung lari menjauhi melati dan bian. "lain kali kalo ada yang menggoda jangan diem aja" melati mengernyitkan dahinya "atau, kamu malah seneng digodain" ucap Bian lagi "ih sapa juga yang mau digodain" melati berjalan masih memilih barang yang hendak dibelinya. "mas, mau aku masakin apa?" tanya melati "ga, usah" jawab Bian ketus lagi. membuat melati sedikit kesal 'ih, kapan sih kamu ga jutek mas' batin Mel.
***
Setelah selesai Bian membayar semua barang belanjanya, dan membawa barang belanjanya ke dalam mobil, di dalam mobil Bian tak ada suara sedikitpun berbeda saat pulang dari toko dan mengajak jalan-jalan, justru pulangnya Bian kembali jadi Bian yang ketus dan sok cool. 'kenapa lagi sih kamu mas,' melati hanya bertnya pada dirinya.
***
Sampai dirumah Bian tak mengatakan apapun, ia hanya menurunkan barang belanjaan dan mengunci pintu pagarnya sedang kan melati membuka pintu rumah, melati langsung masuk kedalam kamar hendak berganti pakaian dan setelah itu baru ia kedapur. Melati menyusun barang belanjaannya dan menatanya, 'karna mas Bian susah ditanya masak apa, mending aku masak sesuka hati aja' batin melati. Bian menuju dapur ia hendak menyampaikan bahwa hari ini mamahnya akan menginap dirumah ini, melati sedang memotong wortel tiba-tiba tak tau apa yang dipikirkan melati sampai jari telunjuknya terkena goresan pisau, "auw" melati meringis kesakitan Bian yang mendengar suara melati terkejut saat melihat telunjuk melati berdarah, "kamu kenapa Mel?" tanya bian cemas. "teriris mas" Bian terlihat panik "bentar..bentar" Bian mengambil kotak obat. Jari melati dibasuh dengan air mengalir sehingga sudah tak ada lagi darah yang mengalir, baru Bian memberi alkohol dan obat luka diplester nya jri melati. "makanya hati-hati, klo lagi pegang pisau" melati tersenyum "makasih ya mas" Bian tersenyum. "oh.. iya Mel tadi mamah telpon katanya mamah mau menginap disini" melati terkejut karna selama ini ia dan Bian tidur terpisah "menginap, ya ga papa lah ini kan rumah anaknya," Bian justru gemas dengan melati yang belum paham, "astaga, iya terus klo mamah menginap kita bakal ketahuan kalau kita tidur terpi..." melati tak melanjutkan perkataannya ada suara bel Bian langsung membuka pintu "mas, aku beresin barangku dulu ya" Bian mengangguk. beruntung mamahnya tak melihat melati membawa koper kedalam kamar Bian.
" mah ko mamah ga bilang aku kalo mamah mau datang" mertua melati tersenyum "loh mamah tadi udah bilang sama bian, kalau mamah mau menginap disini selama papah dan Danu keuat kota, bolehkan" melati langsung mengangguk " ya boleh lah mah, masa ga boleh, ya kan mas" Bian hanya mengangguk "iya, sayang" melati tak percaya Bian mengatakan sesuatu barusan. ia mempersilahkan mertuanya untuk duduk "mamah duduk dulu, aku ambilkan minum dulu sebentar". yang diangguki oleh mamah mertuanya "makasih ya Mel".
***
melati membawa dua gelas teh manis dan kue dipiring. "silakan diminum dulu mah" mertua nya trsenyum "makasih mel," mamahnya Bian mencicipi kue buatan melati. "Mel ini kamu yang buat pasti" melati mengangguk "hmm, iya mah, ga enak ya" mamahnya Bian justru senang "enak banget rasanya, ga salah mamah pilih menantu udah cantik, baik, pinter masak juga pinter bikin kue, tapi..." melati bingung dengan ucapan mamahnya " tapi apa mah?" tanya bian dan melati. "tapi sayang belum bisa kasih mamah cucu" melati sedikit bernafas karna semua itu ada di Bian masalahnya.
***
bersambung