Chereads / Bryan & Bianca / Chapter 13 - Rahasia Bianca dan Bara

Chapter 13 - Rahasia Bianca dan Bara

Saat ini Bianca pulang bersama Keisya. Dia sangat binggung dengan Bryan. Saat di sekolah tadi setelah mereka keluar dari UKS , Bryan hanya diam dan cuek. Bahkan dia menyuruh Keisya yang mengantarkan Bianca pulang. Sebenar nya ada apa? Seharus nya Diri nya lah yang marah , dari tadi bahkan Bryan tidak membela nya , bahkan peduli. Apa jangan-jangan Bryan hanya berpura-pura suka? Ahh pusing , Bianca memukul-mukul tangan nya.

"Ehh ehh lo kenapa bi? Kerasukan? Plis jangan buat gue takut , " ujar Keisya takut , karena tingkah Bianca yang aneh.

Bianca diam dan menoleh , dia bodohh! Sekarang kan dia lagi sama keiysa " Hahaha ngak kenapa-kenapa kok , tangan gue kesemutan , " jawab nya.

"Awas ya lo ! Atau lo lagi mikirin Bryan? " Tanya Keisya.

Deg.

Kenapa keisya bisa membaca pikiran nya? Apa dia cenayang?

"Nampak kok dari wajah lo , gue bukan cenayang , " tambah keisya. Membuat Bianca menoleh malu.

"Apaan sih lo. Ngak kok , ngapain mikirin orang yang ngak mikirin kita , " ujar Bianca.

"Eh bi , gua mau tanya deh. Sebenar nya hubungan lo dengan Bryan apaan sih? " tanya keisya.

Bianca terdiam. Apakah saat nya dia bercerita? Oh baik lah dia akan menjelaskan semua nya pada keisya.

"Dia bilang ke gue kalau dia suka sama gue, " ujar Bianca.

"Whattt? Trus?"

"Dia juga ngajak gue pacaran. Tapi.. , " Bianca menggantung ucapan nya.

"Tapi kenapa bi? Jangan bilang kalo lo gak terima dia dan malah gantungin dia?" jawab Keisya.

"Iya, " ucap Bianca lirih. "Gue cuma mau lihat seberapa besar dia cinta sama gue. Gue takut kaya yang udah-udah key, " tambah nya.

Keisya paham. Bianca memang berpengalaman dalam hal seperti ini dan sering juga dia di sakiti.

"Tapi gue cuma mau ngingati lo , jangan gantungin dia lama-lama. Setiap orang ada batasan, " nasehat Keisya.

"Iya , makasih kei , " ucap nya tersenyum. Tidak lama mereka tiba di rumah Bianca dan sudah di sambut oleh Bara.

"Gue cabut dulu ya bi , inget kata-kata gue tadi ya ," ujar Keisya dan kemudian pergi.

***

"Hello Bro. Galau mulukk. Maka nya ngak usah Bucin kan jadi ribet. Mending kaya gue lah , jomblo terhormat ," ujar Guntur pada Bryan.

"Ngak waras lo tur. Siapa yang galau coba," bukan Bryan yang menjawab namun Bayu. Dari mereka bertiga hanya Bayu lah yang tau tentang keadaan Bryan saat ini.

"Mending kita keluar aja yuk , ke cafe Lo ian. Ngisi perut , " celetuk Alvaro.

"Yaa lo mah , makan melulu , gratis mulu. Rumah besar , mobil 2 , motor 4 , hotel pribadi ada , tapi hidup lo kaya orang melarat aja , " ujar Guntur.

"Iri bilang bos. Lagian itu semua bukan punya gue , tapi punya Bokap gue , " ujar nya membela diri.

"Terserah lo ro terserah , ngak peduli gue , " jawab Guntur yang sudah capek berdebat dengan Alvaro.

"Yuk keluar. Kita makan , kali ini buat lo semua gratis , " ajak Bryan.

"Hayuu Meluncurr , " ujar Guntur dan Alvaro bersamaan. Bryan dan Bayu hanya geleng kepala melihat tingkah mereka. Tadi saja kelai tapi setelah itu baikan lagi. Itulah sifat Guntur dan Alvaro.

***

Bianca hanya terdiam di dalam mobil. Sejak tadi kakak nya tidak henti-henti nya menanyakan hal-hal aneh berulang kali. Telinga nya sudah capek mendengar omelan Bara.

Flashback on

Bianca masuk kerumah tampa memberi salam. Dia sangat kelelahan , dia tau kakak nya akan menanyakan hal itu dan dia sedang tidak ingin di ganggu.

"Bagus ya , masuk ngak ngasih salam , " ujar Bara.

"Kak plis , Bianca lagi capek banget. Nanti aja ya penjelasan nya , " ujar nya , Bara menatap Bianca dengan tajam.

"Ngak ada nanti nanti! Sekarang jelasin ke kakak , " protes Bara.

"Kakk, "

"Sekarang tapi jelasin nya di rumah atau Nanti tapi jelasin nya di cafe ? " tanya Bara.

Apaan kakak nya ini , dasar stres. Bianca terdiam dan berpikir. Badan nya sungguh capek dan mood nya tidak ada , dia tidak sanggup menceritakan ini.

"Yaudah , nanti aja di cafe , terserah kakak , " putus nya. "Sekarang Bianca mau istirahat , oke , " tambah nya , kemudian dia pergi ke kamar nya.

"Bianca! Kamu dengar kakak kan?" tanya Bara.

"Iya kak iya , Bianca denger , " ujar nya , kemudian turun ke cafe itu. Namun kaki nya terhenti ketika dia membaca cafe tersebut "BIAN CAFE " , astaga kenapa kakak nya malah membawa nya ke sini.

"Kenapa berhenti , ayo masuk , " tanya Bara.

"Kenapa di sini kak? Ke cafe biasa kita aja yuk , " jawab Bianca.

"Kenapa emang nya? Di sini juga langganan kakak kok , ayok masuk , " jawab Bara dan berlalu masuk. Sudah lah Bianca harus mengalah kali ini , lagian pun dia bersama kakak nya.

Bara memilih meja di dalam , karena bagian dalam sejuk dan nyaman untuk berbicara.

"Sekarang cerita sama kakak , sebenar nya ada apa kamu dan Bryanm " tanya Bara to the poin.

"Bryan sama Bianca deket kak, Bianca juga udah mulai nyaman sama dia , " ujar Bianca.

"Kenapa ngak cerita ke kakak sih? " tanya Bara.

"Lagian Bianca sama dia juga belum pacaran kok kak , maka nya Bianca ngak cerita dulu , " ujar nya dan meminum ice nya.

"Yaudah , adik kakak yang cantik harus bisa milih pasangan ya , " ujar Bara dan mengelus rambut Bianca.

"Siap kapten , " jawab Bianca dan memegang tangan Bara yang mengusap rambut nya.

"Kalau ada cowok yang berani buat kamu sedih , cepet bilang kakak , biar kakak habisin dia , " ujar Bara lagi.

"Iya bawel banget sihh ah , " jawab Bianca dan mencubit pipi kakak nya itu.

"Bianca? " ujar seseorang dan membuat Bianca dan Bara menoleh bersamaan.

Deg

"Bryann , " ucap Bianca takut-takut , sekarang status nya dan Bara akan terbongkar sebagai kakak-adik.

"Lo ngapain di sini bareng dia lagi ? " tanya Bryan sambil menunjuk muka Bara. Hal itu membuat Bara kaget dan ingin menghajar Bryan , berani nya dia menunjuk depan muka nya.

"Gue lagi minum bareng dia , dia itu ..... , "

"Pacar lo? " potong Bryan langsung.

"Jadi ini alasan lo ngak mau nerima gue ? " tambah nya.

"Apaan sih lo , biasa aja dong sama cewek , " jawab Bara. Dia tidak terima adik nya di kasarin.

"Diem lo bro jangan ikut campur urusan mereka berdua , " saut Guntur.

"Bryan, denger dulu gue bisa jelasin , " ujar Bianca dengan mata berkaca-kaca. Kesalahan kedua nya karena telah menutupi hubungan nya dengan Bara.

"Udah lah ngak usah di jelasin , gue ngak butuh penjelasan lo , " ujar Bryan.

"Lo kenapa sih ? Dari tadi juga diem , ngebela gue Dari citra aja ngak. Trus ngak nganterin gue pulang. Lo itu ngak suka benar-benar kan sama gue , " tanya Bianca sarkas.

"Kenapa bawa-bawa Citra , ngak ada hubungan nya sama dia , " ujar Bryan.

"Oh , bagus lo ngebela dia , gue semakin yakin kalau lo suka sama dia , " ujar Bianca dengan mata berkaca-kaca.

"Udah lah gue capek , Ternyata perjuangan gue emang ngak lo anggap sama sekali ya! Gue kira selama ini lo Cinta sama gue nyata nya gakk sama sekali." Bryan menatap Bianca dengan senyum sendu nya.

"Maksud lo apa ian? Lo balikin fakta seolah lo yang korban. Nyatanya gue yang lebih sakit. Penantian gue ternyata sia-sia. Gue kira lo mampu ternyata emang kita ngak di takdirkan ian." Mata Bianca berkaca-kaca.

"Terserah lo. Gue capek. Gue nyerah. Emang benar kata lo kita ngak di takdirkan." Ucap Bryan kemudian pergi begitu saja.

Kepergian Bryan di ikuti Bayu , Alvaro , dan Guntur. Tersisa Bianca dan Bara , Bianca menangis dan memeluk kakak nya.

"Kak hiks hiks , ini yang Bianca takuti hiks , " ujar Bianca.

"Sutt , udah ngak usah nanggis , nanti kakak yang akan jelasin ke dia , " ujar Bara.

"Hiks hiks ngak usah kak , biarin aja dia , Bianca ngak like sama dia , " ujar Bianca.

"Huuu bilang nya ngak like , tapi di jauhi nangis , " ledek Bara.

"Ih kakak , ngeselin deh ah , yaudah mending kita pulang aja, Bianca capek mau istirahat , " ujar Bianca dan di angguki oleh Bara. Mereka keluar dan pulang dari cafe itu.