Chereads / Bryan & Bianca / Chapter 18 - Terima

Chapter 18 - Terima

Bryan turun dari kamar dan segera ke meja makan. Di sana sudah ada Alana,Mami,Citra dan juga Bianca. Ayah nya pasti belum datang , jika hari seperti ini Ayah nya akan pulang sore atau bisa saja malam.

"Udah kumpul aja ni , " ujar Bryan dan duduk di samping Bianca.

"Kamu yang kelamaan di kamar. Kalau aja Bianca ngak nahan udah makan duluan kita tadi , " jawab Mona.

"Hehehe maaf mi , " ujar nya tanpa dosa.

"Yaudah ayuk kita makan , Alana udah laper ni , " celetuk Alana.

Mereka makan dengan tenang , hanya ada suara sendok yang beradu dengan garpu saja. "Bianca sama Bryan pacaran?" tanya Mona tiba-tiba , membuat nasi yang ada di mulut Bianca nyangkut.

"Uhukkk uhukk , " Bianca tersedak.

"Eh lo ngak papa Bi? " tanya Bryan dan memberikan air putih ke Bianca.

"Yampun nak , kamu ngak papa? Pertanyaan tante salah ya , maaf ya , " ujar Mona menyesal.

"Lagian mami sih kasih pertanyaan gitu kan kaget dia , " ujar Bryan.

"Ngak papa kok tan , Bianca ngak fokus jadi kesedak deh ," alibi nya. Padahal dia sangat kaget dengan pertanyaan Mami Bryan.

"Jadi gimana , kalian pacaran? " tanya Mona memastikan.

Bryan dan Bianca saling tatap , binggung ingin menjawab apa.

"Mi rasa sambel nya kepedasan bangett , Huaaaa Alana ngak kuatt , " teriak Alana kepedasan. Syukur lah Alana menyelamatkan mereka berdua.

"Aduh sayang , kan udah mami bilang kalau ngak mampu ngak usah di makan sambel nya , " ujar Mona dan memberikan air kepada Alana. Akhir nya mereka melupakan topik tentang pacaran tadi.

***

Setelah selesai makan dan beres-beres , Bianca mengajari Alana di taman samping rumah. Citra sudah di jemput oleh supir pribadi nya karena Ayah dan Bunda nya telah datang. Sebenar nya dia ingin Bryan mengantar nya namun tiba-tiba saja sopir nya datang. Dengan kesal akhir nya dia pun pulang.

"Kak ini kok hasil nya bisa gini sih? " tanya Alana.

"Ini di kalikan 2 , jadi rumus nya harus kamu bagi juga " , jelas Bianca. Mereka sedang belajar MM , awal nya Bianca ragu , namun karena malu jika menolak , akhir nya dia mau mengajari Alana. Toh soal anak SMP masih mudah.

"Oh gitu ya , "

"Alana kalau udah besar cita-cita nya mau jadi apa? " tanya Bianca.

"Alana pengen jadi Dokter kak , " jawab nya.

"Ohiya? Hebat dong , jadi dokter yang hebat ya nanti , " ujar Bianca dan mengelus puncak rambut Alana.

"Pasti dong kak. Kalau kakak , cita-cita nya apa? " tanya Alana balik.

"Jadi istri Bryan dong , " bukan Bianca yang menjawab , namun tiba-tiba saja Bryan datang dan dengan santai menjawab nya.

"Huuuuuu , mana mau kak Bianca sama kakak , " ledek Alana.

"Apaan sih lo , datang-datang buat rusuh , " omel Bianca.

"Hehehe maaf maaf , udah sore ni. Lo ngak pulang? Atau mau tinggal bareng gue? " goda nya lagi membuat Bianca semakin malu.

"Eh yampun gue lupa. Yaudah yuk anterin gue pulang. Alana belajar nya udah ya , nanti kalau kakak ngak sibuk , kakak ajarin lagi oke, " ujar Bianca.

"Okedeh kak,"

Bianca dan Bryan pergi dari taman rumah dan segera menghampiri Mona yang sedang menonton.

"Tante , Bianca pamit pulang ya. Makasih atas makanan nya , " pamit nya pada Mona.

"Oh iya sayang. Sering-sering main kesini ya. , " jawab Mona.

Bianca hanya tersenyum mendengar nya. Ternyata orang tua Bryan sangat lah baik. Dia sudah mengetahui cerita tentang Mami Bryan yang berhenti jadi model dari Alana.

"Hati-hati di jalan ya , " ujar Mona.

***

Di dalam mobil , suasana sepi. Tidak ada yang memulai obrolan. Namun kesempatan ini di manfaatkan Bianca.

"Hmm Bryan , " panggil nya.

"Kenapa Bi? " tanya Bryan.

"Apa pertanyaan lo waktu itu tentang perasaan gue masih berlaku? " tanya Bianca pelan hampir tidak terdengar suara nya.

"Masih dong. Sampe kapan pun itu tetep berlaku , " jawab Bryan bersemangat.

"Jadi gue mau putusin , kalo gue mau buka hati buat lo , " ucap nya sambil menunduk menyembunyikan raut wajah nya yang malu.

"Apa? Jadi maksud nya , Lo mau jadi pacar gue kan? " tanya Bryan antusias dan menghentikan mobil nya di tepi. Dia sangat bahagia.

"Iya , " ujar Bianca.

"Akhir nyaaaaaa , jadi kita pacaran kan? " tanya nya lagi.

"Iya Bryan iya , " ucap Bianca.

"Yess , Gue sayang sama lo bi , " ujar nya dan memeluk Bianca. Membuat Bianca kaget , dan ingin berteriak.

"Hmm , makasih udah mau nungguin gue. Jangan pernah pergi ya Ian , " balas Bianca dan menguatkan pelukan nya.

"Iya , gue janji, " ujar Bryan.

"Yaudah sekarang lanjutin lagi , udah gerah ni mau mandi , " ujar Bianca dan melepas kan pelukan Bryan.

"Siap Tuan Putri , " ujar Bryan.

Pada hari ini perjuangan yang Bryan lakukan akhir nya berbuah hasil. Mereka sudah menjadi sepasang kekasih , dan Bryan berjanji akan terus menjaga Bianca.

***

Sepulang mengantarkan Bianca tadi , Bryan kemudian menuju apartemen Bayu. Di sana mereka tengah bermain game online yang sangat di benci oleh Bryan.

"Woiii! Kapan lo datang? Kok kita ngak dengar suara lo , " ujar Alvaro.

"Gimana mau denger suara gue , sekalipun ada kebakaran lo semua mungkin mati ke panggang di sini , " ujar Bryan.

"Hehehe maap ian , " ujar mereka bertiga bersamaan sambil melepas earphone dari telinga nya.

"Gue laper ni , " ucap Guntur memberi kode.

"Kalo lo lapar ya makan , kenapa bilang ke kita ," jawab Alvaro.

"Yaelah , ngak peka banget sih lo , " ujar nya lagi dan melempar Bryan dengan bantal.

"Gue tau kok , cume gue diem aja. Yaudah yuk cabut sekalian lo semua gue traktir makan di cafe gue , " ujar Bryan. Membuat ketiga teman nya itu semangat , terutama Alvaro dan Guntur.

"Wah wah wah , lo emang paling ngertiin kita ian , " ujar Guntur sambil melirik Bayu.

"Kenapa lo liat gue? Lo mau bilang kalo gue pelit sama lo? " ancam Bayu. Dari tadi mereka di apartemen Bayu tidak di beri makanan , hanya minum , itu pun air putih. Bukan pelit namun Bayu belum belanja bulanan , jadi nya semua makanan habis.

"Ngak kok ngak , ampun bang jago , " ujar Guntur ketakutan.

"Kalau kalian masih berantem , gue pergi duluan aja ya , " ujar Bryan.

"Ehh , ayok pergi , " ujar Alvaro. Kemudian mereka menyusul Bryan. Mereka akan makan sepuas nya di cafe Bryan. Mereka belum tau jika Bos mereka ini sedang jatuh Cinta.

"Muka lo keliatan nya bahagia banget ian? Ada apaan ni? , " tanya Alvaro di dalam mobil.

"Tau tu , ngak kaya biasa nya. Ini juga mobil lo kok ada bau parfum cewek? Jangan-jangan lo ... , " ujar Guntur terhenti karena sebelum dia melanjutkan ucapan nya Bryan telah lebih dulu melempar nya dengan Botol.

"Otak lo ya tur , ngak pernah berpikir jernih , selalu aja kotor , " ujar Bryan , " emang kenapa gue ngak boleh bahagia gitu? , " sambung nya.

"Bukan ngak bolehh si , cuma ya tumben aja , " ujar Alvaro.

"Gue sama Bianca udah pacaran. Tadi dia nerima gue , " ujar Bryan membuat ketiga teman nya kaget.

"Apa? Lo udah jadian ? Serius? Bianca mau sama lo ? " tanya Guntur beruntun.

"Mau lah bego , Bryan kan ganteng , ngak kaya lo , " celetuk Bayu yang dari tadi diam.

"Yeee , gue tau kok gue ngak ganteng tapi setidak nya gue  SETIA , " Ujar Guntur.

"Setia palak lo botak , " ujar Alvaro.

"Kalau gitu kita boleh makan sepuas nya dong , anggap aja Pajak Jadian , " ujar Guntur menggoda Bryan.

"Iya makan aja sepuas nya , sampe perut lo udah ngak mampu lagi , " jawab nya.

Mereka berempat kemudian menghabis kan waktu di cafe Bryan hingga malam. Hari ini adalah hari paling istimewa bagi Bryan. Dia sudah tidak sabar untuk menemui Bianca besok di sekolah. Dasar Bucin.