Chereads / Bryan & Bianca / Chapter 12 - Gara - Gara Citra

Chapter 12 - Gara - Gara Citra

BRAKKKK

Citra megebrak meja kantin. Membuat semua menoleh ke arah nya.

"Lo kenapa sih Cit. Lo kalau ada masalah cerita aja sama kita. Ngak usah pake pukul-pukul meja ! " bentak Bryan. Mereka sangat kaget mendengar suara Meja itu.

Mata Citra berkaca-kaca , tidak pernah dia di bentak oleh Bryan seperti ini "Lo masih nanya gue kanapa?" jawab nya. Kemudian dia mengambil air yang ada di meja. Dan menuangkan nya di atas kepala Bianca. Sontak semua orang menoleh dan menatap tidak percaya Citra.

PLAKK.

Sebuah tamparan mengenai pipi Citra.

Semua terkejut , Citra menoleh , tamparan itu cukup kuat.

" lo jadi adik kelas udah belagu. Mau jadi apa sekolah kalau semua anak murid nya modelan kaya lo!" ucap Lisa.

Yaaa orang itu adalah Lisa. Sebenar nya dari tadi Lisa dan Bara sudah melihat tingkah aneh Citra. Bara lah yang menyuruh Lisa untuk memberi pelajaran kepada Citra.

"Apa apaan sih , jangan ikut campur. Ini bukan urusan lo.! Jawab Citra.

"Oh ngakk bisa. Semua yang ada di sekolah ini urusan gue. Kalau lo mau tau Gue Lisa Hassan. Anak dari Abi Purnama Hassan. Pemilik sekolah." jawab nya , membuat Citra langsung diam mematung. "Apa jadi nya kalau kepala sekolah kita tercinta atau bapak kesayangan lo tau kelakuan anak nya tukang bully." Tambah nya.

"Kak lisa , udah jangan di terusin. Bianca ngak papa kok." Ujar Bianca , ia juga tidak tega melihat Citra di tudung seperti ini. Dia tau bahwa lisa seperti ini pasti di suruh Bara , kakak nya.

"Kamu ngak papa kan? Kalau ada apa-apa bilang sama kakak." ujar lisa dan kemudian menatap Citra " Biar kakak habisin orang itu." ucap nya dengan tatapan tajam.

Bianca geleng kepala " iya Bianca ngak apa-apa. Makasih kak." ujar nya dan tersenyum.

"BIANCAAAA! ASTAGA LO KENAPA?" teriak Shela sambil membawa makanan di tangan nya.

"Biiii! Siapa yang berani buat lo gini?" tambah Keiysa.

"Gue ngak papa kok. Temenin gue ke uks yuk. Gue mau ganti baju , nanti gue cerita di sana." pinta nya. Shela dan keiysa mengangguk dan mengantar kan Bianca ke uks.

"Awas aja lo berani lagi , gue pastiin lo besok keluar dari sini!" ancam lisa kemudian pergi begitu saja.

"Udah bubar semua nya , ngak ada yang penting!" usir Lisa , membuat semua anak-anak pergi dari situ.

Suasana kantin mendadak sepi , tersisa Bryan,Alvaro,Bayu , Guntur dan Citra.

"Cit gue ngak nyangka lo bisa kaya gitu. " ujar Bryan. Dia kecewa karena Bianca sudah membuat orang yang dia sayangi sedih.

"Bryan! Gue gini karena gue..." citra mengantungkan ucapan nya "suka sama lo." lanjut nya dan menangis.

Bryan kaget. Mengapa citra bisa menyukai nya? Padahal dia udah menganggap Citra saudara nya.

"Hiks hiks apa gue salah? Hiks gue juga ngak mau rasa ini ada ian." tangis citra semakin kuat. Tiba-tiba saja Guntur memeluk nya.

"Lo ngak salah cit , kita ngak tau perasaan bisa muncul kapan aja, untuk siapa aja." ujar Guntur menenangkan Citra.

"Cit sebelum terlambat gue cuma mau jujur. Gue udah anggap lo kaya saudara gue. Jadi tolong berhenti buat suka sama gue. Gue cinta sama Bianca." Jelas Bryan.

"Hiks hiks hiks gue emang salah. Maafin gue ya." ujar citra.

"Ngak usah minta maaf ke gue cit. Tapi ke Bianca." Jawab Bryan.

Citra hanya menggelengkan kepala nya "Iya gue akan minta maaf sama dia. Dan gue akan coba hilangin perasaan ini." ujar citra dan melepas pelukan nya pada Guntur.

Mereka pergi dari situ dan menuju uks untuk menemui Bianca.

***

"Gilaa! Lo keren banget Lis." ujar Raden.

"Apaan sih biasa aja kali. Gue ngak suka liat Bianca di perlakukan kaya gitu." jawab Lisa.

"Aku masih ngak nyangka , Citra berani berbuat itu. Aku, Ayah , dan Bunda aja ngak pernah lakuin itu sama Bianca." ujar Bara lirih. Jika saja tadi tidak ada Lisa maka dia lah yang akan turun tangan. Namun apa jadi nya jika dia kasar pada seorang cewek. Untung lah Lisa datang tepat waktu.

"Kami tenang aja. Aku yakin tu cabe ngak akan berani gangguin Bianca lagi." ujar Lisa dan mengusap punggung Bara.

"Tenang aja Bar , kita udah anggep Bianca adik sendiri jadi kita juga pasti akan jagain Bianca." ujar Iqbal.

Sungguh beruntung Bianca di kelilingi oleh orang-orang yang sayang dengan dia.

***

Bianca tengah duduk di atas kasur uks. Dia sudah menganti baju nya yang basah denga baju yang ada di loker nya.

"Sumpah ya gue ngak nyangka Citra berani kaya gitu. Kalo ada gue , udah gue cakar tu muka cabe pasar." ujar Keisya.

"Iya tu! Gue giling sekalian." tambah Shela.

"Udah lah ngak usah di bahas. Bryan mana ya kok ngak ada." tanya nya. Dia sebenar nya kecewa karena bryan tidak membela nya. Namun dia juga memaklumi karena Citra yang dekat dengan Bryan.

"Ciee ciee doi yang di cari. Orang Bucin mah beda." ujar Keisya.

Tiba-tiba pintu uks terbuka dan datang lah Bryan,Alvaro,Bayu,Guntur dan Citra? Kenapa Citra masih berani datang.

"Bianca lo ngak papa kan?" tanya Bryan khawatir. Telat lo telat ian. Tadi kemana aja.

"Gue ngak papa kok." jawab Bianca. Dia masih takut karena perlakuan citra tadi.

"Bianca, gue minta maaf atas perlakuan gue tadi. Gue kebawa emosi. Tapi lo tenang aja gue ngak akan ngilangin itu." ucap citra tulus.

Bianca hanya menggelengkan kepala "iya ngak papa santai aja." jawab nya.

"Lo bodoh banget Bi ,ngak semudah itu gue bisa maafin lo. Tunggu aja tanggal main nya. Kalau gue ngak bisa dapetin Bryan lo juga ngak akan bisa." ujar citra dalam hati

Citra tersenyum namun tidak ada yang tau bahwa senyum nya hanyalah Palsu.

"Udah baikan kan sekarang. Jadi kapan jadian ni?" goda Alvaro yang di angguki oleh semua orang yang ada di uks termasuk citra.

"Apaan sih. Gue mau ke kelas. Ya udah yuk kita masuk." ujar Bianca mengalihkan pembicaraan.

"Yaudah yuk Bi. Sebagai bentuk permintaan maaf , gue yang akan ngiring lo ke kelas." ujar Citra bersemangat. Dia juga tidak mau mereka pacaran jadi dia senang mendengar Bianca yang mengalihkan pembicaraan itu.

Mereka keluar dari uks ,tepat di belakang Guntur dan Alvaro terus menggoda Bryan.

"Yah di gantungin. Kasian amat sih bos." ledek guntur.

"Ni ya bro gue ingetin. Cepat-cepat lo minta kepastian. Nanti keburu di ambil orang." ujar Alvaro.

"Ian lo yakin Bianca suka sama lo? Coba deh lo ikutin dia. Jangan-jangan dia ada cowok lain maka nya dia belum bisa nerima lo." Jelas Bayu.

"Ah ngak lah. Bianca suka kok sama gue. Dia belum siap aja. " ujar Bryan berpikir positif.

"Yaudah deh terserah lo. Yok cepetan jalan ntar keburu bel." ujar Guntur.

Namun di sepanjang jalan menuju kelas ucapan Bayu kembali membuat diri nya tidak fokus. "Ian lo yakin Bianca suka sama lo? Coba deh lo ikutin dia. Jangan-jangan dia ada cowok lain maka nya dia belum bisa nerima lo." apa dia harus ikut saran Bayu. Tapi kalau yang di bilang Bayu benar gimana? "Cowok lain?"

Sungguh Bryan tidak tenang.