Saat ini cuaca memang mendukung untuk keluar rumah , walaupun sudah hampir sore , namun cahaya matahari tetap bersinar terang. Hal ini di manfaatkan Bryan untuk berjalan-jalan terlebih dahulu. Setelah pulang dari rumah Bianca dia tidak langsung kerumah , dia langsung pergi ke apartemen Bayu. Bayu merupakan satu-satu nya yang sudah tinggal sendiri di antara mereka berempat. Bayu memang mandiri , itulah sebab nya mereka suka barmain-main bahkan nginap di apartemen Bayu. Langsung saja Bryan masuk karena dia sudah mengetahui sandi nya. Sudah terdapat tiga orang manusia kadal yang tengah berbaring sambil bermain game. Siapa lagi kalau bukan Bayu,Alvaro dan Guntur.
Guntur yang mendengar suara orang datang langsung menoleh " Ehh ada akang gendang , kalau saya bilang masuk masuk ya bang. " ujar guntur menirukan suara musik tik tok.
"Akang gendang palak lo peang. Najis banget , dasar anak tik tok." balas Bryan.
"Ngapain lo? Tumben banget dateng. Biasa juga ogah ke sini. Ada masalah apa lagi? " Bayu menatap Bryan , dia sudah paham jika Bryan jarang sekali ikut kumpul , hanya waktu-waktu tertentu saja. Ketika tiba-tiba dia datang pasti akan berbicara tentang masalah nya dengan Papi dan Mami nya.
Bryan duduk dan menatap ketiga teman nya dengan intens seakan ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting " Hmm gue ngakpapa , lagi males aja pulang kerumah. Gue ngak tega liat Alana nangis trus." ujar nya.
"Bryan , Bryan lo bego banget sih! Kalau lo kasian ya lo pulang dong. Temenin dia. Dasar ya emang cowok ngak peka'an , SUNGGUH TERLALU! " ujar Guntur mendramatis.
"Gelik gue liat lo tur" Alvaro bergidik ngerik , menatap Guntur.
"Elahhh , Iri bilang bos." ucap Guntur kemudian melempari Alvaro dengan kacang yang ada di tangan nya.
"Lo berdua tadi habis makan apa sih? Kawan lagi susah bukan nya ngasih saran malah nambah masalah." ucap bayu yang geram karena tingkah Alvaro dan Guntur. Hanya Bayu yang sedikit dewasa di antara mereka.
"Lo semua pernah suka cewek ngak?" pertanyaan Bryan sukses membuat ketiga nya terkejut. Bahkan kacang di mulut Alvaro keluar entah kemana.
"APA LO BILANG? SUKA SAMA CEWEK?" Guntur berteriak dan melanjutkan ucapan nya "YAA pernah lah bego , kita normal, pertanyaan macam apa itu ? " Guntur menatap Bryan .
"Ck , bukan gitu. Gue tau lo semua normal. Liat foto Citra di pantai aja langsung ke wc." Ujar Bryan.
"Teruss?" tanya Alvaro mulai kepo.
"Udah lah ngak usah di bahas. Gue cabut ya, Alana pasti nungguin gue. Ohiya anggap aja gue ngak pernah nanya gitu ke lo pada. PAHAM!" Ucapan Bryan ngegas.
"Sae lo , kita udah kepo , malah lo gantungin. Yaudah pergi sana ngak usah kesini lagi huss huss" ucap Guntur.
"Salam buat Alana ya." Ujar Alvaro.
Bryan mengangguk , tanpa menunggu Bayu berbicara dia langsung keluar dan menutup pintu aparatemen. Ketiga teman nya terdiam dan saling bertatapan.
"Aneh banget sih tu anak, lo pada ngak curiga?" ujar Guntur.
Alvaro dan Bayu hanya menaikan bahu tanda tidak tau.
***
Saat ini suasana perpusatakan umum kota Jakarta ramai , seperti biasa nya. Tempat ini adalah tempat favorit Bianca , karena dia sangat suka membaca. Ketika dia sedang membaca mata nya menangkap sosok yang tidak asing. Kemudian dia mendekat dan duduk di samping gadis itu.
"Haii , kamu yang waktu itu kakak tabrak ya di toko Buku Amera." ujar Bianca membuka suara. Gadis di samping ini terkejut dan menutup buku diary nya.
"Eh Hai kak. Ada apa kak?" Jawab nya seperti orang ketakutan.
"Santai aja ngak usah gugup , kakak ngak makan manusia kok" Bianca tersenyum , sungguh lucu gadis kecil ini.
"Hmm iya kak..." Alana terdiam.
"Bianca, panggil aja aku Bianca." ucap Bianca sambil menyodorkan tangan nya.
Alana tersenyum dan membalas menjabat tangan Bianca "Alana , nama aku Alana kak." senyum nya , di angguki Bianca.
"Kamu lagi nulis apaan? Keliatan nya kamu lagi sedih ya? " Bianca menatap muka Alana dan beralih ke buku diary itu.
"Ngak kok kak, aku ngak apaapa."
Bianca hanya mengangguk , dia juga tidak ada hak untuk bertanya lebih dalam. Bianca melirik jam sudah hampir malam. Akhir nya dia memutuskan untuk pulang. Karena sudah dari tadi ia berada di perpustakaan ini. Dia melirik alana yang tengah melamun.
"Hei , kamu kenapa? Dari tadi diam , melamun , diam melamun?" ucap Bianca.
"Enak ya anak-anak yang mami sama papi nya selalu bersama , bermain bersama , makan bersama , semua nya mereka lakukan bersama." ucap nya lirih kemudian menatap Bianca.
"Sedangkan Alana ? Ngak pernah ngerasain itu semua." Mata nya mulai berkaca-kaca , entah lah dia menjadi sedih karena melihat seorang anak yang sedang jalan-jalan dengan orang tua nya.
"Alana , kakak ngak tau apa masalah kamu. Tapi kamu harus ingat , semua yang terjadi di dunia ini sudah di tentukan oleh Allah , jadi kita sebagai manusia hanya perlu menjalani nya dengan sabar , entah itu baik ataupun tidak. Kita harus kuat. Orang tua punya alasan ketika dia meninggalkan kita, alana harus kuat ya! " Jelas Bianca panjang lebar , dia menarik Alana agar Alana bisa memeluk nya.
"Hiks makasih kak , sayang nya Alana bukan gadis kuat , alana cengeng kak hiks tapi Alana akan coba kak , kakak Alana juga selalu bilang gitu ke Alana." ujar Alana kemudian mencoba tersenyum.
"Yaudah sekarang udah hampir malam , mending kita pulang." ujar Bianca dan mulai bangkit dari kursi.
"Iya kak Alana juga pasti udah di tungguin kakak di rumah. Makasih ya kak udah dengerin cerita Alana. Semoga kita bertemu lagi ya. Ntar Alana ajak kakak main kerumah , oke." Ujar Alana bersemangat. Seperti nya ia sangat menyukai Bianca.
Bianca tersenyum " iya iya. Hati-hati di jalan ya." Bianca mengangkat tangan dan melambaikan nya ke Alana. Kemudian mereka berpisah. Bianca langsung menaiki taksi sedangkan Alana langsung menuju seseorang , mungkin ojol.
***
Bryan yang sudah menunggu Alana di balik pohon dari tadi tersenyum ketika melihat alana yang begitu bersemangat.
"Kaya nya ada yang lagi seneng ni. Cerita dong ke kakak." ujar Bryan.
"Tadi Alana ketemu temen baru kak , Cantik udah gitu baik lagi. Kaya ibu peri. Dia juga nasehatin Alana , sama kaya nasehat yang kakak kasih." Alana naik ke motor bryan sambil bercerita. Membuat bryan senyum-senyum dari balik helm nya.
"KALAU GITU NANTI AJAK IBU PERI MAIN KERUMAH , KAKAK MAU KENALAN!" Bryan berteriak.
"Ish kakak ngak usah teriak-teriak juga dong , kuping Alana masih berfungsi kok." alana nampak kesal karena ulah kakak nya ini. " nanti pasti Alana kenalin ke kakak tenang aja mah." ujar nya lagi.
Bryan yang melihat senyum itu kembali sangat bersyukur , sungguh siapapun ibu peri yang di maksud oleh Alana dia ingin mengucapkan makasih banyak-banyak terimakasih.