Chereads / Bryan & Bianca / Chapter 4 - Kerja Kelompok

Chapter 4 - Kerja Kelompok

Pagi ini suasana sedang baik , suasana kota metropolitan ini sedang cerah seperti sinar matahari yang mulai terang. Saat turun sarapan Bianca melihat sudah ada Ayah,Bunda,dan Kakak nya yang tengah sarapan. Selalu saja dia terlambat , memang malas yang sudah ada di diri bianca tidak bisa di hilangkan lagi.

"Morning yah , bun , kak." ucap nya , kemudian duduk di samping bara.

"Morning sayangg" ucap bunda nya.

"Hari biasa aja kamu selalu terlambat turun , coba aja senin , ayam belum berkokok juga kamu udah di meja makan heh aneh." ujar bara sambil menatap Bianca.

"Buah pare buah tomat , i don't care BODO AMAT! " Pantun Bianca membuat ayah dan bunda nya geleng-geleng.

"Kan bun , yah , Bianca ngak sopan sama bara. Adek durhaka emang! "

"Lagian siapa suruh ngeorocos trus , Bianca lagi malas debat , jadi kakak mending diem aja trus makan. Ohiya Bianca berangkat bareng keisya jadi kakak jemput Kak lisa aja." ujar Bianca sambil meminum susu kesukaan nya. Bara hanya berdehem. Dia juga malas berlama-lama debat dengan kurcaci ini.

Ayah nya hanya tersenyum menatap kedua anak nya yang sudah besar , tidak terasa , waktu cepat berlalu. "Kalian udah besar , jadi jangan berantem trus , tapi saling menjaga. Oke" ucap ayah nya. Bara dan Bianca hanya mengangguk.

Sebenar nya mereka tidak benar-benar kelai, apalagi bara. Dia sangat sayang dengan adik nya. Dia selalu melindungi adik nya.

"Yaudah Bianca berangkat luan ya , soal nya keisya udah nungguin." ucap Bianca kemudian mencium tangan kedua orang tua nya. Dan tidak lupa mencium pipi bara.

***

Kelas XI MIPA 3 sudah ramai. Pagi-pagi sekali semua murid sudah berbaris di lapangan. Ada pengumuman penting dari kepala sekolah.

"Selamat pagi semua nya, saya ingin menyampaikan bahwa hari ini kalian di pulangkan cepat..." belum sempat melanjutkan ucapan nya. Semua murid sudah bersorak.

"YEYYYYY!!"

"ASIKKK! BUKAN DIKIT JOSS"

"ALHAMDULILLAH! MAKK OTW PULANG"

"PUJI TUHANN!!!"

Begitulah teriakan semua murid , membuat kepala sekolah emosi. Karena perkataan nya belum selesai.

"DIAMMM! SAYA BELUM SELESAI BERBICARA! DASAR TIDAK SOPAN!" teriak nya membuat semua nyawa murid langsung menciut. Mereka Takutttt hahahahahaha rasain.

"Hari ini kalian di pulangkan cepat karena kami pihak sekolah akan rapat mengenai ulangan yang akan di laksanakan , jadi saya harap kalian langsung pulang. Tidak ada yang boleh keluyuran. Dengar! " ucap kepala sekolah panjang lebar.

"Iya pakkk." semua murid menyaut.

Setelah itu mereka semua pulang kerumah masing-masing. Murid SMA Kencana tidak akan ada yang berani melawan, mereka semua patuh jika sudah di ingatkan oleh kepala sekolah langsung. Itulah nilai plus SMA ini , meskipun nakal-nakal namum mereka tetap taat aturan.

****

Saat sepulang sekolah tadi Bianca lebih memilih pulang kerumah untuk istirahat. Bara? Bara pergi pacaran bersama Lisa , entahlah kakak nya itu bucin. Namun sebelum pergi dia sudah menganti pakaian nya. Bianca tengah mengerjakan pr , Bianca menang rajin. Namun sebuah notifikasi muncul membuat Bianca menghentikan aktivitas nya dan menatap hp nya. Muka nya langsung merah mendadak jantung nya bedegup kencang.

Bryan Aldebaran Pangestu

P

Kita kerja kelompok sekarang aja. Soal nya kalau besok gue ngak sempat lagi. Sharlock alamat lo , 15 menit gue nyampe.

Me

Oke

Anda send alamat.

Setelah mengirimkan alamat nya , Bianca segera bersiap-siap. Tidak lupa dia memberi tahu bara bahwa ada teman nya kerumah , jadi dia tidak boleh datang. Karena hubungan antara Bara dan Bianca sebagai adik kakak tidak banyak di ketahui oleh anak SMA Kencana , kecuali teman-teman bara dan Bianca. Bahkan pacar bara sendiri tidak tau.

***

Bryan tengah bersiap-siap dan segera turun ke bawah untuk berangkat , namun kaki nya terhenti ketika melihat Alana sedang manatap foto keluarga nya di ruang tamu degan mata berkaca-kaca seperti menahan tangisan. Dia segera menghampiri Alana.

"Alana? Kamu kenapa?" tanya nya.

"Alana rindu mami kak." ucap Alana lirih seperti ingin menangis.

"Heii! Alana kan udah janji ngak akan sedih lagi. Sekarang mending Alana masuk ke kamar trus istirahat , Alana kan sakit. "

"Hikk hiks hikss Alana ngak kuat kak , Alana kesepian , kakak selalu sibuk karena sekolahan kakak. Di rumah ngak ada siapa-siapa kak hiks hiks." tangis Alana pecah. Hal ini sangat di benci oleh Bryan. Dia seperti kakak yang tidak becus mengurusi adik sendiri.

"Alanaaa. Kamu kenapa kok sedih?" tatapan kakak beradik itu kemudian menuju asal suara , di sana berdiri gadis cantik , putih , dengan senyum manis nya.

"Kak Citraa hiks hiks." Alana berlari dan memeluk citra.

Iya gadis itu citra , teman sekelas Bryan dan Bianca , anak kepala sekolah SMA Kencana. Citra masih mengunakan baju sekolah. Citra sudah lama mengenal Bryan dan Alana , karena mami Bryan dan Bunda Citra berteman, sesama model.

"Kenapa sayang?" ujar citra berusaha menenangkan Alana.

Citra menatap Bryan seakan meminta jawaban. Bryan yang paham mendekati Citra dan menjelaskan semua nya. Citra mengangguk paham. Gadis kecil di depan nya ini sedang kesepian sama seperti diri nya.

"Cit , gue ada janji sama Bianca , lo bisa nemenin Alana kan?" tanya Bryan karena jam sudah hampir lewat dari janji nya tadi.

"Bianca? Janji apa ian?" tanya Citra.

"Mau ngerjain tugas Pak ginting , lo tau sendiri tugas nya apaan kemarin." jawab Bryan.

"Hmm tapii ian gue ke sini itu .... " ucapan citra tehenti. Saat telunjuk Bryan mengenai bibir nya ,citra menegang berusaha santai. Padahal jantung nya sudah berdisko di dalam sana.

"Nanti gue beliin cilok di depan buat lo , tenang gue ngak lama, jagain Alana ya. Bye." ujar Bryan kemudian keluar pergi.

Ada sedikit kekesalan namun , Citra berusaha sabar. Dia menyukai Bryan sejak lama namun laki-laki itu tidak peka. Dia kembali tenang , kemudian membawa Alana masuk kamar untuk istirahat. Citra sudah menganggap Alana adik nya sendiri. Begitupun Bryan , dia sudah menganggap Citra adalah saudara nya sehingga dia tidak bisa menyukai Citra.

***

Bianca sangat kesal , jam sudah menunjukan pukul 12.00 , janji bryan tadi dia sampai ke sini 15 menit itu arti nya seharus nya dia datang sudah dari tadi tepat jam 11.45. Dasar tukang php.

Suara bel di depan rumah membuat Bianca bangkit dan membuka pintu , akhir nya orang yang dia tunggu datang juga. Sudah siap dia akan berceramah.

"GUEPFTTTTT" ucapan Bianca terhenti karena Bryan sudah menutup mulut nya , membuat mereka saling pandang. Namun cepat Bryan melepaskan tangan nya.

"Gue baru datang , gue mau minta maaf karena gue lambat , tadi ada masalah sedikit , jadi gue harus nunggu dan lambat deh kesini , gue lupa ngabarin lo. Maaf. " jelas bryan panjang lebar.

"Oke. No problem. Ayok masuk." Bianca tidak mau berdebat karena dia tidak bisa lama-lama berdekatan dengan pria ini.

Bara sangat tampan kali ini. Dia mengunakan kaos biasa warna hitam dan jaket jeans serta celana jeans yang membuat nya tambah tampan. Membuat Bianca tidak berhenti menatap diri nya.

"Kita mau buat apaan ni?" tanya Bryan membuka suara. Tatapan Bianca kembali ke kardus di tangan nya.

"Bingkai Foto dari kardus , karena lebih simpel dan mudah. Sekarang lo dengerin gue , dan bantu gue." Bianca mulai memotong dan mengerjakan semua nya. Bryan hanya mengikuti saja. Mau protes pun bryan tidak bisa kerena Bianca adalah titisan bu hellen versi muda.

Setelah selesai mengerjakan nya , hasil nya sungguh bagus membuat kedua nya tersenyum puas.

"Bingkai nya udah selesai. Trus foto siapa yang kita taroh di sini." tanya Bryan sambil menunjuk tempat kosong itu. Bianca hanya menaikan bahu nya tanda dia tidak tau. Ada sebuah pikiran terlintas di otak bryan. Tanpa aba-aba dia kemudian mengeluarkan hp nya dan berselfie dengan Bianca.

"Foto kita akan gue taruh di sini." ucap nya dengan santai. Sontak membuat Bianca melotot dan marah. Bagaimana bisa foto mereka bedua? Apa yang akan terjadi nanti? Pasti mereka akan menjadi bahan bullyan sekelas. Tidak ! Tidak.

"Ngakk , gue ngak mau. Kalo sampe lo simpan foto kita di sini. Gue akan bilang ke pak Ginting kalo lo ngak kerja , dan lo ngak akan dapet nilai!" ancam Bianca. Bryan hanya mengagak menatap gadis di depan nya. Dasar stres.

"Yaudah deh terserah lo. Udah selesaikan? Gua cabut. " Bryan kecewa. Tentu kecewa. Dia kira Bianca akan mengiyakan namun tidak. Emang cewek ngak tau terima kasih. Sudah di kasih ide tapi ngak nerima.

Saat Bryan menuju keluar , Bianca menahan tangan nya. Bianca ingin sekali mengiyakan namun dia kembali berpikir ke bullyan teman-teman sekelas.

"Makasih udah datang. Lo tenang aja gue akan pasang foto presiden kita di situ". Ujar nya tanpa menatap mata bryan. Bryan tidak menyaut dan kemudian keluar begitu saja.

Sungguh dalam minggu ini sudah dua kali dia membuat bryan marah. Tapi kenapa dia harus peduli? Ya sudahlah. Dia masuk kemudian ke kamar nya dan istirahat.

****