HAPPY READING ALL
***
Melody berdiri dibalkon memandang keatas, sepertinya langit tau suasana hati melody saat ini, mendung dan dingin. Raga nya memang disitu tetapi pikiran nya melayang entah kemana. Melody masih memikirkan kejadian pulang sekolah tadi.
Bel pulang berbunyi, para siswa berbondong-bondong keluar kelas untuk segera pulang atau sekedar nongkrong diwarung.
"mel, ran, gue pulang duluan ya. Udah ditunggu abang didepan" ucap Lina sambil memasukkan buku-buku nya kedalam tas
"iya duluan aja, aku nunggu sepi. Kamu gimana ran?" tanya melody yang masih duduk dibangku nya
"gue bareng sama lo aja, lagi pingin naik bis nihh" ucap Rania semangat
"tapi nunggu sepi dulu gapapa kan? paling 15 menit an parkiran udah sepi" ucap melody
"yoi, santuyyy" jawab rania
"yaudah gue duluan yaa, bye byee" teriak Lina keluar dari pintu kelas
Setelah merasa parkiran sudah sepi, akhirnya melody dan rania keluar kelas menuju ke halte bis. Tetapi saat digerbang, mata melody tak sengaja melihat Salsa masuk kemobil reyhan.
"mel, lo kenapa? lo suka ya sama reyhan?" selidik Rania
"engga, udah ayok. Keburu bis nya jalan" ucap melody sambil menarik tangan rania untuk berjalan cepat.
Saat melody menengok kembali kearah mobil reyhan, ia tak sengaja bertatapan dengan sang pemilik mobil. Melody hanya tersenyum samar dan kembali berjalan seperti semula.
Yang Melody pikirkan saat ini adalah, mengapa reyhan tak jujur saja kepadanya kalau ia pergi bersama salsa. Melody lebih memilih menenangkan diri dengan duduk bersila dibalkon menatap langit. Sesaat ia teringat handphone nya yang mati karena low batrei, ia segera berdiri dan mengecas hp nya dan mengambil laptop dilaci. Melody harus mengecek sudah sejauh mana penerbitan buku nya, karena dalam dekat ia akan mengadakan peluncuran novel.
Jam menunjuk pada pukul 7 malam, melody belum melihat hp sama sekali, ia masih fokus pada penerbitan novel nya. Pendapatan melody bisa dikatakan cukup besar sebagai penulis, ia sudah 2 kali menerbitkan buku karya tangan dan imajiansi nya. Tanpa melody sadari, terdapat sepasang mata yang menatap melody lekat.
"ehm" batuk reyhan
"ASTAGA" kaget melody melemparkan bantal secara reflek
"ngapain sih disisitu? masuk nggak salam nggak apa, nongol aja" omel melody
"aku tadi masuk udah salam, kamu aja yang ngga denger" ucap reyhan menuyusul melody dikasur kemudian duduk disebelah gadisnya
"kamu udah makan belum? eh iya aku mau jelasin yang tadi diparkiran itu ngga kaya yang kamu pikirin" jelas reyhan merebut laptop melody dan langsung menutupnya dan menaruhnya diatas nakas
"emang aku mikirin apa?" selidik melody sambil bersedekap
"yaa.. yakali aja kamu mikir yang aneh-aneh. Suer aku ngga ada apa-apa sama Salsa, tadi dipaksa sama Galuh" ucap reyhan mengangkat 2 jari
Tapi melody masih belum yakin dengan ucapan pacar nya itu
"kenapa ngga nolak? kan kamu juga bisa sama Tamara dan salsa sama yang lain" ucap melody lalu turun dari kasur berjalan menuju dapur
"ngga tau lah. Salahin Galuh nohh, aku juga dipaksa, sebener nya aku ngga mau ikut jenguk Pak Parto tapi kan pak Parto deket sama aku, jadi ngga enak kalo ngga jenguk. Aku tadi mau jujur, tapi takut kamu salah paham" ucap reyhan yang berjalan dibelakang melody
Melody duduk dimeja makan dan disusul dengan reyhan yang duduk didepan nya
"kamu makan dulu ya, aku udah beliin geprek. okee" rayu reyhan mengambil bungkus sterofom disamping gelas melody
Reyhan membuka bungkus sterofom geprek dan terciumlah wangi sambal khas geprek, melody yang belum makan malam menjadi semakin lapar mencium wangi sambel geprek.
"makan sendiri apa mau disuapin?" tanya reyhan mengambil sepasang sendok dan garpu
"suapin" ucap melody pelan, reyhan yang masih bisa mendengar jawaban melody pun terkekeh
"sini duduk samping aku, kalo duduk nya didepan kejauhan" suruh reyhan menarik tangan melody agar duduk disamping nya
"aaaa" ucap reyhan sambil mengarahkan sendok kearah mulut melody
"kamu kalo mau pergi sama chindy ngga papa, jujur aja sama aku. Kalo urusan nya masih batas wajar its ok, tapi kalo cuman berdua dan alasan nya ngga wajar yaa you know lah" jelas melody setelah menelan kunyahan nya
"iyaa, nggabakal kaya gitu lagi deh, kalo ada apa-apa nanti aku langsung bilang kekamu" ucap reyhan memberi segelas air putih ke melody karena keliatan kepedesan
Setelah acara suap-suap an, mereka pindah keruang tv untuk menonton tv
"deket-deket ini aku bakal rilis buku lagi. Cuman aku masih belum mau keliatan wajah ku, ngga papa kan ya?" tanya melody menyenderkan kepala nya dilengan Reyhan
"ya nggapapa, udah konsul sama penerbit belum kalo ngga mau dateng ke acara perilisan?" tanya reyhan sambil mencium wangi rambut melody
"udah kok, nggapapa. Aku ngantuk, kamu pulang gih" usir melody yang sudah mulai mengantuk
"baru juga jam sembilan, paling dikamar ndrakor" tuduh reyhan
"hehehe tau aja" jawab melody tersenyum, entah kenapa saat melody mengantuk dan teringat drakor rasa ngantuknya langsung hilang
"udah senderan aja, nanti kalo ketiduran aku pindahin" ucap reyhan merebahkan kepala melody dipangkuan nya dan mengelus lembut rambut melody
"jangan macem-macem yaa" peringat melody melototi reyhan
"engga, udah cepet merem" bujuk reyhan meyakinkan melody
Melody yang tidur berbeda dengan melody saat matanya terbuka, melody terlihat lebih tenang saat tidur. Melody sering merasa kurang dan tidak pernah puas. Seperti pada saat uts dan uas, sifat ambis melody akan keluar, tetapi ia tetap tidak mendapatkan nilai maksimal, padahal ia mengerjakan ujian semaksimal mungkin, tapi yang namanya rejeki tidak kemana kan. Melody memang rendah dalam akademik namun dalam seni menulis ia unggul.
Pernah sesekali melody depresi hingga harus dibawa reyhan ke psikiater karena masalah nilai ujian nya yang rendah, penerbitan buku yang ketunda, hingga masalah keluarga yang hingga kini reyhan belum tau dimana keluarga melody berada.
Setelah dirasa tidur melody nyenyak, reyhan memindahkan melody kekamarnya, sebelum benar-benar meninggalkan gadis nya reyhan mencium puncak kepala melody.
"goodnight and nice dream" bisik reyhan ditelinga melody
Reyhan langsung melajukan motornya ke basecamp untuk berkumpul dengan teman-teman nya, ia juga tak lupa untuk membeli martabak dan kue bandung untuk cemilan mereka.
"waw mas bro bawa apaan tuh" ucap Dimas memandang plastik yang ditenteng reyhan
"anget-anget dong pastinya" tambah Rendi anak kelas bahasa
"ambigu banget anjay. Anget-anget dikira apaan" ucap Vano memukul punggung dito
"nih nih, makan. Bacot ae lu pada" ucap reyhan menaruh tentengan nya dimeja bundar dan langsung duduk disamping Dito
"habis dari mana lo?" tanya dito tanpa mengalihkan pandangan nya dari hp
"habis ngapel lah" jawab reyhan mengambil hp untuk bermain game
"halah, kaya punya pacar lo. Jomblo kok gaya-gaya an ngapel" ucap Dimas masih mengunyah martabak
"wah, lo ngga tau aja gimana cewe gue" ucap reyhan
"woy, jangan lupa besok main basket pulang sekolah lawan sma sebelah" peringat Dito
"hampir gue lupa. Thanks diingetin" ucap reyhan menepuk pundak dito
Setelah menghabiskan waktu berjam-jam dengan teman nya, reyhan sampai rumah jam setengah satu. Ia mematikan mesin motor nya dari depan pagar dan menuntun hingga garasi. Saat ia hendak membuka pintu, pintu sudah dibuka oleh ayahnya.
"eh ayah" ucap reyhan tersenyum semanis mungkin
"belum tidur yah? udah malem loh ini, besok kan ayah kerja" tambah reyhan mengalihkan topik
Aditya (ayah reyhan) mendelik setelah mendengar ucapan reyhan.
"kelayapan ngga tau jam" ucap ayah reyhan tegas
"anak milenial biasa yah, yang penting ngga nglewatin batas. Iya nggk?" tanya Reyhan menaikturunkan alis nya
"sana tidur, kalo bunda tau kamu pulang jam segini habis kamu kena omel" ucap ayah reyhan meninggalkan reyhan yang masih berdiri dipintu garasi
"makasih pak bos" ucap reyhan hormat lalu menuju kamarnya untuk berganti baju dan tidur
Reyhan belum tidur sepenuhnya, tiba-tiba ia kepikiran melody. Ia jadi tak sabar esok hari, agar bisa ketemu melody.
***
Makasih buat yang udah bacaa,
lop lop lop