Chereads / SEBUAH PENYESALAN / Chapter 19 - SebuahPenyesalan Part 18

Chapter 19 - SebuahPenyesalan Part 18

Sesampainya Dimas di Rumah Sakit Medika dimana Rania sedang dirawat disana.Dimas langsung menghampiri Administrasi untuk bertanya ruang inap Rania.

"Mba saya mau tanya ruangan atas nama Rania yang hari ini baru dirawat dimana ya?"tanya Dimas kepada seorang karyawan dirumah sakit.

Karyawan itu segera mengecek data untuk melihat ruang inap Rania.

"Di kamar Melati nomor 13,Mas"Jawab karyawan itu.

Tanpa basa basi Dimas langsung berlari mencari kamar Rania,pada saat Dimas sudah ketemu dengan ruangan Rania karna tidak sulit untuk di cari.

Tookk Tookk Tookk

Dimas mengetuk pintu ruangan Rania,ia membuka pintu ruangan itu,dan ternyata Rania kaget dengan kedatangan Dimas.

Dimas langsung menghampiri Rania dan juga Mamah nya "Hai Ran"Dimas menyapa Rania dengan penuh semangat.

Dimas yang menyadari keberadaan Indira,Mamah nya Rania.Dimas langsung salim kepada Mamah nya Rania.

Salim Dimas "Hallo Tan,saya Dimas teman Rania"Ucap Dimas.

"Nah kebetulan ada temen kamu Ran,Mamah mau keluar sebentar ya ke supermarket dulu"Ucap Indira kepada Rania.

"Iya Mah,hati-hati ya"Jawab Rania.

Indira langsung keluar dari ruangan Rania,Kini di dalam ruangan hanya ada Rania dan juga Dimas.Rania masih bingung kepada Dimas tau jika dirinya sedang dirumah Sakit.

"Lo ko tau gue ada disini Dim?"Tanya Rania.

"Iya gue tau dari Raka"Jawab Dimas dan Rania hanya tersenyum.

"Gimana keadaan lo?"Tanya Dimas.

"Gue udah engga kenapa-napa ko,cuma sedikit pusing aja"Jawab Rania.

HENING

Akhirnya Dimas mulai bertanya kepada Rania "Ran gue boleh tanya sama lo?"Tanya Dimas dan Rania hanya mengangguk kan kepalanya.

"Apa engga ada kesempatan buat gue untuk berjuang buat lo Ran?"Pertanyaan Dimas membuat Rania kanget.

"Gue beneran suka sama lo Ran"Ucap Dimas lagi.

"Dim jangan berjuang buat gue,gue cuma engga mau ada hati yang tersakiti nantinya kalo lo terus-terusan perjuangin gue"Rania menjelaskan yang sebenarnya kepada Rania.

Dengan cepat Dimas langsung memegang tangan Rania "Ran,gue mohon walaupun lo suka sama Abang gue,tapi kasih gue kesempatan buat bikin lo jatuh cinta sama gue Ran"Dimas memohon dengan penuh harapan kepada Rania.

Disisi lain ternyata Raka sudah melihat Adik nya memegang tangan Rania,dengan cepat Raka langsung masuk keruangan Rania.

Rania dan Dimas yang menyadari keberadaan Raka,Rania langsung dengan cepatnya melepas genggaman Dimas.

Rania yang melihat raut wajah Raka dengan tatapan yang marah kepada Dimas dan begitupun dengan Dimas pada saat Raka masuk ia hanya memasang muka malas karna menurutnya sudah mengganggu percakapannga dengan Rania.

"Lo ngapain disini!"Raka dengan tatapan tajam nya.

"Gue disini ya ngejenguk Rania lah,emang cuma lo yang boleh kesini ha!"Jawab Dimas dengan kesalnya.

"Lo kesini mau ngejenguk Rania apa mau ngebahas hal lain!"Ketus Raka

Dengan muka sinisnya "Bang lo tau kan gue pengen banget dapetin cewek yang tipenya kaya Rania! Tapi kenapa lo juga suka bang!"Ucap Dimas dengan sedikit nada tingginya.

Rania yang melihat Pertengkaran Raka dan juga Dimas ia tidak tau harus gimana karna Rania melihat kalau Dimas juga keras kepala seperti dengan Raka.

"Gue bakal perjuangin Rania!"Dimas dengan tegasnya.

"Gak bisa Dim!"jawab Raka.

Dimas yang mendengar ucapan dari Raka makin bingung dan juga kesal "Gak bisa kenapa? Apa lo udah nembak Rania duluan!"Dimas dengan mata melototnya.

Tidak ada jawaban dari Raka yang membuat Dimas makin kesal dengan sikap Kakak nya.

"JAWAB GUE BANG!"Ucap Dimas lagi dengan nada tinggi.

"IYA! IYA GUE UDAH JADIAN SAMA RANIA!"Jawaban Raka membuat perasaan Dimas sakit,lebih sakit dari apa yang ia rasakan sebelum nya.

BUKKK

Dengan Emosinya Dimas langsung memukul Raka,Rania yang kaget melihat Dimas memukuli Raka ia mencoba untuk memenangkan mereka berdua.

"Udah cukup jangan barantem"Tetapi ucapan Rania tidak di perdulikan oleh Raka dan juga Dimas karna mereka sudah terbawa emosinya.

"LO ABANG YANG JAHAT YANG PALING GUE KENAL BANG! GUE NYESEL JADI ADE LO!"Teriak Dimas dengan muka yang memerah.

"GUE BENCI SAMA ABANG GUE SENDIRI!"Ucap Dimas lagi.

PRAKK

Dengan kesalnya Rania memecahkan gelas yang berada di sampingnya karna ia tidak tau harus gimana lagi untuk menghentikan mereka berdua.

Raka dan juga Dimas yang menyadari pecahan itu mereka langsung melihat ke arah bawah dan melihat wajah Rania sudah kesal.

"Udah barantemnya! Kalo kalian mau berantem di luar!"Dengan amarahnya Rania menunjuk jarinya ke arah Pintu.

Raka dan Dimas tidak berbicara apa-apa mereka hanya kaget kalau Rania sudah semarah ini.

Tanpa disadari keadaan Rania ternyata masih belum membaik,tiba-tiba kepalanya serasa pusing sekelilingnya menjadi hanya bayang-bayang.

Raka yang melihat Rania seperti kesakitan ia langsung mendekati Rania dan membantunya untuk berbaring.

Dengan kesalnya Raka langsung mengusir Dimas "Pulang lo sekarang!" Raka menunjuk jari ke arah luar,tetapi Dimas hanya masih memasang muka marahnya.

"PULANG SEKARANG!"Raka dengan nada tingginya.

Tanpa pamitan Dimas yang mendengar Raka sudah marah kepadanya ia langsung keluar ruangan Rania.

Dengan panik nya Raka langsung memencet tombol yanga da di ruangan itu untuk segera Dokter datang menangani Rania.

Tidak begitu lama Indira sudah kembalu ke ruangan Rania,tetapi ia panik melihat Rania kesakitan memegang kepalanya.

"Rania kenapa Ka?"Tanya Indira dengan panik nya.

"Saya juga engga tau Tan,tapi sebentar lagi dokter dateng"Jawab Raka.

Dan benar saja tidak lama Dokter yang menangani Rania datang dan langsung memeriksa keadaan Rania.

Setelah Doktee memeriksa Rania "Pasien harus istirahat Total,karna tensi darahnya masih rendah.tolong jangan ada keberisikan biar pasien bisa istirahat untuk bisa cepat sembuh"Dokter menjelaskan kondiri Rania.

Akhirnya Dokter langsung berjalan untuk kembali keruangan nya.

Raka yang berasa bersalah kepada Rania karna ia sudah ribut dengan Dimas di depann nya.

"Maafin gue Ran"Raka menggenggam tangan Rania dengan penuh kekesalan nya.

"Lo harus janji sama gue Ka,setelah gue sembuh lo harus selesaiin masalah ini sama Dimas"Rania meminta Raka untuk berdamai kepada Adiknya.

"Iya Ran gue janji sama lo,mangkanya lo harus bisa sembuh"Jawab Raka sambil memegangi tangan Rania.

Indira yang melihat Raka dan Rania ia tau kalau keduanya sama-sama saling mencintai dan takut untuk kehilangan.

"Yaudah Ran sekarang kamu istirahat"Indira meminta Rania untuk istirahat.

Indira menoleh ke arah Raka "kamu mau pulang apa disini Ka?"Tanya Indira kepada Raka.

"Saya mau disini Tan,nemenin Rania"Jawab Raka.

Indira tersenyum "Yaudah kamu tidur,Tante juga mau tidur di sofa"Indira langsung berjalan ke arah Sofa karna memang ruangan Rania cukup mewah.

Setelah Rania sudah memjamkan matanya,Raka terus menatap Rania dan tidak lepas dari genggaman nya.

Raka menghelai rambut Rania dengan lembut sambil menatapnya 'GUE BENER-BENER ENGGA BISA LEPAS DARI LO RAN,SEMOGA LO YANG TERAKHIR BUAT GUE' Batin Raka sambil tersenyum.

Karna Raka juga sudah sangat lelah,akhirnya ia memejamkan matanya dan tidur di bangku samping Rania,tetapi genggaman nya masih tidak lepas.

#Salampenulis