"Lo mau ngomong apa Dim?"Tanya Rania.
Dimas mencoba duduk dari tidurnya "Sesayang apa lo sama Raka?"Pertanyaan Dimas membuat Rania semakin bingung.
"Kalo soal itu gue engga bisa jelasin Dim"Jawab Dimas.
Dimas tersenyum kepada Rania "Gue engga salah bisa suka sama lo Ran,ya walaupun pada akhirnya lo harus milik Abang gue" Dimas menatap ke depan.
"Gue tau,kalo perasaan seseorang engga bisa buat di ubah kan"Ucap Dimas.
"Gue juga engga salahin lo kenapa bisa suka sama Raka dan gue juga engga mau maksa lo buat suka sama gue"Ucap Dimas lagi.
"Emmm maaf Dim"Rania menunduk.
Dimas tersenyum "Lo engga salah Ran,disini gue yang salah kenapa bisa terlalu suka sama lo,jelas-jelas gue belum tau hati lo buat gue atau bukan kan"Jawab Dimas.
"Mungkin emang saat nya gue ngerelain lo dengan Raka,gue bahagia liat lo bahagia Ran"
"Gue juga tau kalo Abang gue sayang banget sama lo,gue harap lo bisa buat Raka bahagia.Jangan sakitin dia Ran,gue engga mau liat abang gue tersakiti nantinya. Ya walaupun gue tau lo sebenernya orang baik dan engga akan macem-macem juga"Senyum Dimas dan Rania hanya terdiam.
Rania menoleh ke arah Dimas "Tapi,gue cuma engga mau lo sama Raka terus-terusan ribut kaya gini Dim"Jawab Rania.
Dimas menoleh "Ran,lo tenang aja setelah ini,gue akan ngomong semuanya sama Raka"Dimas meyakini Rania dengan senyuman.
"Tapi apa gue boleh, minta satu hal sama lo"Ucapan Dimas membuat Rania kaget.
Dimas tersenyum "Gue mau lo senyum buat gue hari ini Ran,walaupun gue tau nantinya senyum lo akan untuk Raka"Dimas menatap Rania.
Mendengar ucapan Dimas,Rania langsung tersenyum.
Dimas yang melihat senyuman Rania sangat senang,walaupun ia tidak bisa memilikinya.
"Yaudah lo samperin Raka lagi sana,gue yakin dia pasti marah soal tadi"Dimas meminta Rania untuk turun kebawah menemui Raka.
Rania hanya tersenyum,ia langsung berbalik badan dan membuka pintu kamar Dimas.
Rania berjalan ke arah tangga untuk turun ke bawah menghampiri Raka. Rania melihat dari jaga ia sudah melihat Raka dengan raut muka yang kesal nya,Rania menghampiri Raka dan duduk disampingnya.
Raka menoleh ke arah Rania dengan tatapan kesal nya "Bilangnya sebentar!" Ketus Raka.
Rania hanya diam,ia tidak menjawab ucapan Raka karna ia tau kalau Raka marah padanya.
Tidak lama Ibu nya Raka pulang setelah membeli obat untuk Dimas.Salsa melihat kalau di ruang tamu sudah ada Raka dan juga Rania.
Raka langsung beranjak dari duduk nya begitupun dengan Rania.Raka berjalan menghampiri Ibu nya.
"Bu,Raka mau nganterin Rania pulang dulu"Raka pamitan dengan Ibu nya untuk mengantarkan Rania pulang.
"Iya Bang,hati-hati kamu"Jawab Salsa.
"Tan,Rania pulang dulu ya"Rania langsung mencium tangan Ibu Raka,
"Iya Ran"Jawab Salsa.
Kini Raka dan juga Rania berjalan keluar rumah,dan langsung masuk ke dalam mobil.
Di dalam Mobil,Rania hanya melihat Raka terdiam dengan muka kesalnya,apalagi selama di perjalanan Raka tidak berbicara apa-apa.
Sesampainya dirumah Rania,Rania juga melihat Raka hanya diam saja,tatapannya hanya kedepan tidak melihat ke arah Rania.
Rania menatap Raka "Lo marah?"Tanya Rania.
Tetapi lagi-lagi membuat hati Rania sakit,Raka tidak menjawab ucapan nya dan ia hanya terdiam.
Rania mengerti mungkin saat ini Raka hanya perlu waktu buat sendiri,Rania membuka pintu mobil dan ia langsung turun dari mobil nya.
Setelah itu Raka langsung melajukan mobilnya kembali,Rania yang melihat sikap Raka benar-benar membuat perasaan nya sakit.
Dengan ekspersi yang datar,Rania langsung masuk kedalam rumah dan berjalan kearah Kamar.
Kini Indira yang melihat anak nya seperti nya ia sudah paham jika Rania lagi ada masalah dengan Raka.
•••••••••••••••••••••••••••••••
Kini Salsa langsung berjalan ke kamar dimas karna ia akan memberikan obatnya untuk Dimas.
Saat Salsa sampai di kamar Dimas,ia sudah melihat anak nya mulai senyum-senyum sendiri,dengan rasa penasarannya Salsa langsung mendekati Dimas.
"Kenapa kamu Dim?"Tanya Salsa.
Dimas menengok dengan senyuman "Engga Bu"Jawab Dimas.
Salsa menghela nafas "Yaudah kamu minum obat dulu nih,Ibu udah beli tadi"Salsa memberikan minuman dan juga obat kepada Dimas.
Dimas meminum obat yang sudah diberikan oleh Ibu nya.
"Bu,nanti kalo ada Raka suruh ke kamar dimas ya"Ucap Dimas.
"Mau ngapain kamu? Kalo mau ribut lagi Ibu engga mau ya,pusing ibu kalo kalian berdua berantem"Jawab Salsa.
Dimas tersenyum "Engga Bu,tenang aja. Justru Dimas mau selesaiin hari ini"Jawaban Dimas membuat perasaan Salsa lega mendengarnya.
"Nah gitu dong,masa masih mentingin ego masing-masing"Salsa menjawab dengan senyuman.
Tidak lama Salsa menyadari akan kedatangan Raka dari arah tangga,Salsa melihat di luar kamar Dimas,dan benar saja Raka sudah pulang dan ia ingin langsung masuk ke kamar.
Salsa memanggil Raka "Raka,sini sebentar"Ucap Salsa.
Raka yang menyadari Ibu nya memanggil,tanpa ucapan apapun Raka langsung menghampiri Ibu nya.
Setelah Raka masuk kedalam kamar Dimas,ia langsung beranjak dari duduk nya dan berjalan keluar kamar Dimas meninggalkan Raka dan juga Dimas di dalam kamar.
"Bang,lo udah anterin Rania pulang kan?"Tanya Dimas,dan Raka hanya memasang muka malasnya.
"Udah lo jangan marah sama Rania,gue juga sama dia engga ngapa-ngapain tadi"Ucap Dimas.
"Kalo engga ada yang mau lo omongin gue mau masuk kamar!" ketus Raka.
"Bang,gue minta maaf ya sama lo"Ucapan Dimas membuat Raka kaget dan juga bingung.
"Gue ikhlasin lo sama Rania,asal lo bisa jaga dia"Ucap Dimas.
"Maksud lo?"Tanya Raka dengan muka juteknya.
"Iya gue Relain lo sama Rania,gue tau bang selama apapun gue berjuang buat Rania tetap aja Hati nya itu buat lo"Dimas menjelaskan kepada Raka.
"Ya walaupun nyatanya sedikit Sakit,tapi gue Ikhlas asal Rania bahagia sama Lo"
"Gue minta,jaga Rania,jangan pernah lo sakitin dia apalagi lo Bentak dia,kan gue tau kalo lo udah marah pasti langsung ngebentak hehehe"Nyengir Dimas.
"Inget pesan Ayah Bang,Ayah selalu bilang sama kita kan,sebesar apapun kesalan perempuan tetap aja engga pantes buat ngebentak dengan kata-kata kasarnya"Ucap Dimas.
Raka melihat kearah Dimas "maafin gue juga,karna gue suka sama Rania lo harus ngerasain sakit hati kaya gini"Raka dengan penuh penyesalan.
Dimas menepuk tangan Raka "Udah santai aja Bang,gue yakin suatu saat akan ada cewe kaya Rania"Jawab Dimas.
Kini dengan senangnya karna ia bisa berdamai lagi dengan Kakak nya,Dimas langsung memeluk Raka dengan senangnya begitupun dengan Raka.
Raka melepaskan pelukan nya "Pokonya gue akan dukung lo sama pacar lo nanti"Raka dengan senyum nya.
"Hahaha iyalah harus"Begitupun dengan Dimas.
#Salampenulis