Chereads / Crazy Game / Chapter 3 - Bab 3

Chapter 3 - Bab 3

Aku akan berangkat ke sekolah pagi ini, tapi aku sedikit merasa was was , dengan apa yang Gaffin akan lakukan padaku. Tidak mungkin dia tidak membalas perlakuanku kepadanya kemarin.

" Yah...tidak apa apa, aku tidak takut pada dia." ucapku dalam hati, membuang jauh rasa was was itu.

Ayah mengantarku ke sekolah seperti biasanya. Aku tiba di sana pukul 7 kurang 10 menit. Ku lihat Gaffin sudah duduk di depan pintu masuk gerbang, bersama dengan anak anak perempuan anggota Osis. Gaffin terlihat menikmati perannya sebagai cowok playboy, dan anak anak perempuan itu , berhasil di buat Gaffin tersipu malu. Wajah mereka memerah, .." Cih...rasanya aku ingin muntah melihat perbuatan cowok itu".

Aku turun dari mobil, dan pamit kepada ayahku, yang sekalian berangkat ke tempat usahanya. Kelurga kami memiliki dua buah toko buku, dan satu buah toko pakaian di dalam pasar. Ekonomi kami tergolong mampu ,tapi tidak sekaya keluarga Gaffin.

Aku melangkah melewati pintu gerbang, sengaja menghindar dari Gaffin. Bukannya aku takut padanya, tapi aku tidak suka saat dia sedang melancarkan aksinya merayu anak anak perempuan itu.

Akhirnya aku sampai ke kelas, tepat sekali saat aku masuk ,bel masuk pun berbunyi. Aku duduk dan mulai mempersiapkan buku pelajaran untuk jam pertama. Ku lihat Gaffin mengedarkan pandangannya ,begitu anak itu tiba di kelas, lalu dia menghampiriku. Aku memutar kedua bola mataku, saat Gaffin duduk di sampingmu. Gaffin melihatku sekilas dengan mata tajamnya, Aku balas dengan mata tajamku juga. Tetapi kemudian kami sama sama menghadap ke depan, karena Guru telah datang.

Pelajaran telah usai, dan sekarang waktunya istirahat kami. Aku memasukkan buku buku tadi ,dan akan ke kantin untuk membeli air mineral. Aku melirik wajah Gaffin , cowok itu terlihat serius. Aku mengabaikannya dan berdiri. " Minggir...aku mau lewat. " ucapku padanya.

Tak kusangka ,Gaffin begitu saja patuh. Membuat aku sedikit terkejut dengan sikapnya pagi ini.

" kesrempet setan di mana dia"!bathinku heran.

Tapi kemudian aku" masabodo" dengan sikapnya itu ,dan berjalan keluar kelas menuju kantin.

" Nita...tunggu" Aku menoleh dan langsung aneh, tumben sekali Gaffin mengejarku.

Aku terheran dengan kelakuannya hari ini, begitu saja celetukku terucap dari mulutku. " Tumben kamu benar panggil namaku, kamu sedang sakit atau apa?" , Lalu aku mengulurkan tanganku, menempelkan punggung tanganku ke dahinya.

Gaffin membuang tanganku dari dahinya, dan aku sudah tidak heran. Aku mencibir kepadanya,

" Tanganmu najis..." ucapnya pedas kepadaku...

" Ih....apa tidak kebalik..." balasku, lalu aku sengaja menggaruk punggung tanganku, sambil berdecak membalas ejekannya..." lihat nich...alergiku kumat gara gara pegang dahi kamu...", sengaja memperlihatkan wajah "jijikku " padanya.

" Rese..kamu..." sambar Gaffin. Kini wajahnya kesal dan memberenggut.

" Biarin..., kamu tuh najis ..jangan dekat dekat sama aku...", sahutku selanjutnya ,sembari mendorong badannya , menjauh dariku.

" Dasar setan iblis..." timpalnya sadis. Lalu dia berlalu meninggalkan aku jauh di belakangnya

" Kamu vampir Gaffin..." Balasku dengan berteriak tidak mau kalah.

Akhirnya kami bertengkar lagi..

***

( Gaffin)

Aku beranikan diri, menyatakan cintaku pada Helen, dan sengaja datang ke rumahnya. Ketika semalam, sewaktu pulang, aku tidak sengaja melihat Helen berdiri di depan rumahnya. Tidak ku sangka, ternyata rumah Helen dekat dengan sekolah.

Helen memakai piyama dan rambutnya yang panjang dan tebal di gerai ke belakang punggung. Wajahnya terlihat anggun dan manis,...malam itu aku tidak tahan kalau tidak segera mengungkapkan perasaanku, segera mengklaim dia milikku.Tapi aku kecewa,..Helen menolakku.

Masih teringat jelas kata katanya tadi malam, saat menolakku. " Maaf...Aku tidak mencintaimu...." , tapi mata anak perempuan itu seolah berkata lain. Kata kata itu menusuk tepat di jantungku, dia kemudian memalingkan muka, dan berlalu meninggalkanku masuk ke rumah.

" Sombong kamu,....kamu kira kamu cantik...beruntung aku naksir kamu,..." celetukku merendahkannya, tidak lama setelah dia masuk dan menutup pintu.

" Oops.." Aku segera menutup mulutku , lalu pulang dengan perasaan tidak nyaman. Dalam perjalanan, aku memikirkan itu ,dan aku menyesali ucapan tidak sadarku.

" Bodohnya aku, brengsek ..kenapa aku malah berkata seperti itu..sialan dasar lidah tak bertuan" . Jika Helen mendengarnya, Helen mungkin tidak akan memaafkanku, apalagi mau menerima cintaku lagi. Sialaannn...

Pikiran itu menggangguku, Helen sangat berharga bagiku, tapi..apa dia masih mau memandang wajahku?,..aku menjadi bingung. Pagi Hari pikiranku berubah kembali, segera aku mandi dan berangkat ke sekolah.

Tadinya aku ingin meminta Zenita, untuk menyakinkan dan membujuk Helen, supaya mau memberiku maaf, dan bersedia kembali membuka pintu cintanya untukku, aku akan yakinkan bahwa cintaku itu tulus, bukan semata main main belaka. Karena Zenita dekat dengan Helen.

Aku sengaja menunggunya di depan pintu gerbang, duduk bersama anak anak cantik dari Osis. Mengobrol dengan mereka, ternyata bisa melupakan sakit hatiku dan melupakan niatku tadi. Hingga bel masuk berbunyi, aku baru sadar, aku sama sekali tidak melihat si iblis itu datang pagi ini.

" Mungkin saja Zenita sudah berada dalam kelas" pikirku kemudian.

Aku mengedarkan pandanganku dan yah...Iblis rupanya sudah duduk nyaman di kelas. Ku langkahkan kaki, lalu mengambil tasku di meja yang biasa aku duduki, lalu berjalan ke bangku Nita, aku kali ini akan duduk bersamanya.

Dia terlihat tidak suka, dan aku selalu membenci cara dia memutar kedua bola matanya, dia terlihat menyebalkan. Ku balas dengan tatapan tajamku, sialan..dia malah membalas dan menantangku.....

brengsek...ingin ku cukil mata tajamnya itu. Dia terlihat benar benar seperti iblis...tapi....yaahhhh...dia sedikit cantik.....

***

Aku tidak bisa berkonsentrasi dengan pelajaran , hingga waktu istirahat tiba. Pikiranku terganggu, membawa suasana hatiku berantakan.

Aku mengejar Zenita waktu dia berjalan ke kantin, dia malah memperlakukanku seolah aku gila, aku tersinggung dengan perlakuannya, dan kami tidak akur lagi...emang si wanita Iblis itu , selalu membuatku naik darah. Tapi mood ku kembali lagi,. Yah..lupakan..lebih baik aku seperti ini. Hariku lebih menyenangkan ,bebas , tidak perlu mencintai. Aku tidak lagi memikirkan Helen, karena aku bebas mendekati perempuan siapapun tanpa perlu adanya rasa cinta.

***

Dia ( Zenita)menyusulku dan langsung memegang tanganku..

Deg..

Tiba tiba perasaanku aneh, merasakan sesuatu mengalir ,menggelenjar mengisi hatiku. Aku memandangnya dan dia juga memandangku, mata kami bertemu sekilas, tiba tiba aku merasa malu. Tapi rasa ini segera hilang, menguap mendengar kata katanya yang pedas. Iblis ya tetap Iblis..tidak akan pernah berubah.

" Brengsek kamu.....", ucapnya sembari memegang tanganku. Nafasnya sedikit tersegal, rupanya dia berusaha mengejarku.

" Mata kamu kenapa..serius amat...biasa kali ..aku bukan hantu...." lanjutnya ,kemudian aku memalingkan muka, masa bodoh dengan kecerewannya..."

"wah..jangan jangan kamu bener kesambet setan ,..", Dia masih saja mengoceh, walau ku abaikan.

***

( Zenita)

Aku tidak tahu,..seakan lidahku kaku ,saat dia menatapku dengan tegang begitu. Hatiku merasa aneh..seperti..sesuatu mengganggunya hingga jantungku berdebar lebih cepat saat ini. Apa mungkin aku sakit jantung..

***

Aku berjalan di belakangnya, entah kenapa aku menjadi canggung, tidak seperti biasanya. Aku tersentak ketika Gaffin memanggilku.

" Nita..., jalanku kaya keong, cepetan..aku mau ngomong sama kamu". ucapnya padaku. Aku kini menghampirinya...

" Kamu ini hari ini kenapa,...aku tidak suka kamu panggil panggil aku begitu,...jangan jangan kamu sedang patah hati ya..." tebakku asal. Tapi tidak ku sangka, dia terkejut dan kembali memandang serius padaku.

" kamu..kamu..tahu dari siapa...apa Helen cerita sama kamu?" kata katanya terdengar kecewa.

" Yah..rupanya betul..."bathinku.

" Ck..ck.."

Aku berdecak membalasnya, benar dugaanku.

"Makanya....jadi cowok jangan playboy..susah dapetin cewek baik baik.." jawabku asal.

" Eh...ngomong aja kamu jatuh cinta terhadapku.." sahutnya mencibirku.

" Kata siapa...gak bakalan aku suka sama cowok seperti kamu..." balasku tidak terima,..mana mungkin aku akan jatuh cinta terhadap cowok seperti Gaffin...

***

.

"