Aku bagaikan kerbau yang di tusuk hidungnya. Di sekolah, selalu mengekori Gaffin kemana mana. Dimana ada Gaffin , pasti ada aku. Dimana ada aku, belum tentu ada Gaffin. Yah...tapi keseharianku di sekolah ,lebih banyak di eksplore bersama Gaffin. Seperti saat ini, pria playboy itu sedang merayu salah satu siswi di sekolah sebelah, dan aku duduk di sampingnya. Rasanya sangat membosankan, mendengarkan si buaya darat ,melakukan aksinya merayu wanita.
Dengan kata kata manis, Si buaya darat mencoba merayu siswi cantik itu agar mau menjadi pacarnya. Padahal ini sudah ke 4 kalinya dalam sehari, playboy darat ini melakukan aksinya itu, merayu para siswi agar mau jadi pacarnya. Tapi sayang sekali, yang ke 4 kali ini juga , dia mendapatkan penolakan, dan lagi lagi gagal mendapatkan pacar.
" Puff...hahhahahaha...." aku tertawa terbahak bahak, ketika siswi itu sudah berlalu meninggalkan Gaffin, dan membuat Gaffin harus gigit jari.
" Huh...apa sih hebatnya cewek itu,..berani beraninya nolak cinta aku.." Gaffin menggerutu ,sambil terlihat kesal.
" Hahhahahhahahahahah..." tertawaku semakin keras, hal ini benar benar membuatku sangat terhibur. Perutku sampai sakit karena tertawa yang keterlaluan.
Gaffin berdiri dan mengayunkan kaki ke motor kerennya itu. Sementara aku masih tertawa, sampai air mataku keluar. Aku tidak sanggup menghentikan tawaku, sebab bagiku ini seperti menonton komedi di televisi.
Gaffin menyalakan motor, dan menyela dengan keras beberapa kali.
" Ayo buruan...nanti aku tinggal kamu!" ucapnya memerintahku.
Aku membalas ucapannya di sela sela tertawaku..
" Hahahaha...tinggalin aja ..hahhaha..kalau kamu....hahhaha...mau...., aku....hahhaa...bisa naik taxi..hahhahaha...."
"Brengsek kamu...buruan naik...atau kalau tidak...aku akan memberi kamu tantangan yang hukumannya selamanya kamu jadi peliharaanku..." balasnya dengan ketus dan sedikit emosi.
Tertawaku berhenti, mendengar kata kata Gaffin. aku tersinggung di katakan peliharaannya. Aku lalu berjalan mendekat ke arah Gaffin, lalu membalas ucapannya, tidak terima. Dengan ketus pula aku menantang balik Si Playboy cap kadal itu.
" Eh...enak saja menganggapku peliharaanmu,...oh iya..sampai kapan hukuman ini, ...aku udah gak betah tahu!" balasku dengan geram.
" Sampai aku mau melepaskanmu....." balas Gaffin terlihat cuek.
Aku memelototkan mataku ke arahnya, tanganku sudah ku angkat ke atas, sudah siap akan memukulnya yang seenaknya saja berkata. Gaffin segera menghindari ayunan tanganku, dan kini dia berhasil mencengkeram tanganku ini. Aku tidak terima dan mencoba melepaskan tanganku dari cengkeramannya.
" Berhenti...atau kamu akan menerima balasan yang lebih dariku..." ucap Gaffin terlihat serius, wajahnya masih terlihat kesal, dan kini semakin terlihat dingin.
" Aku tidak takut..!" balasku.
" Banyak bacot,..cepetan naik!" ucapnya kasar menyuruhku untuk naik.
" Kamu!"sambarku, langsung melotot dan meggertakkan gigi. Tak terima.
" Huh..." , aku kesal dan mulai berjalan menjauhinya. Gaffin segera pula menarik tanganku, membuat aku terkejut.
" Apa mau kamu..." ucapku dengan marah. Gaffin diam, sambil memutar kedua bola matanya.
" Kamu mau hukuman dariku akan menjadi lebih lama" ucapnya mengancamku tapi dengan nada datar.
Aku matikutu, langsung berhenti melawan, sambil menggeram, aku terpaksa naik ke motornya.
Motor melaju dengan kecepatan sedang, di dalam perjalan ini ,aku berbicara padanya.
" Kamu mau kemana lagi,..aku ada les privat hari ini."
" Terserah aku.." sahutnya.
" Ya sudah, aku tapi gak akan ikut, aku mau les, ayahku sudah menegurku kemarin." balasku menjelaskan.
"Kan sudah aku lunasi biaya les mu sebulan" sahut Gaffin.
" Apa...jadi kamu ingin aku jadi budakmu selama sebulan...menyebalkan" sahutku dengan terkejut.
" Emang kenapa, bukannya kita sudah sepakat waktu itu." balas Gaffin.
" Tapi jangan harus satu bulan lah,...aku bisa mati kurus gara gara terus bersama kamu."
" Emangnya aku ngelantarin kamu selama ini?" sahutnya lagi.
Aku hanya diam, tidak tahu ingin berkata apa, memang , beberapa hari ini Gaffin malah sering mentraktirku makanan yang enak, dan juga membelikanku cemilan yang aku suka. Setelahnya ,perjalanan kami hening, baik aku ataupun Gaffin, sama sekali tidak lagi berkata kata.
Gaffin memberhentikan motornya ke tempat Les ku. Aku senang dan merasa lega. Aku seketika turun, dan melangkah akan masuk ke gedung les ini.
Aku menghentikan langkahku, dan menoleh ke belakang, sesuatu yang aneh terjadi pada diri Gaffin. Anak itu masih duduk di motornya ,belum beranjak pergi sampai saat ini.
" Eh...sana pergi..hus...hus..." ucapku seketika, sambil menggerakkan tanganku mengusirnya.
" Cerewet..." balasnya membalasku.
" kanapa kamu masih di sini, cepat pergi!" usirku lagi.
" Suka suka aku..." jawab Gaffin, lalu memutar badannya membelakangiku sambil masih duduk berada diatas motornya.
" Ya sudah.." ucapku lirih, lalu segera melangkah masuk ke gedung Les.
***
Aku keluar dari gedung les, dan seketika terkejut, melihat Gaffin masih ada di depan gedung ini. Si setan playboy itu kini malah memejamkan mata, di atas motornya. Aku berjalan menghampirinya dan menarik maju mundur baju seragam Gaffin.
" Eh...setan...jangan pura pura ya...berlagak tidur....." ucapku seketika, sambil menarik bajunya.
Gaffin lalu membuka mata ,dan aku melepas cengkeramku di bajunya. Gaffin kemudian bangun dan mengubah posisinya ,bersiap akan mengendara.
Aku mundur, Gaffin kemudian menoleh padaku.
" Kenapa...kamu tidak mau aku antarkan pulang?"celetuknya seketika.
" Tumben banget kamu baik...." ucapku , sambil melihat ekspresi wajah si setan playboy. Aku waspada dengannya, sebab aku tahu, pasti di balik maksud baiknya ,ada sesuatu yang dia inginkan dariku, bathinku menerka.
" Eh..iblis wanita, gak perlu segitunya kali,...buruan..mumpung aku masih belum berubah pikiran..." ucap Gaffin membalasku.
" Oke..." jawabku, lalu segera naik ke motornya.
***
( Gaffin)
Rasanya menyenangkan bisa mengendalikan si iblis wanita ini, bathinku di senyum miringku, melihat Zenita selalu ada bersamaku, dimanapun aku berada.
Perasaanku masih tersinggung dengan penolakan Helen minggu kemarin. Aku sakit hati, tapi aku tidak akan membiarkan gadis idamanku itu semakin berbesar kepala ,karena setelah penolakannya aku tidak bisa mendapatkan cewek lain sebagai pacarku.
Aku selalu berkeliling hampir di setiap kelas, hanya untuk mencari cewek yang lebih cantik dari Helen atau setidaknya hampir sama dengannya.
"Tapi...kenapa setiap cewek yang aku dekati, selalu menolakku,..huh..," aku menggerutu.
***
Lagi lagi gagal..ini sudah yang ke 4 kali...sial..
Zenitta menertawakanku..brengsek.., aku paling benci keadaan ini, apalagi iblis sialan ini selalu menertawakanku, bathinku kesal.
Aku harus bisa dapetin cewek segera mungkin. Aku akan buktikan Helan akan menyesal sudah menolakku. Atau jangan jangan ,..jodohku adalah si setan wanita ini. Malang sekali nasibku, kalau sampai aku jatuh cinta pada Zenitta.
Tapi entah mengapa, saat aku bersama Zenitta, aku merasa nyaman, sehingga aku tidak bosan jika aku terus bersamanya. Yah....entahlah...mungkin sudah saatnya aku berbaik hati padanya. Baiklah...aku akan membiarkannya berangkat les hari ini, dan aku juga akan mengantarkannya.
****
Dia sudah masuk, tapi aku malah sekarang jadi bingung, aku akan pergi kemana setelah ini. Pulang...?, heh...rasanya tidak mungkin aku akan pulang sekarang, lagi pula aku mau apa di rumah. Maka aku putuskan untuk menunggunya.
Awalnya aku bosan menunggu si iblis itu les, tapi aku bertahan ,karena aku memang jenuh hari ini. Dan setelah ini, aku akan pergi main game saja di warnet.
Aku ternyata tertidur, padahal aku hanya sekedar memejamkan mataku. Sudah jam berapa sekarang,..kok Zenitta sudah keluar..?, bathinku bertanya.
***