Chereads / Crazy Game / Chapter 8 - Bab 8

Chapter 8 - Bab 8

" Baik..kita putuskan setelah bertanding" jawab Gaffin dengan wajah serius dan terlihat memberenggut.

Kami kembali berbaur dengan anak anak basket itu, dan setelah mencapai kesepakatan, akhirnya hari ini keduanya bermain bersama dan di hitung sebagai latihan.

***

(Gaffin)

Aku tidak tahu, ternyata Zenitta ikut gabung dengan group lawanku. Sangat di sayangkan, kemampuan dalam basketnya lumayan bagus, yah..walaubagaimanapun juga, Aku masih unggul darinya. Aku bangga dengan diriku sendiri, dan yakin akan bisa memenangkannya.

Aku sedang duduk dengan pacar baruku di bangku lapangan, tapi mataku tidak bisa lepas dari si wanita iblis itu. Aku merasa kesal, saat dia tersenyum dan saling membenturkan punggung bagian sampingnya dengan rekan se group, karena berhasil memasukan bola, Aku merasa marah dengan perbuatan itu.

" Brengsek...rasanya Aku ingin melarangnya berbuat demikian", umpatku dalam hati, tanpa sadar jari jariku mengepal.

Aku masih memandang kesal mereka. Dengan seketika ,setelah ada yang meminta ganti pemain dalam groupku, Aku segera maju dan bersiap untuk menjatuhkan lawanku, walaupun ini hanya sebuah permainan. Kelak Aku juga akan langsung membuat K.O lawan nanti ,ketika dalam pertandingan.

Bola mulai di lempar lagi, dan kini Aku langsung bisa menguasainya. Aku tersenyum miring pada Nitta, dan dia memberenggut, wajahnya terlihat kesal .

Teman se tim nya mencoba merebut bola dariku , tapi sayang sekali, Aku belum mau memberikannya. Aku berlari mendekati ring, dan segera ku tembakkan bolanya , dan Aku berhasil. Aku berlari senang, dan melakukan " Tos" dengan rekan se grup ku.

Aku sengaja meliriknya, dan dia pasti sangat kesal, di lihat dari ekspresinya. Wajahnya sudah di penuhi keringat, rambutnya juga basah dan menempel pada dahi, dan juga pada lehernya. Begitu pula leher dan bajunya juga sedikit basah. Sekilas Aku memperhatikan, dia terlihat seksi..

Konsentrasiku mulai buyar, hanya melihatnya. " Ini gawat, Aku tidak bisa fokus sekarang." teriak bathinku mengeluh.

Bola berhasil di rebut dari tanganku, karena konsentrasiku terpecah , melihat kulit selangka Nitta yang nampak putih dan mulus. Aku mengelengkan kepala, frustasi atas diriku sendiri. Aku memilih keluar meminta ganti untukku, agar di gantikan dengan yang lainnya.

Aku kembali duduk dengan pacarku, dan dia segera menyodorkan minuman untukku. Sambil duduk, Aku menjadi melamun, " Bagaimana nanti saat pertandingannnya, kalau saja pikiranku tidak bisa lepas darinya.".

Dug..dug..dug..

Aku menunduk melihat dadaku, yang di dalamnya sedang ber degup sangat kencang, hanya karena memikirkan dia. ", Brengsek....sampai kapan ini berakhir..." Aku sangat kesal dan marah pada diri sendiri.

***

( Zenitta)

Hari ini latihannya berakhir dengan grup kami yang menang, Aku harap di pertandingan nanti juga demikian. Aku tersenyum senang, dan segera menuju kamar mandi.

Pagi hari Aku datang ke sekolah, hari ini sangat aneh, Gaffin menungguku dan langsung menghampiriku ketika Aku baru saja turun dari mobil, Gaffin juga menyapa Ayahku. Ada apa gerangan, kenapa bertingkah sopan seperti itu?. Hatiku bertanya tanya.

Aku memandang aneh terhadapnya, ketika dia memamerkan senyumnya padaku. Lalu bersikap manis terhadapku. Aku tercengang, melihat wajah Gaffin yang menurutku aneh.

" Kamu kenapa Fin, tumben nungguin aku?" tanyaku seketika ,walau tadi sempat tercengang.

" Tidak apa apa,..cuma Aku mau bareng masuk kelas saja sama kamu" jawab Gaffin.

Kami melangkahkan kaki ,menuju kelas kami. Perasaanku agak berbeda kali ini saat Aku berjalan dengannya ,tidak seperti dulu lagi. Aku sedikit grogi, apa yang salah dengan aku?, bathinku berpikir.

Tiba tiba Aku teringat ,kemarin dia membawa anak perempuan. Mungkin dia pacarnya sekarang, Aku menjadi penasaran, kapan mereka jadian, seingatku Gaffin selalu gagal mendapatkan pacar, saat dia bersamaku.

" Eh...kemarin itu cewek kamu, dapat darimana kamu, betewe dia mau sama kamu?" tanyaku padanya. Gaffin menoleh padaku, lalu kembali menatap ke depan , tetap melangkah menuju kelas.

" Dia adik kelas, anak kelas X A, ....ya iyalah..dia tidak dapat menolak pesona yang dimiliki Gaffin..." jawab Gaffin membanggakan diri. Aku jijik mendengar kelakarnya.

"Dia cantik kan,..gimana menurutmu, cantikan mana sama Helen?" lanjutnya lagi.

" Ehm....Aku rasa hampir imbang sih...oh iya..kenapa kamu gak nungguin dia..., pacar kamu...mungkin dia belum datang..." Sahutku kemudian.

" Tidak perlu....Aku sudah memutuskannya?" balas Gaffin dengan entengnya.Seketika mulutku terbuka, dan menoleh padanya. Ini sungguh nyata,.....tidak heran...namanya juga pria hidung belang alias playboy cap kadal, " Cih...aku jadi muak dengan kelakuannya."

" Oh...jadi kalian sudah putus.., kapan?, Oh ya.. aku jadi ingat, pasti sebelum kamu jadian sama adik kelas itu, kamu udah pacarin kakak Osis kita, udah berapa kali kamu pacarin kakak kelas Osis kita?" tanyaku melanjutkan, dengan sedikit geram. Aku benci sama pria yang suka mempermainkan perasaan wanita.

Gaffin menoleh kepadaku, seolah dia terkejut, tapi kemudian kembali menatap ke depan, sambil tertawa.

" Hahaha...jadi kamu juga tahu tentang itu...yah...gimana ya....perasaanku emang aneh, sebentar suka.., sebentar tidak...belum pas aja,..jadi aku putuskan dia."

Sungguh aku tidak tahan dengan omongannya, seketika aku marah dan teriak padanya, " Dasar playboy...tidak punya perasaan...huh..." ucapku, kemudian berjalan mendahuluinya dengan kesal.

" Eh...Nit...Nita...kenapa kamu yang marah...Nit..Nita...tunggu.." , Gaffin mengejarku, dan kami masuk ke dalam kelas.

***

( Gaffin)

" Aku mencintaimu Nit, apakah kamu tidak peka terhadapku,...Aku putuskan semua hubunganku dengan anak anak itu, sebab hatiku tidak bisa berpaling dari kamu. Seribu cara sudah Aku coba, dari menghindari kamu, menjauh dari kamu dan melupakanmu, tapi hati Aku masih belum bisa.

Kamu tahu kenapa Helen menolakku, karena dia menganggap kita berpacaran, karena setiap hari kita selalu bersama, walaupun sudah Aku bilang, kita hanya teman, tapi dia tidak percaya itu. Dan Aku baru tahu hal itu, kenapa mereka yang coba Aku dekati, berkata demikian. Dan setelah Aku menjauh darimu, mereka mau jadi pacarku.

Tadinya aku sangat senang, Aku bisa membuat Helen lihat siapa aku, Aku bisa buktikan bahwa dia tidak berharga lagi di hatiku, walaupun sebenarnya itu bohong, dulu Aku memang tertarik dan suka sama dia, tapi setelah Aku sadari, semenjak bibit bibit cinta ini muncul di hatiku untuk kamu, kamulah yang sebenarnya yang Aku cintai, dan sampai sekarang Aku belum bisa menghilangkan cintaku ini padamu,...kamu selalu menggodaku dalam pikiranku setiap hari." suara bathinku melamun di dalam kelas, saat Aku memandangnya yang sedang sibuk duduk dengan tugas matematika.

Ku sudahi lamunanku ,dan Aku berjalan menghampiri mejanya.

Dug..dug..dug...

Jantungku terus berdetak kencang, jika Aku melihatmu, tetapi aku mantapkan kaki ku ke mejamu. Biarlah...jika nanti kamu mendengar suara detak jantungku ini, mungkin ..Aku akan mudah mengungkapkannya , bahwa Aku mencintaimu.

Nitta...kamu itu ternyata sangat spesial di hati Aku, Aku berani mengungkapkan cinta pada cewek lain, tapi Aku tidak berani menyatakan cintaku kepadamu...yah..memang perasaan ku untukmu beda dengan perasaanku terhadap mereka. Aku hanya tertarik dan ingin memiliki mereka, tapi Aku mudah tergoda , sehingga Aku juga cepat mengakhiri hubungan. Tetapi kamu...mungkin sampai langit runtuh dan bumi membelah, rasa cinta ini tidak akan berubah.

Di mataku, kamu sangat sempurna, hingga ujung kukumu saja, istimewa di mataku, apalagi keseluruhan pada dirimu,.....

" Hei...masih belum selesai ngerjain tugasnya.." tanyaku sambil berusaha mengendalikan detak jantungku yang sedang tidak normal.

" Iya nih..Aku kesulitan ngerjain yang nomor ini." jawabnya dengan wajah serius, karena menghitung angka angka yang memusingkan itu.

Seketika Aku ingin membantunya menjelaskan soal itu, kemudian Aku duduk di sampingnya, dan Aku meraih buku, lalu mulai menerangkan setiap hasil angka yang di dapatkan dalam penyelesaian soal itu.

Zenita memajukan wajahnya dekat denganku, tapi dia menghadap tulisan di atas buku , tangannya menyentuh tanganku, dan aku semakin mabuk kepayang membau aroma rambutnya yang berasa aroma buah buahan. Aku terlena akan bau itu, hingga Aku mendekatkan hidungku ke puncak kepalanya sembari memejamkan mata, menikmati aroma rambut dari orang yang Aku cintai.

" Terus yang ini..darimana hasilnya bisa di dapat?" tanya Nita ,yang membuatku terkejut dan terbangun dari fantasi yang sedang Aku alami.

" Eh.. ..yang mana?" jawabku sedikit tergagap.

Zenita menujukkan tulisan itu ,dan Aku seketika memajukan wajahku, akan menjelaskannya. Pikiranku sekilas terabaikan dengan adanya soal itu, bak seorang guru matematika yang profesional, Aku menjelaskannya. Kami terbawa suasana belajar , dan tanpa sadar kami duduk sangat dekat, wajah kami dekat anggota badan kami dekat ,bahkan saling menempel, hingga aku bisa merasakan panas nafasnya.

Aku tersadar dan langsung gelisah, karena jantungku berdetak kencang, seperti peringatan tanda bahaya, akan meledak. "Oh..tidak..." Aku sangat panik, sehingga menyenggol tangan Nita yang sedang memegang pensil, lalu pensil itu terjatuh.

Seketika Aku merunduk, hendak mengambilkannya, tanpa di sadari, Zenitta juga akan mengambil pensil itu. Saat Aku menoleh keatas ,wajah Zenitta ada di hadapanku, dan kami.. saling bertubrukan hidung dan mulut kami dekat.

Aku mabuk kepayang hanya dengan keadaan ini. Bentuk mulutnya yang mungil seperti buah cerri itu, merah dan menonjol ,terlihat sangat manis, hidungnya yang runcing,.....Aku.... ingin sekali menciumnya.

***