Rumah Sakit Medistra Jakarta, pukul 06:00 WIB.
Jun dan Tuan Kusuma bangun dari tidur mereka. Syifa meletakkan minuman dan makanan di atas meja, untuk sarapan 2 pria yang baru saja bangun tidur.
"Cuci muka, terus sarapan," ucap Syifa yang duduk di hadapan suami dan kakeknya.
Tuan Kusuma memasukkan kembali laptop ke dalam tas dan masuk ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Sedangkan Jun menghampiri Syifa dan mencium perut istrinya yang masih datar. Wanita itu hanya tersenyum dan mengusap rambut Jun yang tengah mencium perut ratanya.
"Morning kiss mana?" ujar Jun memajukan bibirnya. Syifa memberikan ciuman singkat pada suaminya, dan Tuan Kusuma hanya tertawa geli melihat kejadian itu.
Sekarang giliran Jun yang masuk ke dalam kamar mandi, untuk membersihkan wajahnya. Tuan Kusuma mengambil makanan yang disediakan oleh Syifa sambil meminum susu hangat. Jun keluar kamar mandi dan mengambil handuk di atas kasur, lalu duduk kembali disamping istrinya.
"Makan Mas," ucap Syifa memberikan makanan pada suaminya.
"Suapin," jawab Jun yang tiba-tiba manja.
"Astaga keuwuan apalagi ini," ujar Tuan Kusuma memakan rotinya.
Syifa hanya tersenyum dan menyuapi roti pada suaminya. Ia juga memberikan susu agar Jun tidak tersedak, entah kenapa hari ini suaminya begitu manja padanya. Tiba-tiba kedua orang tua Jun dan Syifa masuk ke dalam ruangan, lalu duduk di sofa. Mereka meletakkan tiket ke Dufan.
"Wah, kita ke Dufan, Pa?" tanya Jun yang kaget. Tuan Widodo mengangguk dan tersenyum pada semua orang.
"Holiday Time," ucap Tuan Kusuma sambil memasang jaketnya dan secepat mungkin keluar dari ruang rawat inap.
"Astaga Ayah, sudah tua tapi jiwa muda," ujar Tuan Roy.
"Haha, ayo kejar Tuan Kusuma. Pasti dia sudah menunggu kita," jawab Tuan Widodo.
Jun mengambil tas istrinya dan mengeluarkan dompet untuk membayar biaya rumah sakit. "Sudah Ibu bayar," ucap Nyonya Sonia.
"Jun akan menggantinya Bu," jawab Jun yang akan mengeluarkan uang. Namun, tangannya ditahan oleh Nyonya Sonia.
"Tidak perlu, kamu selalu memberi uang pada Ibu. Simpan saja uangmu, untuk di tabungan atau gunakan untuk kebutuhan lainnya," jawab Nyonya Sonia.
"Tap--," ucapan Jun terpotong saat Nyonya Sonia dan yang lain keluar dari ruangan tersebut.
Syifa memeluk lengan suaminya dan menatap Jun dengan tatapan bahagia. "Ayo keluar," ucap Syifa.
"Mas tidak enak dengan Ibu," jawab Jun.
"Ibu bilangkan tidak usah dibayar, ikuti saja kemauan Ibu," jelas Syifa memeluk lengan suaminya. Jun hanya mengangguk dan membawa tas Syifa. Mereka pun menuju tempat parkir, lalu masuk ke dalam mobil menuju Dufan.
Disepanjang perjalanan orang-orang yang sudah berumur sibuk berdandan, agar terlihat keren saat dipandang orang lain. Sedangkan Syifa menahan mualnya karena mencium wangi parfum yang tidak ia suka. Jun memberikan minyak angin aroma terapi, untuk dihirup oleh istrinya agar tidak mual lagi.
"Jangan pakai parfum dong, Syifa jadi mual," ucap Jun pada kedua orang tua dan kakeknya.
"Eh, maaf nak."
Syifa hanya membalas dengan anggukan dan menyandarkan kepalanya di bahu Jun. Ia meletakkan tangan Jun di perut miliknya, dan pria itu mengusap lembut perut Syifa.
"Baik-baik disana. Cepat keluar, Papa sudah tidak sabar ingin bertemu denganmu," gumam Jun pelan mencium perut istrinya.
"Aku suka wangi rambut mu Mas," ungkap Syifa mencium rambut suaminya yang begitu harum. Jun mendongak'kan kepalanya dan menatap istrinya. Pria itu mengecup singkat bibir Syifa tanpa ada rasa malu saat ditatap oleh kedua orang tua serta kakek mereka.
"Mulai lagi, jadi iri dah," ucap Tuan Kusuma sambil tertawa.
"Dih, udah tua juga. Masih iri sama anak muda, Ayah please sadar umur.." jawab Tuan Roy. Semua orang yang di dalam mobil hanya tertawa melihat tingkah Tuan Kusuma yang tidak sadar dengan umurnya.
.
Setelah menempuh perjalanan 20 menit, akhirnya mereka sampai di Dufan. Tuan Roy dan Tuan Widodo menaiki wahana roller coaster, sedangkan Nyonya Risa dan Nyonya Sonia naik wahana perahu di Dufan. Tuan Kusuma mengajak 2 cucunya masuk ke rumah hantu, untuk uji nyali.
Rumah Hantu,
Tuan Kusuma dan Jun bersembunyi dibelakang Syifa, karena baru masuk saja mereka sudah ketakutan. Syifa hanya pasrah dan berjalan paling depan, saat tengah fokus berjalan tiba-tiba ada hantu yang mengagetkan mereka. Otomatis Syifa langsung memukul kepala hantu tersebut.
"Heh! Bikin kaget aja, kalau kandungan ku kenapa-napa mau tanggung jawab?" ucap Syifa menatap hantu tersebut.
"Nah, dimarahin kan Lo," sambung Tuan Kusuma.
"Tau ni, jangan bikin kaget. Istri gue lagi hamil, kalau anak kami kenapa-napa abis tu Mr P Lo gue tendang," sahut Jun yang masih bersembunyi dibelakang Syifa.
Mereka pun memilih keluar karena takut untuk melanjutkannya. Tuan Kusuma memilih wahana lain yang lebih seru untuk dinaiki. Sedangkan Jun dan Syifa memilih duduk dikursi panjang.
Mereka hanya menatap kebahagian kedua orang tuanya, yang menaiki semua wahana. Tanpa sengaja, ada bola menggelinding ke arah tempat duduk mereka. Jun berdiri mengambil bola tersebut, lalu memberikan bola itu pada pemiliknya anak yang baru berusia 5 tahun.
"Ini milikmu?" tanya Jun dengan begitu lembut.
Anak itu mengangguk dan berlari menghampiri orang tuanya. Jun tersenyum dan kembali duduk disamping Syifa. Ia menggenggam tangan istrinya dan mengelus kembali perut Syifa dengan lembut.
"Masih menunggu 8 bulan lagi, Papa baru bisa bermain denganmu nak," ucap Jun sambil tersenyum manis.
"Sabar Mas, nanti kalau sudah lahir pasti dia main dengan Papa nya," jawab Syifa menatap wajah suaminya.
Jun tersenyum dan memeluk istrinya, setelah itu mereka kembali menatap ke arah orang-orang yang asik bermain wahana. Hari ini angin terasa begitu segar, langit begitu cerah pertanda akan ada kebahagian dihari ini dan hari selanjutnya. Jun menggandeng tangan istrinya menuju ke mesin boneka. ia memasukkan koin ke dalamnya.
"Mau boneka yang mana?" tanya Jun menatap Syifa.
"Mau boneka beruang yang imut itu," jawab Syifa menunjuk boneka beruang yang berwarna coklat dan putih.
"Oke Mas akan mengambilkan nya untukmu," sambung Jun. Ia pun mulai menekan tombol dan berusaha mendapatkan boneka yang diinginkan istrinya.
"Aku harus bisa," ucap Jun.
"Ayo Mas, aku mau boneka beruang itu," sambung Syifa menyemangati suaminya.
Setelah 5 menit ia berusaha, akhirnya Jun mendapatkan boneka beruang yang diinginkan oleh Syifa. Pria itu langsung memberikan pada istrinya, secara refleks Syifa memeluk suaminya karena sangat bahagia, mendapatkan boneka dari hasil jerih payah Jun.
"Makasih Mas, aku bahagia sekali," ucapnya sambil memeluk erat Jun. Pria itu membalas pelukkan Syifa dan ikut bahagia melihat senyuman manis terukir di wajah istrinya.
"Hua.. melihatmu bahagia, Mas jadi ikut bahagia," gumam Jun yang ikut bahagia setelah mendapatkan boneka beruang itu. [.]