Chereads / Hargai Aku / Chapter 25 - Bab 25 : Pulang ke Jakarta.

Chapter 25 - Bab 25 : Pulang ke Jakarta.

Setelah melakukan hubungan, Syifa dan Jun memilih untuk tidur karena kelelahan.

.

Bandung, pukul 06:00 WIB.

Syifa bangun lebih awal dan langsung masuk ke dalam kamar mandi. Jun masih tertidur lelap di atas kasur hotel dengan posisi memeluk bantal guling.

Sudah 15 menit Syifa berada di kamar mandi, tapi belum juga keluar. Jun bangun dan terkejut saat istrinya sudah tidak ada di sampingnya. Ia berjalan masuk ke dalam kamar mandi, dan melihat Syifa tengah berendam dalam bathtub. Jun langsung membuka baju, lalu ikut berendam di bathtub.

"Astaga!" ucap Syifa yang terkejut.

"Kenapa sayang?" tanya Jun yang bingung.

"Mas, mengagetkan ku saja," jawab Syifa.

"Hehe, maaf ya," sambung Jun yang mendekatkan tubuhnya ke tubuh istrinya yang tertutup oleh busa sabun mandi.

Jun melingkarkan kedua tangannya di pinggang milik Syifa. Wanita itu hanya tersenyum dan menatap suaminya dengan tatapan yang sangat dalam.

"Masih mau tetap di Bandung, atau kita pulang?" tanya Jun.

"Kita pulang saja Mas. Kamu 'kan juga harus bekerja, dan mengurus dokumen-dokumen yang akan dikirim melalui email ke China," jawab Syifa.

"Yakin?" tanya Jun.

Syifa mengangguk dan mengecup singkat bibir suaminya. Jun memeluk tubuh istrinya yang tak mengenakan baju.

"Mas, cepat mandi. Tubuhku sudah dingin," ucap Syifa yang mulai kedinginan.

"Ya sudah, ayo mandi," jawab Jun.

Mereka pun mandi bersama di dalam bathtub. Setelah selesai, Syifa dan Jun keluar kamar mandi bersamaan. Suara bel kamar hotel berbunyi, Jun segera membukakan pintu kamar hotel.

"Selamat pagi, saya mau mengantar makanan Tuan," ucap Pegawai pria yang membawa kereta makanan.

"Letakkan disini saja, karena istri saya sedang memakai bajunya," jawab Jun.

"Ah, baik Tuan. Nanti saya akan menjemput kereta makanan ini. Permisi," sambung Pegawai hotel dan pergi menjauhi kamar yang dipesan oleh Jun.

Jun mendorong kereta makanan masuk ke dalam kamar hotel, tanpa sengaja ada dua gadis menatap Jun yang masih telanjang dada, hanya handuk yang menutupi bagian bawahnya saja.

"Oh, my god!" ucap salah satu gadis dengan mulut terbuka, karena terpesona melihat otot perut yang dimiliki Jun.

Pria itu secepat mungkin masuk dan menutup pintunya, karena merasa malu dilihat oleh dua gadis yang tidak sengaja melewati pintu kamar hotel yang ia pesan.

"Kenapa Mas?" tanya Syifa sambil memasang baju.

"Itu, ada dua cewek kaget melihat Mas gak pakai baju," jawab Jun meletakkan kereta makanan di samping sofa.

"Pasti suka, dipandang sama cewek-cewek. Perutnya diumbar-umbar ke cewek lain. Suka banget tu dia," sambung Syifa yang cemburu.

"Ciee cemburu ya?" tanya Jun mendekati Syifa yang kesulitan memasang retsleting bajunya.

"Biasa saja," jawab Syifa dengan singkat dan berusaha meraih retsleting yang ada di belakang bajunya.

Jun membantu istrinya dan mencium leher Syifa yang begitu wangi.

"Jangan cemburu dong, mereka melihat tubuh Mas karena tidak sengaja," ujar Jun memeluk tubuh istrinya dari belakang.

"Yasudah, pakai bajumu Mas. Nanti masuk angin lagi," jawab Syifa.

Jun melepas pelukkannya dan memakai baju yang sudah disiapkan oleh Syifa. Setelah selesai mereka menyisir rambut dekat meja rias yang disediakan oleh pihak hotel. Syifa memakai sedikit riasan wajah, agar terlihat semakin cantik.

"Jangan terlalu cantik, nanti ada cowok yang godain kamu," ucap Jun menatap Syifa sambil menyisir rambutnya.

"Kalau gak cantik, nanti Mas malu di dekatku," jawab Syifa menatap suaminya lewat kaca meja rias.

Jun meletakkan sisir dan duduk di samping istrinya. Ia melihat wajah Syifa semakin cantik saat dipoles dengan sedikit bedak dan lipstik. Jun menghapus lipstik Syifa yang terlihat berwarna merah. Kemudian menggantikannya dengan lipstik berwarna nude.

"Bibir milikmu sudah merah, kalau pakai lipstik merah makin menggoda nanti," sambung Jun.

Syifa hanya tersenyum dan merapikan lipstik yang di pakaikan oleh Jun. Setelah itu dia duduk di sofa dan menyiapkan makanan untuk suaminya.

"Ayo makan Mas, mumpung masih panas," ucap Syifa.

Jun duduk dan melahap makanan yang sudah di sediakan istrinya. Saat makanan sudah habis, Syifa dan Jun memilih keluar kamar sambil membawa koper yang berisi pakaian mereka. Sepasang Suami, Istri ini terkejut saat melihat ada dua orang gadis sedang berdiri di depan pintu kamar hotel.

"Mundur aja yuk, istrinya cantik banget. Kita cuma kentang bro," ucap salah satu gadis berbaju biru.

"Iya mundur aja, istrinya bening banget. Kita banyak koreng nya," sambung temannya. Mereka pun memilih pergi karena insecure melihat kecantikan Syifa.

Jun hanya tertawa kecil dan memang benar, mereka tidak akan bisa mengalahkan Syifa yang cantiknya seperti seorang bidadari. Syifa hanya menatap kepergian dua gadis itu dan memeluk lengan suaminya.

"Mereka insecure ada di dekatmu sayang," ucap Jun menatap Syifa.

"Padahal aku biasa saja Mas. Tidak perlu insecure berada di dekatku," jawab Syifa.

"Itu menurutmu, tapi kamu terlihat sempurna di mataku dan orang lain," sambung Jun.

"Hanya Tuhan yang sempurna Mas. Ayo kita pulang ke Jakarta," jawab Syifa sambil tersenyum.

Jun membalas dengan senyuman dan mereka mengurus biaya hotel tempat beristirahat dalam semalam. Setelah selesai mereka menuju basement hotel. Jun memasukkan dua koper yang mereka bawa ke dalam bagasi mobil, sedangkan Syifa menunggu suaminya di dalam mobil. Setelah selesai, Jun langsung masuk ke mobilnya dan memakai sabuk pengaman.

"Sudah siap?" tanya Jun.

"Go!" jawab Syifa sambil tersenyum.

Jun mengusap rambut istrinya dan langsung menyalakan mobilnya, keluar dari basement hotel. Saat sudah keluar dari basement hotel, Daffa menghentikan mobil mereka. Ia mengetuk kaca mobil disamping Jun.

"Sejak kapan ada disini?" tanya Jun.

"Baru saja, ini ada hadiah dari aku dan Cindy," jawab Daffa.

"Hadiah apa ini?" tanya Jun.

"Hadiah pernikahan kalian, oh iya hati-hati di jalan ya. Kalau sudah sampai kabari kami," sambung Daffa.

"Makasih Daffa," ucap Syifa.

Daffa menghampiri sahabatnya dan memeluk tubuh Syifa. "Hati-hati di jalan, jaga kandunganmu. Sampai bertemu bulan depan ya," ujar Daffa yang mengeratkan pelukkannya pada sahabatnya.

"Pasti, makasih ya Daf," jawab Syifa.

Daffa melepas pelukkannya. "Santai, oh iya sorry Cindy tidak bisa datang. Dia lagi sibuk mengukur baju pernikahan," sambung Dimas.

"Santai Daf," ucap Jun dan Syifa secara bersamaan.

"Yasudah hati-hati," jawab Dimas melambaikan tangannya.

Jun meng-klakson Daffa dan Syifa membalas lambaian tangan sahabatnya. Mereka pun pulang menuju Jakarta.

.

Jakarta, pukul 09:04 WIB

Jun dan Syifa tiba di Ibukota Jakarta. Mereka menuju apartemen dan memarkirkan mobil di basement. Jun menurunkan koper yang ada di bagasi, Syifa menunggu suaminya dan membantu membawakan koper.

"Eh, Mas saja yang bawa," ucap Jun mengambil kembali koper yang dipegang Syifa.

"Sini Syifa bantu. Mas pasti capek, udah nyetir bawa koper lagi," jawab Syifa yang kekeh ingin membantu Jun.

"Yasudah, tapi hati-hati sayang," sambung Jun.

Syifa membalas dengan anggukan dan masuk ke unit apartemen tempat mereka tinggal. [.]