Saat telah sampai di dalam apartemen, Syifa meletakkan koper di sebelah lemari pakaian mereka. Ia langsung berbaring, untuk bersantai beberapa menit. Jun tersenyum dan masuk ke dalam kamar mandi, untuk mencuci tangannya yang terkena debu.
Drtt.. drtt.. getar ponsel Jun membuat Syifa terkejut. Gadis itu mengambil ponsel suaminya dan ada pesan masuk dari klien. Syifa masuk ke dalam kamar mandi dan memberikan ponsel pada Jun.
"Ada apa?" tanya Jun.
"Klien mu mengajak bertemu hari ini," jawab Syifa.
"Ah, iya. Mas ganti baju dulu ya," sambung Jun yang langsung memilih baju kerjanya.
Syifa membantu suaminya dan menyiapkan dasi beserta sepatu kerja. Jun menatap Syifa dengan senyuman manisnya, kemudian berdiri di hadapan gadis itu. Syifa memasangkan dasi pada Jun dan merapikan jas yang sedikit berantakkan.
"Sudah, hati-hati kerjanya ya. Kabari kalau sudah sampai di kantor," ucap Syifa menatap suaminya.
"Siap Ibu boss," jawab Jun ngecup singkat bibir istrinya.
Wanita itu hanya tersenyum dan memberikan sepatu pada Jun. Ia memakaikan sepatu suaminya dan memberikan tas kerja pada Jun.
"Mas pergi dulu ya, hati-hati saat di rumah. Sepertinya Mas akan sangat lama pulangnya," sambung Jun mengusap surai panjang milik Syifa.
"Iya, semangat kerjanya," jawab Syifa sambil tersenyum.
Jun membalas senyuman istrinya dan berjalan keluar dari apartemen. Syifa mengantar Jun sampai ke basement, setelah melihat mobil suaminya sudah menjauh. Syifa masuk kembali ke dalam apartemen, namun langkahnya terhenti saat ia merasakan ada yang mengikutinya dari belakang.
Syifa membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah belakang. Tidak terlihat siapapun di belakangnya, gadis itu merasa bingung dan melanjutkan langkahnya masuk ke dalam apartement.
Di balik mobil berwarna putih, ada seorang gadis tengah menatap Syifa dengan tatapan datar.
"Tunggu tanggal mainnya, aku akan melihat kalian dulu. Baru aku bisa menjalankan rencana ku, untuk menghancurkan rumah tangga kalian," ucap Sarah tersenyum jahat.
Ia masuk kembali ke dalam mobil dan keluar dari basement unit Apartement Soon and Moon. Disepanjang perjalanan wanita itu hanya tersenyum jahat, dan menelepon seseorang.
"Mereka sudah pulang, kita harus mengintai terlebih dahulu dan setelah itu baru rencana akan di mulai," ucap Sarah kepada gadis yang sedang ia telepon.
.
Cafe Blackberry,
Jun sedang menunggu kliennya di meja yang sudah ia pesan sebelumnya. Beberapa menit kemudian klien nya pun datang dan langsung duduk di depan Jun. Mereka memulai pertemuan dan membahas pekerjaan yang akan mereka kerjakan di masa mendatang.
Clara sedang duduk di meja yang cukup jauh dari Jun. Ia terus memperhatikan pria tampan itu dan terkadang tersenyum nakal ke arah Jun.
'Huh, andai saja dia milikku. Mungkin nafsu ku akan puas jika bermain bersamanya,' batin Clara.
Jun merasakan ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Ia menatap ke belakang kliennya, namun tidak ada seorang pun yang duduk di meja belakang kliennya itu. Ia melanjutkan rapat mereka, dan berpindah tempat untuk menemui klien lainnya.
"Dia sudah berpindah tempat," ucap Clara yang menelepon seseorang.
'Biarkan saja dulu, kau pulang saja. Beri waktu untuk mereka untuk menikmati masa-masa indah. Setelah itu brumm,' jawab orang yang di telepon Clara.
Clara tersenyum jahat dan memastikan ponselnya. Ia mengambil tas dan pulang ke rumah, sesuai perintah orang yang meneleponnya tadi.
.
Soon and Moon Apartement,
Syifa tengah asik merapikan apartemen sambil menghidupkan lagu boyband favoritnya. Wanita itu sesekali dance ala boyband yang ia sukai itu. Namun, tiba-tiba ia terhenti saat ada notifikasi pesan masuk ke ponselnya.
Ia mengambil ponsel tersebut dan membuka pesan dari suaminya yang menanyakan kabarnya di apartemen. Syifa tersenyum bahagia dan membalas pesan dari suaminya. Ia meletakkan kembali ponselnya dan melanjutkan pekerjaannya.
Kring!
Ponselnya berdering, Syifa pun mengangkat telepon tersebut dan tersenyum saat mendengar suara suaminya ditelepon.
'Sudah makan?' tanya Jun.
"Belum Mas, nanti saja makannya," jawab Syifa.
'Mau makan apa? Biar Mas belikan, terus nanti Mas antar,' sambung Jun.
"Sudahlah Mas, nanti aku bisa masak sendiri. Fokus saja bekerjanya," jawab Syifa.
'Mas sedang istirahat, jadi mau pulang sebentar,' ucap Jun lagi.
"Aku mau batagor," jawab Syifa.
'Oke, Mas beli dulu. Nanti Mas pulang mengantarkan batagor...' sambung Jun mematikan telepon.
Syifa meletakkan ponselnya kembali di meja ruang tamu dan ia berbaring di sofa karena kelelahan. Ia memejamkan matanya dan terkejut saat ada yang menyentuh kakinya.
"Siapa?!" teriak Syifa yang ketakutan.
Jun keluar dari tempat persembunyiannya dan duduk di samping Syifa. Wanita itu jadi bingung, kenapa suaminya bisa secepat ini berada di apartemen. Padahal tadi dia bilang baru akan memesan batagor.
"Mas, kok cepat banget?" tanya Syifa.
"Tadi sebenarnya Mas mu ini sudah ada di basement apartement. Bawa batagor, tapi takutnya kamu gak suka. Makanya Mas telepon, mau makan apa jadi bisa langsung dibelikan karena masih di dalam mobil," jelas Jun.
"Oo, untung jantungku gak copot Mas, aku kira tadi siapa." jawab Syifa.
Jun hanya tertawa dan berjalan ke dapur mengambil piring, untuk meletakkan batagor yang ia beli. Syifa menghampiri suaminya dan memeluk Jun dari belakang.
"Mas, masih lama pulangnya?" tanya Syifa.
"Masih sayang, sepertinya Mas lembur," jawab Jun membalikkan tubuhnya menghadap Syifa.
"Yah, padahal aku rindu," sambung Syifa yang cemberut.
"Makanya lepas rindumu, sekitar 20 menit lagi Mas akan kembali bekerja," jawab Jun memegang pinggang istrinya.
Syifa memeluk Jun dan pria itu terkejut saat merasakan ada yang lembut mengenai dadanya. Ia melepaskan pelukkan Syifa dan menatap ke arah dada istrinya.
"Bola kamu tidak memakai kaca mata?" tanya Jun.
"Tidak Mas. Kalau pakai kaca mata sesak rasanya, maka dari itu aku buka." jelas Syifa.
"Nanti kalau mau keluar rumah, terus lupa pakai kaca mata, nanti mata para pria gila menatap ke dadamu lagi..." sambung Jun.
"Tidak akan Mas, Syifa akan tetap di dalam apartement sampai Mas pulang," jawab Syifa.
"Yasudah sini peluk Mas lagi. Enak banget rasanya ada yang empuk-empuk gitu," ucap Jun yang memeluk istrinya dengan erat dan merasakan ada benda kenyal menyentuh dadanya.
"Mas mah, pasti suka. Dasar mesum," jawab Syifa membalas pelukkan Jun.
Setelah melepas pelukkannya, mereka langsung makan batagor yang sudah di siapkan. Syifa dan Jun makan satu piring berdua, mereka tertawa bersama sambil bercerita hal-hal lucu. Setelah 10 menit kemudian, Jun membawa Syifa masuk ke dalam kamar dan menyuruh wanita itu agar merebahkan kepalanya ke paha Jun. Syifa pun merebahkan kepalanya dan menatap suaminya yang tengah asik menatapnya.
"Tidur, sebentar lagi Mas akan kembali bekerja," ucap Jun.
"Iya Mas," jawab Syifa memejamkan matanya.
Jun mengecup kening istrinya dan mengusap pelan surai panjang yang indah milik Syifa. Gadis itu pun akhirnya tertidur dengan terpaksa, Jun membenarkan posisi tidur istrinya dan menggenggam tangan Syifa.
"Mas pergi bekerja dulu, tunggu Mas ya. Padahal masih rindu, tapi pekerjaan Mas sangat banyak," ucap Jun sendu.
"Mas harus menghasilkan banyak uang untuk kebahagian mu dan anak-anak kita kelak," sambung Jun mengecup kening istrinya dan ia pun keluar dari apartemen, melanjutkan pekerjaannya di kantor. [.]