Soon and Moon Apartement, pukul 01:00 WIB
Jun masuk ke dalam apartemen dan langsung ke kamar, untuk beristirahat karena lelah berkerja seharian. Syifa terbangun dari tidurnya saat mendengar suara pintu kamar terbuka. Gadis itu menghampiri suaminya dan mengambil tas kerja Jun, kemudian meletakkannya di atas meja.
"Sudah makan?" tanya Syifa memijat kaki suaminya yang tengah berbaring di kasur.
"Sudah, Mas lelah sekali," jawab Jun sambil memejamkan matanya.
"Yasudah, lebih baik Mas mandi dulu. Pasti nanti badannya jadi segar," sambung Syifa.
"Sebentar lagi, Mas benar-benar lelah," jawab Jun sekali lagi dan memeluk Syifa dengan erat.
Syifa hanya diam dipelukkan suaminya saat mencium parfum wanita di tubuh Jun, ia mencoba berpikir positif dan memijat tangan Jun. Akhirnya pria itu tertidur pulas dipelukkan istrinya. Ponsel Jun tiba-tiba bergetar, Syifa langsung melihat ponsel suaminya, ia terkejut saat melihat foto Jun sedang bersama wanita lain dalam keadaan tidak sehelai pun kain yang menutupi tubuh mereka.
Wanita itu langsung meletakkan kembali ponsel suaminya di atas meja samping kasur. Kemudian ia keluar dari kamar dan duduk di balkon unit apartemen lantai 30. Air mata pun tiba-tiba jatuh ke wajah Syifa, hatinya terasa sakit melihat foto suaminya dengan wanita lain dalam keadaan tidak memakai sehelai pun baju.
"Kenapa begitu sakit? Apa dia masih mencintai Sarah?" tanya Syifa yang memegang dadanya.
"Apa dia masih berhubungan dengan Sarah, wanita yang sudah 5 tahun menjadi kekasihnya. Berarti aku hanya pelampiasan nafsunya saat di rumah?" sambung Syifa yang benar-benar sakit hati saat melihat foto yang dikirim Sarah ke ponsel suaminya.
.
Dua jam sebelumnya,
Jun tengah duduk di ruang kerjanya, tiba-tiba Sarah datang dan duduk di pangkuan pria tampan itu.
"Apa kabar sayang?" tanya Sarah.
"Turun dari pangkuanku," jawab Jun.
"Biasanya kamu suka kalau aku berada di pangkuanmu. Jun apa kamu ingat ucapanmu yang lalu?".
"Tentang apa?" tanya Jun yang bingung.
"Tentang, kamu mau berhubungan intim denganku." balas Sarah.
"Turun Sarah, aku sudah punya istri. Itu hanya masa lalu yang harus kita lupakan. Carilah pria lain, jangan ganggu aku!" jelas Jun mendorong sedikit tubuh Sarah dan menjauh dari gadis itu.
Sarah menghampiri Jun dan memeluk pria itu dari belakang. Ia meraba-raba dada bidang milik suami Syifa, dan Jun menepis tangan Sarah dengan kasar.
"Aku bilang menjauh dariku!" bentak Jun.
Pria itu mengambil tas kerjanya dan berjalan keluar ruangan. Namun, saat ia membuka pintu ada orang yang memukul kepalanya sangat keras. Jun pingsan dan Sarah langsung keluar ruangan pria itu sambil tersenyum jahat.
"Ayo, kita mulai rencana kita," ucap Sarah menatap Clara dengan tatapan puas.
.
Hotel Purnama, pukul 23:30 WIB
Clara dan Sarah membawa Jun masuk ke kamar hotel. Ia membaringkan pria itu di atas kasur dan membuka semua baju Jun. Terlihatlah aset masa depan milik pria itu, Clara mulai terangsang dan akan melahap milik Jun. Tapi ditahan oleh Sarah, wanita itu membuka bajunya dan tidur di samping Jun.
"Kita hanya ingin menjebak pria sialan ini, agar bertengkar dengan istrinya. Bukan memuaskan nafsumu!" tegas Sarah.
"Tapi itu besar sekali," jawab Clara yang sudah basah.
"Nanti akan gue ganti dengan yang lebih besar. Kau mau memakai bekas orang lain? Jangan bodoh, mending cari yang masih baru dan lebih hot dari ini!" jelas Sarah yang sudah tidak memakai sehelai pun kain menutupi tubuhnya.
"Janji ya, aku sudah tidak tahan lagi." sambung Clara.
Sarah mengangguk dan mulai menjalankan rencananya. Ia memeluk tubuh Jun dan memasang ekspresi kelelahan seperti baru selesai melakukan hubungan intim dengan Jun. Clara langsung memotret mereka dan menahan nafsunya, demi mendapatkan pria yang lebih seksi dari Jun.
"Bagaimana? Sudah?" tanya Sarah.
"Sudah, sekarang telepon pria itu. Aku sudah basah ini." jawab Clara.
"Astaga, dia sudah berada di kamar nomor 205. Pergilah kesana, aku akan melanjutkan rencana kita," sambung Sarah melihat foto yang diambil Clara.
Clara langsung berlari menuju kamar nomor 205, menemui pria yang akan bermain dengannya pada malam ini. Sarah tersenyum jahat dan kembali berbaring di samping Jun. Ia menatap wajah Jun sambil mengusap lembut rambut mantan kekasihnya itu.
"Andai kau belum berhubungan dengan istrimu, mungkin aku akan bermain denganmu. Sayangnya aku tidak suka yang bekas," jelas Sarah.
Jun merasa terganggu dan membuka matanya, dengan cepat Sarah memejamkan mata. Pria itu duduk dan terkejut saat melihat ia tidak memakai sehelai pun baju. Ia menatap ke arah samping dan sangat terkejut melihat Sarah sedang tidur di sampingnya.
"Apa yang kau lakukan padaku?" tanya Jun mengambil bajunya.
Sarah bangun dan berpura-pura kesakitan dibagian area sensitifnya.
"Akh, kamu lupa telah melakukan hubungan denganku?" tanya Sarah kembali.
"Aku tidak pernah menyentuhmu!" tegas Jun memakai bajunya kembali.
"Jun, kamu sudah berhubungan intim denganku," jawab Sarah yang berakting sedih.
"Tidak! Itu tidak mungkin!" tegas Jun.
"Jun, kamu kenapa? Kamu lupa apa yang kamu lakukan padaku?" tanya Sarah dengan meninggikan suaranya agar terlihat nyata.
Jun menggeleng dan keluar dari kamar hotel, ia langsung masuk ke dalam mobil. Pria itu mengacak rambutnya dan mencoba mengingat apa yang ia lakukan bersama Sarah.
"Aku tidak melakukan apa pun pada Sarah. Tapi kenapa dia bersikeras, bahwa aku sudah melakukan hubungan intim dengannya?" ucap Jun yang mulai pusing memikirkan masalah itu.
Jun memilih pulang dan ingin membicarakan semuanya dengan istrinya. Saat tiba di depan pintu apartemen-nya, pria itu terdiam dan sangat berat rasanya membicarakan kejadian tadi. Dia takut, kalau yang diucapkan Sarah memang benar, Syifa akan membencinya. Akhirnya ia memilih untuk diam dan membuka pintu apartemen.
.
Jam sudah menujukkan pukul 03:00 WIB. Jun terbangun dari tidurnya dan terkejut saat Syifa tidak ada di sampingnya. Pria itu langsung bergegas mengambil ponsel dan mencari keberadaan Syifa. Saat ia akan menelepon istrinya, Jun terkejut saat melihat Sarah mengirim foto mereka yang tidak mengenakan baju.
"Wanita sialan! Pasti Syifa sudah melihat ini, tidak bisakah melihat rumah tangga kami bahagia!" gerutu Jun.
Kring!
Ponselnya berbunyi, pertanda ada orang yang menelepon. Jun langsung mengangkat telepon tersebut, sambil mengepal tangannya karena sudah sangat emosi.
"Kau menjebakku!" bentak Jun yang matanya sudah memerah.
[Astaga, kenapa kamu bisa tau ha? Yah, gak seru lagi dong. Eh, tapi pasti istrimu sudah melihatnya kan.]
"Sialan kau? Apa mau mu ha?!" teriak Jun.
[Aku mau rumah tanggamu hancur.]
"Ka--," ucapannya terpotong saat telepon dari Sarah mati.
Jun melempar ponselnya dan barang-barang yang ada di hadapannya. Ia mengacak rambutnya dan berpikir bagaimana caranya, menjelaskan pada Syifa. Karena tentunya istrinya sudah kecewa dengannya, walau itu hanya jebakan yang dibuat oleh Sarah untuk menghancurkan rumah tangga mereka. [.]