Chereads / Aletha : Revenge / Chapter 5 - Chapter 5

Chapter 5 - Chapter 5

Chapter 5

Argh...badanku sakit sekali. Apa yang terjadi padaku kemarin malam?. Lalu bagaimana aku bisa dikamarku?. Aku kesulitan mengingat kejadian kemarin malam. Aku memutuskan membersihkan diri dan berangkat ke akademi. Sesampainya disana aku langsung menuju perpustakaan. Badanku rasa lemas dan kepalaku terasa pusing. Apa aku sakit?. Aku meletakan kepalaku di atas meja perpustakaan. Kepalaku benar-benar pusing sekarang.

"Hei." Ku dongakan kepalaku melihat siapa yang memanggil.

"Oh Xander, ada apa kau perlu bantuan?."

"Tidak, apa kau sakit?, kau terlihat pucat."

"Aku tidak sakit." Aku terkejut saat Xander meletakan tangannya didahiku. Cahaya hijau muncul dari tangannya.

"Bagaimana?, sudah merasa lebih baik?."

"Kau menggunakan sihir penyembuh?." Ia mengangguk.

"Aletha!!!." Elina berlari ke arahku. Syukurlah penjaga perpustakaan sedang keluar jika ia tau kelakuan Elina kurasa anak ini tidak akan menginjakan kakinya diperpustakaan.

"Ada apa Elina?." Ia berhenti berlari ke arahku dan menunduk hormat. Kepada siapa ia menunduk hormat?.

Setelah tanda masuk berbunyi kami langsung menuju kelas. Kali ini aku, Elina dan Zeline berada di kelas ramuan. Kelas ini merupakan keahlian dari Elina. Ia bisa meramu berbagai jenis ramuan. Seperti sekarang ini ia nampak lihai mengerjakannya. Aku dan Zeline sebenarnya memiliki keahlian yang sama yaitu pedang. Aku tak ingin menyentuh pedang untuk saat ini. Ah benar juga aku harus bertemu dengan Crystal ayahnya adalah pemilik lelang terbaik di kota ini. Aku harus menemuinya untuk membuat senjata.

Waktu istirahat pun tiba. Setibanya aku di kantin, mataku tak henti-hentinya bergerak mencari keberadaan Crystal. Zeline yang kesal karena aku tidak memakan makananku dengan baik menyumpaliku daging. Aku hanya bisa mengunyahnya lagi pula daging itu enak.

"Aletha habiskan kopimu." Aku hanya mengangguk dan langsung mehabiskan kopiku. Aku berdiri dan pergi untuk mencari Crystal.

"Al kau mau kemana!." Dari kejauhan dapat ku dengar Elina bertanya.

"Mencari Csytal."

***

"Zeline aku tidak salah dengarkan?."

"Ia ingin pergi menemui Crystal?." Ucap Zeline padaku.

Aku dan dirinya saling tatap dan langsung berlari sambil terus memanggil nama Aletha.

***

Setelah 20 menit pencarian. Akhirnya aku menemukan Crystal bersama dengan Eric. Mereka tengah duduk di bangku taman dekat lapangan olahraga. Ada yang aneh kenapa banyak mata melihat ke arahku. Sial jangan-jangan mereka pikir aku akan mencakar Crystal.

"Crytal." Panggilku. Eric dan Crystal nampak terkejut. Eric yang menyadari keadaan berpindah berdiri di depan Crytal.

'Apa yang dipikirkannya, apa dia akan menyerang Crystal?, sudah ku duga ia hanya anak kecil. Aku harus melindungi Crystal. Pembuat onar ini kapan ia herhenti menggangguku.'

Aku dapat membaca pikiran Eric. Sungguh aku tersulut emosi tanpa pikir panjang aku melemparkannya menabrak pohon dengan kekuatan anginku. Crsytal yang ketakutan memundurkan langkahnya perlahan. Eric mencoba menyerangku. Namun ada seseorang yang menghalangi serangan itu sebelum sampai kepadaku. Entahlah siapa itu.

"Berhenti memundurkan langkahmu, ayahmu pemilik lelang Aprikot bukan?"

"I-iya"

"Aku ingin kau menyampaikan pesanku padanya, aku memerlukan duri landak dari alam bawah, jaring laba-laba putih, dan gelang sihir kutukan. Apa mereka bisa menemukannya?." Crystal menyadari maksudku langsung mengernyitkan matanya dan berjalan maju.

"Untuk duri landak dan jaring laba-laba putih cukup mudah bagi ayahku untuk menemukannya, tapi untuk gelang sihir kurasa memerlukan waktu yang cukup lama menemukannya."

"Tak apa dan juga atur pertemuanku dengan ayahmu karena ku rasa aku akan terus berhubungan dengan rumah lelang Aprikot." Aku langsung berlalu pergi meninggalkan Crystal dan Eric yang tengah kesakitan.

'Syukurlah sifat kekanakannya itu tidak mengganggu Crytal.'

Swoshhh!!!

"Aku tidak tau apa yang membuatmu membenciku, tapi yang pasti siapkan dirimu untuk berpesta karena akan ada berita membahagiakan untukmu T.U.A.N Eric!" Aku menggunakan kemampuan teleportasiku dan membisikan kalimat itu tepat dibelakang Eric.

Eric yang menyadari keberadaanku hanya bisa terdiam dan terkejut. Cih orang yang pernah ku cintai ini kenapa tidak sejak dulu saja ku tinggalkan. Lagi pula perasaannya terhadapku palsu. Sungguh miris mencintai seseorang yang tidak memiliki perasaan yang sama. Kesalahanku karena memiliki hati untuknya. Sial. Aku benci meliha wajahnya ini.

"Aletha!!!"

"Elina apa yang kau lakukan padaku, lepaskan ikatanmu dari tubuhku sekarang!."

"Crystal jangan takut aku dan Zeline akan mengurusnya jadi kau tidak perlu melaporkan hal ini kepada kepala akademik yaa"

"Sebenarnya apa yang kalian pikirkan" ucapku dengan suara dingin.

"Diam kau, Zeline bawa dia cepat, Crystal, Eric ku mohon maafkan Aletha yaaa."

Aku tidak bisa berkutik saat kemampuan Elina dan Zeline memperdayaku. Bagaimana tidak Eline menjerat tubuhku menggunakan akar tumbuhan. Kekuatan angin yang dikeluarkan Zeline mengangkat tubuhku."

"Apa yang kalian lakukan?." Terdengar suara tidak asing dari belakangku.

"Tuan!" Ucap Zeline dan Elina. Tunggu kekuatan mereka menghilang dari tubuhku. Sial aku akan jatuh. Tapi kenapa aku tidak merasakan jatuh?.

"Tenang saja aku mendapatkanmu, kau boleh membuka matamu, my mate."

Deg