"ha.. ha.. ha.."
hanya deru nafas saja yang terdengar di tempat ini, atau lebih tepatnya di kamar ini.
"ah.. Micel, Micel, ah.. aah... Micel"
"tch" pria yang di panggil Micel berdecak kesal kepada pria yang mendesah di dalam pelukannya.
"diam lah kau pelacur, kau terlalu berisik" ucap Micel dengan mengambil bantal di samping pria yang dia tiduri sambil menutupi mulut pria tersebut.
"ha.. ha.. ha.. Reo, Reo, Reo" Micel mulai memompa pinggangnya dengan sangat cepat tanpa memikirkan pria yang sedang dia tiduri apakah tetap bisa bernafas atau tidak di saat dia membekapnya dengan bantal.
sampai akhirnya Micel mencapai puncak nya dan membiarkan keinginan nya keluar di dalam tubuh pria tersebut. tapi hal itu dibatasi oleh pengaman yang telah dia gunakan sebelum bersetubuh dengan pria tersebut.
Micel langsung mencampakkan bantal yang dia gunakan untuk menahan suara pelacur pria yang sudah dia gunakan. dia langsung berdiri dan mencari dompetnya yang berada di saku belakang celananya.
setelah mengambil sejumlah uang dari dompet nya, dia langsung meletakkan uang tersebut di atas meja yang ada di samping ranjang nya.
"ambil uang itu dan pergilah, aku tidak ingin melihat dirimu lagi disaat aku selesai mandi" ucap Micel dan langsung pergi ke kamar mandi, tanpa memikirkan rasa sakit pria yang telah dia peluk.
saat di kamar mandi, Micel langsung menghidupkan shower nya dan mulai menghela nafas panjang
"haaaa... Reo kapan kau akan kembali"
"Reo aku sangat merindukanmu"
Micel mulai melakukan kegiatan nya lagi dengan menyentuh kejantanan nya yang belum lama mengeluarkan hasratnya.
"Reo ah.. Reo. aku merindukanmu, aku akan melakukan segalanya untukmu"
" ah.. ah.. ah.. ah.. Reo Reo Reo"
sekali lagi Micel menyelesaikan hasrat yang dia pendam terhadap teman masa kecil nya yang sudah tidak dia temui selama 14 tahun lamanya.
"sial" Micel langsung memukul dinding kamar mandi nya dengan sangat kuat hingga menimbulkan luka lecet di buku jari tangannya.