Diapun beranjak keluar rumah dengan wajah girang nya. Aku hanya tersenyum melihat kekonyolan ini.
Ku lihat nenek sudah datang, dan sekalian ku ajak Ju Young untuk bergabung dengan kami, dia pun menyetujuinya.
"Waah ada Ju Young rupanya," Seru Se Jeong kemudian bergegas duduk di samping pemuda itu dengan wajah bahagia.
"Waah lagi ngumpul-ngumpul ni, dimana Hye Gun?" Tanya nenek.
"Dia lagi ke toserba Nek, tadi kusuruh dia beli camilan."
"Oh begitu, ya sudah sekalian nenek masakin tumis kimchi ya,"
"Wah mantap Nek, kebetulan kita ntar lagi mau masak Mie Instan, pas banget sama tumis kimchi." Seru Se Jeong memantapkan.
"Baiklah, baiklah, nikmati malam kalian, nenek masak kimchi nya dulu,"
"Baik Nek."
Kamipun berkumpul di depan rumah, dan akhirnya yang di tunggu-tunggu telah datang, yaitu Hye Gun.
Kimchi yang nenek masak sudah matang, kamipun duduk mengelilingi kompor yang di atas nya ada panci berisi mie instan.
Tiba-tiba ponsel Hye Gun berdering...
Diapun mengangkatnya.
(Iya, ada apa?)
(....)
(Benarkah?)
(....)
(Aku sedang di rumah Mina)
(...)
(Kamu mau kesini? Memangnya kamu tau rumah Mina?)
(...)
(Baiklah, aku tunggu disini, kebetulan kami sedang pesta)
Begitulah yang aku dengan, tidak tau siapa yang menelphone.
"Pacarku dengan teman-teman nya akan kemari sebentar lagi, tidak apa-apa kan?" Seru Hye Gun, dan seketika membuat tanganku gemetar.
"Tentu, mumpung ini lagi kumpul semua, sekalian kenalkan pacarmu sama nenek," Seru nenek.
"Iya Nek, ini bentar lagi mereka tiba kok."
Dadaku mulai sesak, aku tidak tau apa yang harus ku lakukan, aku tidak mungkin kabur, kenapa aku harus kabur? Ini adalah rumahku sendiri. Aku tidak ingin terulang seperti dulu lagi, aku harus menghadapi mereka. Mereka tidak boleh menginjak-injak ku lagi.
Tak lama kemudian, terlihat beberapa orang melangkah mendekat, aku dapat melihat wajah nya dengan jelas, mereka yang aku kenal. Mereka lah yang membuat hidupku hancur.
Yoon Inna, Joo Sarang, Park Jihoon, Sung Jaewon.
Mereka benar-benar datang, ku lihat bibir mereka tersenyum sinis ke arahku.
"Hay, Mina, kita berjumpa lagi." Yoon Inna tersenyum sambil melambai kan tangan nya.
"Ternyata benar, Song Mina masih hidup." Lanjut Joo Sarang sunbae.
"Aku sungguh tak percaya ini," Park Jihoon sunbae seakan-akan tak percaya.
Sedangkan Jae won hanya tersenyum miring.
"Kalian kenal dengan cucuku?" Tanya nenek.
"Tentu Nek, kami teman baik waktu di sekolah dulu." Yoon Inna menghampiriku, merangkul ku dari samping.
"Iya kan Mina?" Lanjutnya.
"Ouh, iya Nek." Akupun terpaksa berbohong pada nenek, karna tak ingin membuat nenek yang sudah tua itu khawatir.
"Ya sudah, kalian silahkan nikmati pesta kalian. Anggap ini sebuah reoni sekolahmu sayang." Nenek mengelus pucuk kepalaku.
"Nenek," Panggilku, ketika mendapati nenek melangkah akan pergi.
"Ada apa sayang?"
"Nenek mau kemana?"
"Kalian berpestalah sampai malam, nenek malam ini mau menginap di rumah ibu Se jeong."
"Tapi Nek_"
"Sudahlah, nenek tidak mau mengganggu pesta anak muda." Nenek pun meninggalkan ku yang sekarang sedang di penuhi rasa takut.
Aku mencoba bersikap biasa, karna takut Sejeong, Hye Gun, dan Ju young curiga.
"Aku sungguh tak percaya kau masih hidup Mina." Seorang gadis cantik bernama Joo Sarang duduk di samping kiri ku, sedangkan di samping kanan ku ada Inna.
"Benar kan kataku, dia masih hidup. Untung kalian mau ku ajak kemari." Seru Yoon Inna.
"Song Mina, nanti malam ada sebuah kejutan buat kamu." Jae won berkata dari sebrang sana sambil tersenyum evil. Dan itu membuatku kembali dalam ingatan 3 tahun silam. Dimana Jae Won berkata akan ada kejutan, saat menjebak ku di Rumah makan malam itu.
Tanganku gemetar, dadaku sesak, bibirku ikut gemetar, air mata rasanya ingin tumpah. Namun aku berusaha menahan nya.
"Noona, apa kamu sakit?" Tanya Ju Young, ku rasa dia lah satu- satunya orang yang selalu peka terhadapku.
"Ah, tidak, aku baik-baik saja, makanlah, nikmatilah Ju young_ah" aku berusaha terlihat baik-baik saja di depan sahabat-sahabatku.
Malam semakin larut, ku lihat Sejeong dan Hye Gun sudah mabuk dan tertidur, Ju Young yang masih di bawah umur hanya minum-minuman bersoda, dan aku sangat bersyukur untuk itu.
Mereka ber empat hanya meminum segelas Soju, begitupun aku. Aku memang sengaja tidak ingin mabuk, karna takut mereka melakukan hal-hal aneh terhadapku.
"Hey, kau anak di bawah umur. Sudah malam, sana pulang!" Perintah Park Jihoon sunbae pada Ju Young.
"Kau saja sana yang pulang, disini kampung halamanku. Kau tak berhak mengusirku!" Jawab nya, membuat ku lega. Setidak nya mereka tak akan aneh-aneh selama ada Ju Young disini.
"Keluargamu akan mencarimu."
"Keluargaku adalah Song Mina Noona!"
"Apa? Kau adiknya?"
"Iya!"
Kak Jihoon hanya tersenyum getir, mungkin ia telah kehabisan cara untuk mengusir Ju Young.
"Noona, kau sangat pucat. Lebih baik Noona istirahat, biar aku yang menemani para tamu ini." Aku sangat lega, akhirnya aku ada alasan untuk pergi. Ju Young mengantarku ke dalam rumah, meninggalkan mereka yang masih asik di luar.
"Ju Young_ah, kamu jangan pergi ya, pokok jangan pergi Sampek mereka pergi duluan," Aku memohon pada pemuda itu, mataku mulai berkaca-kaca.
"Ada apa Noona? Apa yang sebenar nya terjadi antara Noona dengan mereka?"
"Aku akan menceritakan semua nya, setelah aku siap. Pokok nya aku mohon kamu jangan pergi ya," Air mataku mulai menetes.
"Iya Noona, aku janji akan terus mengawasi mereka."
"Terima kasih Ju Young_ah."
"Noona masuklah ke kamar, istirahatlah. Aku akan kembali kesana."
Akupun menuruti saran Ju young, aku segera masuk ke dalam kamar, dan menguncinya.
30 menit berlalu, kini mataku tidak bisa terpejam. Entah kenapa tiba-tiba pikiran ku tertuju pada Ju Young. Tanpa pikir panjang, akupun bergegas keluar. Untuk melihat keadaan di sana.
Aku terkejut saat mendapati Ju Young telah terkulai lemas, entah dia pingsan atau tertidur. Sedangkan mereka ber empat tersenyum devil padaku.
"Ju Young_ah, bangun, bangun, Ju Young_ah!" Akupun menggoyang-goyang tubuhnya. Namun ia tetap tak mau bangun.
"Hey, apa yang kalian lakukan padanya?" Lanjutku penuh ke khawatiran.
"Kami cuma memasukkan sedikit obat tidur di minuman nya, tidak perlu khawatir. Lebih baik sekarang kau ikut kami." Kak Jihoon mendekatiku.
"Kalian_ kalian jangan macam-macam."
Mereka hanya tersenyum miring, kemudian menyeret ku kedalam rumah, dan membawa ku ke toilet.
"Ambil beberapa Putung rokok tadi, beserta sojunya!" Perintah kak Sarang.
"Buka mulutmu!" Yoon Inna memaksaku untuk meminum Soju itu, hingga membuatku mabuk. Kemudian mereka menaburkan putung-putung rokok tersebut lantai depan tempat ku duduk.
To be continued...