"Lalu bagaimana dengan para anak muda? Apa mereka juga tidur jam segini?"
"Iya, aku biasanya jam segini juga sudah tidur. Anak muda disini tidak seperti di kota, dari kecil mereka sudah belajar mencari nafkah dengan membantu orang tua mereka di ladang sehabis pulang sekolah."
"Apakah kamu juga begitu?"
"Tentu, nenek ku pemilik kebun buah, dulu aku sering membantu nenek, ayah dan ibuku memanen, sampai sekarangpun aku masih tetap seperti itu!"
Yoon Seok Hoon tersenyum sambil manggut-manggut tanda mengerti apa yang di jelaskan gadis itu.
"Aku ingin kesana," Yoon Seok Hoon menunjuk ke arah sebuah gubuk di tengah ladang.
"Aku penasaran , kenapa ada gubuk di tengah ladang padi!"
"Ok, baiklah, ayo!" Gadis itupun melangkah menuju gubuk itu, "Itu gubuk tempat per istirahatan para petani" lanjutnya.
Tak lama kemudian, akhirnya mereka sampai di gubuk itu, mereka berdiri di bawah atap gubuk yang terbuat dari kayu.
"Indah bukan pemandangan disini, kita bisa melihat indah nya alam yang alami tanpa polusi, bisa menghirup udara yang sangat segar, bisa mendengar suara jangkrik pula."
Song Mina tak menyadari bahwa sedari tadi ia bicara di amati oleh pria di samping nya.
"Iya, Indah, Sungguh indah!" Kata-kata itu terlontar dari bibir indah Seok Hoon.
"Ouh, iya indah!" Song Mina melihat ke arah Yoon Seok Hoon yang kini masih menatapnya.
"Kenapa? Kenapa menatapku seperti itu?"
"Indah!"
"Ya?"
"Kamu, indah, cantik!" Setelah mengatakan nya, Yoon Seok Hoon kembali melihat ke arah langit
"Seok Hoon_ah,"
"Iya," sambil terus melihat langit yang di penuhi bintang-bintang.
"Apa yang kau suka dari diriku yang sederhana ini?"
"Semuanya, aku menyukai semua yang ada pada dirimu!"
"Kenapa kau memilihku? Kenapa harus aku yang kau cintai?"
"Tidak ada alasan untuk itu, aku memilihmu karna kamu Song Mina!" Sambil terus menatap langit.
Gadis itu tersenyum, ia melihat wajah tampan yang sedang menengadah ke langit malam.
Ia berjinjit, menarik bahu lelaki yang sedang fokus menikmati indah nya malam.
Cuuup...
Sebuah ciuman mendarat di pipi mulus milik lelaki itu.
"Seok Hoon_ah, Terima kasih karna telah menyukaiku!" Suara Song Mina pelan hingga nyaris tak terdengar.
Yoon Seok Hoon tersenyum sambil menatap wajah gadis nya yang sudah memerah, Semerah kepiting rebus.
"Coba lakukan lagi!" Yoon Seok Hoon mendekatkan wajah nya pada wajah Song Mina.
Gadis itu semakin memerah, dan iapun melangkah pergi dengan langkah setengah berlari.
"Kenapa pergi?" Yang kemudian mengikutinya di bakalang.
Tak butuh waktu lama, Seok Hoon pun mendapatkan gadis itu, ia membawa Song Mina ke dalam pelukan nya.
Cuuup...
Sebuah kecupan singkat mendarat di bibir mungil berwarna pink milik sang gadis.
"Hey, Seok Hoon_ah," sambil melolot
Cuup...
Ciuman singkat mendarat lagi di bibir gadis itu.
"Hey, jangan begitu," song Mina mendorong dada bidang itu.
Namun Yoon Seok Hoon kembali menarik nya, dan hendak mendaratkan ciuman lagi. Namun dengan sigap, gadis itu mendorong wajah tampan itu dengan tangan mungil nya.
"Jangan terlalu menempel begitu!" Sembari mengerucutkan bibir nya.
Yoon Seok Hoon tersenyum, dia senang karna telah berhasil menggoda gadis nya hingga memerah begitu.
"Hey, Siapa Disana? Kenapa malam-malam masih keluyuran? Kalian mesum ya!" Suara seorang ahjussi Ronda malam mengagetkan mereka yang sedang kasmaran.
"Aiiiish, ayo lari!" Song Mina menarik tangan kekar itu, untung penerangan di jalan itu minim, jadi mereka tidak terlihat jelas tadi.
Para ronda malam masih mengejar mereka, mereka bersembunyi di balik pohon besar.
Setelah memastikan bahwa tukang ronda sudah pergi, merekapun keluar dari persembunyian mereka.
"Kenapa kita harus lari?"
"Kalau tidak lari lalu bagaimana? Kita bisa tertangkap dan di hukum atas pencemaran nama baik desa ini. Beda dengan di kota, disana sih semalaman nongkrong juga tidak ada masalah."
"Seperti di era Joseon saja."
"Ya begitulah, desa ini masih menggunakan adat istiadat era Joseon."
Sejoli itupun melangkah menuju pulang...
________________________
Di suatu pagi yang cerah, Seperti biasa, Song Mina melakukan rutinitas paginya, yaitu memasak.
Pagi ini ia membuat telur gulung, tumis dalaman sapi campur wortel, ceker ayam pedas, tak lupa pula ia memasak tumis kimchi kesukaan nya.
Saat sedang asik-asik nya memasak, tiba-tiba ada seseorang memeluk nya dari belakang, sebuah tangan kekar melingkar mesra di pinggang langsing itu.
"Apa yang kamu lakukan? Nanti ketahuan nenek."
"Aku tau nenek tidak ada, nenek ke pasar barusan."
"Sudah jangan seperti ini, aku mau memasak."
Cup...
Sebuah ciuman mendarat di pipi gadis itu.
Kemudian ia melepaskan pelukan nya.
"Aku tidak percaya kamu Yoon Seok Hoon yang dulu aku kenal."
"Maksudmu?"
"Dulu kamu begitu pendiam, cuek, dan dingin. Tapi sekarang kamu jadi semanis ini!" Seru Song Mina sambil berjinjit mengelus-elus rambut pria yang acak-acakan itu.
"Aku hanya bersikap manis padamu!"
"Benarkah?"
"Iya, percayalah, aku tidak pernah melihat wanita lain selain diri mu."
Gadis itu hanya tersenyum, kemudian kembali melanjutkan aktivitas nya.
"Mandilah, setelah ini ikut denganku ke kebun."
"Baiklah."
Yoon Seok Hoon pun menuruti nya.
_____________________
"Bagaimana bisa Vidio itu menyebar? Siapa yang menyebarkan nya? Pasti di antara kalian kan?" Seru seorang gadis bernama Yoon Inna dengan penuh kekesalan.
"Kenapa kau menuduh kami?" Joo Sarang tak terima dengan tuduhan yang di lontar kan Yoon Inna.
"Lalu siapa yang menyebarkan nya? Vidio itu hanya kita yang punya, gak mungkin orang lain yang menyebarkan nya!"
"Sudah tenang! Jangan saling menyalahkan. Lebih baik kita selidiki bersama, " Park Jihoon menengahi.
"Jika sampai semua nya terbongkar, kita semua dalam masalah besar, kita bisa di penjara, aku tidak mau tau, kalian harus selesaikan semua ini." ujar Yoon Inna dengan nada bicara nya yang tinggi penuh emosi.
"Hey Yoon Inna, kenapa kau jadi egois seperti ini, ini semua gara-gara kamu, kamu yang membawa kami ke Busan, semua ini adalah ide mu!" Joo Sarang tidak terima dengan apa yang di katakan Yoon Inna.
"Kenapa kau menyalahkan ku?"
"Semua memang salah mu!" Park Jihoon berteriak pada Yoon Inna.
"Brengsek! Kalian, aku tidak mau tau, kalian selesaikan masalah ini!" Kemudian gadis itu menghentak kan kaki nya emosi dan berlalu pergi.
"Mentang-mentang ayah nya atasan orang tua kita, dia jadi semena-mena begini, Aaaaa." Joo Sarang berteriak histeris.
"Sudahlah sayang, dia memang selalu seperti itu dari dulu, kita tidak perlu menanggapi ocehan nya!" Park Jihoon menenangkan kekasih nya.
"Aku pulang dulu,!" Jae won bangkit dari duduk nya, sedari tadi dia hanya menjadi pendengar yang baik dalam perdebatan mereka.
To be continued...