Di sore harinya, Jae Won membantu Mina menyirami sayur di ladang Nenek nya. Beberapa warga disana sudah pada mengenal sosok pria tampan itu. Jae won yang ramah dan banyak bicara itupun di sukai banyak orang, apalagi dengan ke pribadian nya yang ceria membuat semua orang memujinya.
Di sepanjang perjalanan menuju ladang, Jae won menyapa setiap kali berpapasan dengan warga.
"Noona," Sapa seorang pemuda bernama Ju Young yang kini datang bersamaan dengan seorang gadis yang tak lain adalah Sejeong sahabat Mina.
"Eh Ju Young_ah, Sejeong_ah, Hai" Mina pun membalas sapaan mereka.
"Mau kemana ?" tanya Sejeong penasaran saat melihat sahabat nya berjalan bersama sosok pria tampan dari ibu kota Korea selatan itu.
"Aku mau ke ladang, sayuran waktu nya di siram." jawab Mina yang memang benar ada nya.
"Kalian berdua ?" tanya Sejeong lagi.
"Iya, kalo kalian tidak sibuk, kalian boleh kok ikut kami." kata Mina pada kedua nya.
"Kalo aku sih bisa- bisa aja, tapi Ju Young gak bisa kayak nya, dia harus pergi kerja." ujar Sejeong menjelaskan.
"Aku bisa. Aku juga ikut kalian." ucap Ju Young menanggapi perbincangan dua gadis cantik tersebut.
"Tapi tadi kamu bilang mau pergi kerja ?" tanya Sejeong memastikan.
"Gak jadi." Jawab nya datar.
"Hey, Ju Young_ah, bisa- bisa nya kau seperti itu padaku hah ? tadi aku ngajak main bersama kamu bilang sibuk. Sekarang giliran Mina yang ngajak malah senggang." teriak Sejeong pada pemuda yang kini sudah melangkah jauh dari nya.
Sesampai nya di ladang milik sang Nenek, mereka pun mulai menyirami tanaman sayur yang lumayan luas bersama-sama.
Song Mina, gadis itu selalu fokus saat mengerjakan sesuatu, ia menyirami sayur itu dengan gembor di tangan nya, mata nya tertuju pada sayur yang begitu menghijau dan subur, terlukis sebuah senyum indah dari bibir mungil nya yang cantik. Angin di sore hari menerpa wajah cantik itu, membuat rambut nya yang panjang berterbangan ke udara.
Jae won terus memperhati kan gadis itu, bibir nya menyungging kan senyum manis yang membuat nya semakin terlihat tampan menawan.
"Cantik sekali, senyum nya begitu indah. Bodoh nya aku baru menyadari nya sekarang. Dia gadis polos yang sangat baik, kenapa dulu aku begitu jahat pada nya," batin Jae won masih tenggelam dalam kekaguman nya.
Disana, Ju Young yang menyadari bahwa Jae won terus memperhati kan Mina, merasa tidak nyaman. Sebenar nya Ju Young sudah sangat muak dengan pria itu, yang selalu saja datang ke desa nya, dan selalu menemui gadis idaman hati nya.
Dengan perasaan kesal, pemuda itu pun melangkah mendekati Mina yang kini masih fokus dengan pekerjaan nya.
"Noona, mungkin rambut mu mengganggu, biar aku ikat kan ya," kata Ju Young membuat alasan agar bisa dekat dengan gadis itu. Dan lebih tepat nya, ia ingin membuat Jae won cemburu dan kesal, sama seperti yang ia rasakan selama ini.
"Ah benar, tapi aku tidak membawa tali rambut." kata Song Mina.
"Lihat ini." Sambil memperlihat kan karet yang ia ambil dari pergelangan tangan nya.
"Syukurlah kau bawa, boleh aku pinjam ?" kata gadis itu, sembari meraih karet di tangan Ju Young. Namun, dengan sigap Ju Young mengangkat nya ke atas, sehingga membuat Mina tak dapat meraih nya.
"Biar aku saja yang mengikatkan nya." ucap Ju young sengaja. Karena kini ia sadar bahwa Jae won dengan memperhatikan mereka.
"Kamu bisa ?" tanya Mina memastikan.
"Bisa." kata Ju Young yakin.
"Baik lah kalau begitu." Mina pun mengizin kan Ju young untuk mengikat rambut nya yang panjang.
Mendapat izin dari Song Mina, Ju young pun segera melangkah ke belakang gadis itu. Tangan kekar nya mulai meraih rambut panjang itu, dan mengikat nya perlahan dengan hati-hati karena takut akan menyakiti gadis itu.
Disana, Jae Won melihat ke arah mereka. Menyadari hal itu, Ju young memasang tatapan sinis pada pria itu. Namun, Jae won hanya diam, tak memberi reaksi apapun pada nya.
"Sudah Noona." kata Jae won setelah beberapa saat kemudian.
"Terima kasih Ju young_ah." Ucap gadis itu sembari tersenyum manis. Tangan nya menyentuh rambut hasil ikatan pemuda itu.
"Waaah kamu pandai juga ya." puji Mina senang.
"Tentu saja." kata Ju young yang ikut senang.
"Ya sudah kalau begitu ayo kita lanjutkan lagi pekerjaan ini." ajak Mina tak mau membuang waktu.
Setelah selesai dengan pekerjaan nya, mereka pun melangkah menuju sungai yang tak jauh dari sana, berniat bermain menghilangkan rasa jenuh.
Dua gadis itu, Mina dan Sejeong, duduk di atas batu besar, kaki mereka bergelantung mengaduk aduk air yang begitu jernih di sungai itu.
"Sejeong_ah, air mu masih ada ? Aku kehabisan air minum," tanya Mina yang merasa haus di tenggorokan nya.
"Aku juga kehabisan air ni," sembari memperlihat kan botol minum nya yang kosong melompong.
"Minum lah punya ku," kata Jae won sambil menyodorkan botol air pada gadis itu.
"Minum punya ku saja Noona," kini Ju young juga menyodorkan botol air milik nya pada Mina.
Melihat kedua nya memberikan air minum, membuat Mina agak sedikit bingung. Namun, kebingungan itu hilang saat Sejeong segera meraih botol minum milik Ju young, dan kemudian segera meminum nya hingga kandas tak tersisa.
"Terima kasih Ju young_ah, aku memang sangat haus dari tadi." Ucap nya sembari mengembalikan botol minum yang kini sudah tak ada air nya sama sekali.
Dengan wajah kesal, Ju young kembali ke tempat duduk nya.
"Terima kasih Jae won_ah," ucap Mina setelah meminum air dari botol pria itu.
Kini hari mulai gelap, mereka berniat untuk menghabiskan malam di sungai yang terdapat air terjun yang air nya begitu jernih.
Mereka pun mengambil barang- barang yang akan di perlukan nantinya. Mereka akan berpesta malam ini.
Malam semakin larut, tubuh mereka mulai menggigil, nafas mereka mengeluarkan asap dingin. Jae won menawarkan jaket tebal nya yang begitu mahal pada Mina, lagi- lagi Ju young yang melihat hal itu merasa kesal dan cemburu. Ia juga ingin melakukan hal yang sama, tapi dia tak memiliki jaket sebagus dan semahal itu untuk di tawarkan pada gadis idaman nya. Yang ia punya hanyalah sebuah switer kusut yang sudah di jahit ber ulang- ulang.
"Pakai ini, kau terlihat menggigil Mina." ucap Jae won sembari memasangkan jaket itu pada Mina.
"Tidak usah, nanti kamu kedinginan." tolak Mina.
"Tidak apa, pakai saja." Jae won tetap mendesak nya.
"Terima kasih." Karna menggigil Mina tak dapat berdusta. Ia benar- benar membutuh kan jaket itu.
To be continued...