Chereads / Korban Bullying / Chapter 22 - Munculnya ratu iblis.

Chapter 22 - Munculnya ratu iblis.

Suara burung terdengar sangat indah di pagi ini, cuaca juga sangat cerah.

Kulihat nenek sedang sibuk dengan benang dan jarum di tangan nya, beliau sedang fokus merajut.

Aku sendiri sedang sibuk bertarung dengan alat dapur.

Hari ini aku sengaja memasak lumayan banyak, karena nenek menyuruhku untuk mengantarkan sebagian untuk Ju young dan adik-adik nya.

Semalam aku sudah bertanya pada nenek, bahwa Ju young menanyakan soal pekerjaan. Dan nenek bilang ada, yaitu meminta Ju young untuk membantuku memanen buah Pir.

Setelah selasai memasak, akupun bergegas menaruh sebagian makanan ke dalam kotak.

Dan bergegas melangkah menuju rumah pemuda pekerja keras itu.

"Nek, aku pergi dulu," pamitku

"Iya, hati-hati sayang."

"Iya Nek."

Dengan langkah agak sedikit kencang, akupun mulai menelusuri jalanan desa kumuh ini.

Sampai pada akhirnya aku sampai di sebuah gubuk tua tempat pemuda dan adik-adiknya tinggal.

Ku langkahkan kakiku memasuki ruang tamu yang kebetulan tak di kunci itu, disana mereka, adik-adik Ju young langsung menyapaku penuh kegembiraan...

"Kak Minaaaa" teriak mereka bersamaan.

"Hay, ini kakak ada sedikit makanan buat sarapan kalian."

"Makasih kak!" Seru mereka sambil membuka kotak yang ku beri barusan.

"Dimana kak Ju Young?" Tanyaku pada mereka

"Kak Ju Young sedang mandi."

"Ah begitu, ya udah kalian cepat makan!" Akupun menunggu Ju Young sambil memperhatikan tiga manusia mungil itu menyantap makanan nya dengan lahap.

Tak lama kemudian, keluarlah seorang pemuda tampan dengan baju kusutnya menghampiri kami.

"Ada Noona rupanya, pantas rame sekali." Serunya sembari duduk di sebelahku.

"Iya Ju Young_ah, begini, kata nenek ada pekerjaan buat kamu."

"Benarkah Noona? Sukurlah."

"Ya udah bentar lagi kamu ke kebun ya, bantu aku memanen buah Pir."

"Baiklah Noona, terima kasih."

"Sama-sama, aku permisi dulu ya."

"Iya."

Akupun melangkah pergi, dan segera menuju kebun untuk memanen buah Pir.

30 menit kemudian, terlihat sosok pemuda yang memang sudah ku tunggu kehadiran nya.

"Ju Young_ah, kamu ambil bagian atas ya, kamu bisa memanjat pohon kan?"

"Tentu Noona."

"Oke."

Kamipun melanjutkan kegiatan kami.

Beberapa jam kemudian, aku mengajak nya untuk istirahat.

Ku ambil sebuah botol berisi air, dan akupun meneguk nya.

"Mau?" Tawarku.

"Terima kasih." diapun mengambilnya dan meminumnya.

Setelah selesai istirahat, dan merasa sudah lebih bugar, kamipun melanjutkan pekerjaan kami.

____________________

Sepulang dari kebun buah Pir, seperti biasa, di malam harinya aku bekerja di sebuah toko Novel di kampung sebelah.

Malam ini pengunjung lumayan sepi, jadi sambil menunggu pembeli atau penyewa datang, akupun mengisi waktu untuk menulis.

Saat sedang fokus-fokus nya tenggelam dalam dunia novelku, aku di kagetkan oleh seseorang yang tak asing bagiku, yaitu Hye Gun Oppa sahabatku.

"Hay Mina_ah," serunya mengagetkanku.

"Aish kau mengagetkanku."

"Coba lihat siapa yang aku ajak ini!"

Ku lihat seorang gadis melangkah di belakang Hye Gun Oppa, seketika dadaku sesak saat melihat wajah nya, sulit sekali untuk bernafas.

Mimpi apa aku semalam? Kenapa hari ini aku harus bertemu dengan nya.

Aku sungguh tak sanggup jika hal itu harus terulang kembali.

Kulihat dia juga sepertinya terkejut melihatku, alisnya mengerut, namun kemudian dia memasang senyum sinis padaku.

Senyuman yang membuatku semakin sesak.

"Mina_ah kenapa? Apa kamu sakit? Kamu pucat sekali?" Hye Gun Oppa terlihat khawatir melihat keadaanku.

"Tidak_ tidak Kak, aku hanya kurang enak badan saja!"

"Oh begitu, kenalkan, dia pacarku, Yoon Inna."

Ku remas baju bagian bawahku keras untuk menahan sesak saat mendengar nama nya di sebut oleh sahabatku.

"Hay kenalin, aku Yoon Inna." Dengan nada lantang dia memperkenalkan dirinya sembari mengulurkan tangan ke arahku, seperti orang yang tak berdosa.

Aku menelan ludah, menahan rasa sesak di dada, mencoba untuk tersenyum demi menghargai sahabatku.

"A_aku Song_Song Mina." Aku gelagapan, tanganku gemetar, keringat dingin mulai bercucuran.

Aku merasa sedikit lega saat ku lihat Sejeong melangkah menghampiriku.

"Sejeong_ah, bisakah kau menggantikan ku? Aku sedang tidak enak badan." Akupun meminta Sejeong untuk mengganti ku menjaga toko ini, aku benar-benar sudah tidak tahan.

"Ouh, baiklah. Kamu sakit apa? Kenapa bisa sepucat ini?" Sejeong khawatir.

"Kalo gitu biar aku antar ya?" Hye Gun Oppa menawariku yang pastinya langsung saja ku tolak.

"Tidak perlu, aku baik-baik saja, aku bisa sendiri." tanpa basa basi lagi, akupun melangkah dengan agak sedikit berlari menjauh dari gadis bernama Yoon Inna.

Di perjalanan menuju pulang, aku tak ada henti-hentinya memukul dadaku yang terasa begitu sesak, sulit sekali untuk bernafas, sampai sesekali aku duduk untuk menenangkan diri.

Namun, sesak itu semakin parah saat aku mengingat senyum sinis nya tadi .

Karna tak kuat dengan sesak di dada, air mataku mulai tumpah membanjiri kedua pipi ini.

Aku mulai menangis sesenggukan sambil terus memukuli dada sendiri.

Aku terus melangkah dengan langkah yang tak beraturan.

Hingga aku melewati sebuah jalanan gelap yang hanya di sinari rembulan.

Seketika otakku berputar, kembali kepada memory dimana mereka mengurungku di sebuah gudang, dan dimana mereka menjebak ku di sebuah rumah makan dengan menyiramiku dengan alkohol serta membuat Vidio yang menurut mereka lucu.

Sesak, sesak, sangat sesak rasanya.

Aku sungguh tak sanggup lagi.

Dan akhirnya akupun tak mengingat apa-apa lagi.

"Bangun sayang, kamu kenapa bisa begini?" Suara nenek terdengar di telingaku, akupun mulai membuka kelopak mataku yang kini terasa sangat berat.

"kamu sudah sadar sayang, minumlah dulu." nenek menyodorkan segelas air putih.

"apa yang sebenarnya terjadi sayang?, tadi Ju Young menemukan mu tergelatak tak sadarkan diri di jalan."

"tadi aku tiba-tiba pusing Nek, setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi,"

"Aduh sayang, lain kali kalo emang gak enak badan gak usah kerja malam lagi, untung Ju Young yang nemuin kamu, gimana coba kalo orang jahat,"

"iya Nek, maaf sudah membuat nenek khawatir,"

"Iya sayang." nenek pun membawaku ke dalam pelukan nya.

ku lihat ke arah Ju Young yang berdiri di depan lemariku, ku lemparkan senyuman sembari bertema kasih padanya.

"Ju Young_ah terima kasih." dia hanya membalas dengan senyum dan anggukan.

_____________________

Ke esokan paginya, setelah merasa lebih baik, akupun bergegas menuju kebun untuk mengambil beberapa buah, dan akan ku masukkan ke dalam kulkas untuk jadi pencuci mulut sehari-hari. karna memang persediaan buah di dalam kulkas memang sudah habis.

"Noona, mau kemana?" Ju Young menyapaku dengan sebuah sepeda yang sudah ia modif itu.

"ah Ju Young_ah, aku hendak ke kebun untuk mengambil buah." jawabku di sertai senyum ceriaku.

"Naiklah!" perintah nya.

"Tidak usah, kamu juga akan hendak pergi bekerja, aku bisa sendiri, lagian sudah dekat kok"

To be continued...