Sesudah memikirkan matang-matang, aku pun mengambil keputusan untuk datang, aku tidak tau aku menyukainya atau tidak, tapi yang pasti aku tak ingin membuatnya kecewa karna menolak ajakan nya.
Aku datang ke alamat yang ia kirimkan, disana terlihat dia sudah duduk dengan banyak hidangan mewah di atas meja, yang lebih mengejutkan lagi, ternyata dia menyewa Rumah makan itu, tak ada satu orangpun disana, hanya kami berdua duduk menikmati keindahan.
"Kamu terlalu berlebihan Jae Won,"
"Ini special untukmu."
"Akan ada kejutan yang lebih dari ini nanti," Lanjutnya.
"Hah? Jangan berlebihan, ini sudah sangat wow bagiku."
"Makanlah, habiskan semua nya, karena kejutan selanjut nya akan segera di mulai !"
"Ouh, kamu terlalu berlebihan,"
Akupun memakan hidangan disana, sangat enak. ini pertama kali lidahku merasakan makanan semahal ini.
"Apakah itu lezat ?" Aku menghentikan acara makanku, karna mendengar suara yang tak asing, itu adalah suara Yoon Inna, akupun menoleh, dan disana Yoon Inna datang bersama Park Jihoon sunbae dan Joo Sarang Sunbae.
"Kenapa mereka bisa ada disini Jae won ?" Tanyaku bingung.
"Oh iya, aku lupa, aku juga mengundang mereka, abaikan saja mereka, mari lanjutkan makan." Seketika aku kehilangan selera makanku.
"Kamu pasti belum pernah makan makanan se enak ini, lihat saja teman-teman, dia tadi makan seperti babi, hahahaaa!" Mereka menertawakanku.
"Jae won_ah, maaf, aku harus pergi." Akupun beranjak dari tempat dudukku, namun Park Jihoon Sunbae menarik tanganku, dan Joo sarang Sunbae mendorongku, hingga aku terjatuh menabrak sebuah kursi dan terhempas ke lantai.
"Hey Song Mina, kau pikir kau bisa pulang begitu saja setelah makan enak ? Kau harus membayarnya." ujar Yoon Inna.
"Apa maksud mu Inna? Aku disini makan karna Jae won mengajakku, kamu tidak punya hak untuk bicara seperti itu."
"Jae won_ah, jangan hanya diam, katakan sesuatu," Yoon Inna sambil melirik ke arah Jae won yang masih diam di tempat.
"Kamu kira aku menyukaimu ?" Tiba-tiba Jae won mendekatiku dan mengatakan hal yang membuatku semakin bingung.
"Maksudmu ?"
"Aku mendekatimu hanya untuk mempermainkanmu bodoh! "
Sakit hati ini, tak ku sangka ternyata mereka berkomplot untuk mempermainkan ku.
"Hey Song Mina, sadarlah, hanya di drama adanya cowok kaya dan ganteng suka sama cewek miskin sepertimu. hahahaaaaa" mereka tertawa, dan itu membuat air mataku mulai berjatuhan.
"Kalian bangga ? Asal kalian tau, kalian hanya seorang pecundang yang menggunakan harta orang tua kalian untuk menginjak-injak orang yang lemah, aku tau kenapa kalian selama ini membuliku dan juga kak Bora, itu karna kalian iri pada kami, iya kan! Kalian tidak sepintar aku dan kak Bora, kalian hanya orang bodoh yang sok pintar, kalian menyuruh ortu kalian menggunkan uang untuk menyogok para guru, agar kalian bisa lulus dan mendapat nilai tinggi, kalian benar-benar manusia terburuk yang pernah ku temui !" Hati ini sakit, karena sakit nya akhirnya aku menumpahkan semua unek-unek yang sudah lama ku pendam, aku lelah setiap hari harus di rundung oleh mereka, sekarang aku tidak peduli lagi, besok aku akan keluar dari sekolah itu, aku benci mereka semua yang ada disana.
"Hey Song Mina Brengsek." Joo sarang sunbae menapar ku hingga aku kembali terjatuh ke lantai, darah mengalir di ujung bibir ini.
Kemudian Yoon Inna juga ikut mengamuk, dia menendang-nendang tubuhku, hingga meninggalkan beberapa memar disana.
"Cukup Inna, kamu bisa membunuhnya, kita belum puas bermain-main dengan nya." Kata Park Jihoon sunbae, yang kemudian menyeretku paksa, membawaku ke sebuah ruangan gelap.
"Jae Won, siapkan kamera," perintah Jihoon sunbae, dan Jae won pun menurutinya.
"Inna, Sarang, giliran kalian," Perintah nya lagi.
Mereka begitu kejam, tak ku sangka Inna dan Sarang sunbae menyemprot ku dengan alkohol, bau nya sangat menyengat, membuatku pusing, akupun mulai sempoyongan seperti orang mabuk, dan mereka merekam nya.
"Kami memiliki vidio ini, jika kamu berani macam-macam, maka vidio ini akan menyebar, dan kamu akan viral, dan yang pasti kamu akan di keluarkan dari sekolah!" Kata Yoon Inna sambil menjambak rambutku.
Kini mereka pergi, akupun ikut keluar. Melangkah dengan langkah gontai karna kepalaku sangat pusing, sekujur tubuhku sakit karna mereka pukuli. Saat ini aku benar-benar kacau, seluruh tubuhku basah oleh alkohol, rambut yang tadi terikat rapi kini sudah asal-asalan, luka dimana-dimana membuatku terlihat seperti orang gila, aku putus asa, ingin sekali rasa nya aku menyusul ayah yang sudah tenang di surga.
Entah apa yang merasuki diriku, kaki ini membawaku ke jembatan sungai Han, ingin sekali melompat kebawah mengakhiri hidup yang sudah sangat berantakan.
Tanpa kusadari kini kakiku sudah siap terjun, air mataku terus menetes tiada henti.
"Song Mina, apa yang kau lakukan? Jangan lakukan itu!" Suara itu, aku melihat ke arah nya, dia adalah Yoon Seok Hoon sunbae, kakak dari orang yang merundungku hingga aku seperti ini.
"Apa pedulimu jika aku mati ? Apa mereka sekarang mengirimmu untuk mempermainkanku juga ? Aku tidak akan tertipu lagi oleh kalian !" Teriakku semakin histeris.
"Apa maksud mu ?"
"DIAM !" aku menutup telingaku, tak ingin mendengar apapun yang ia katakan, dan saat itu juga aku melompat terjun.
BUUUUURRRRR....
Tubuhku terasa hancur berkeping-keping saat menghantam air sungai Han, tak kusangka sungai Han sangat dalam seperti yang orang katakan, akupun mulai tak sadarkan diri, dan mungkin sebentar lagi aku akan pergi ke surga menemui ayah.
________________
Yoon Seok Hoon Pov*
"Yoon Inna," aku memanggil-manggil nama nya, sambil berkeliling istana megahku, namun tak mendapatinya dimana-mana.
Ku ambil handphone, dan ku panggil kontak nya, tapi tidak aktif. Kemana bocah itu pergi ? Karena suntuk di rumah, akupun keluar dengan mengendarai motor menuju rumah Jihoon, namun Jihoon juga tidak ada disana, ART nya bilang Jihoon pergi berkencan dengan kekasih nya Sarang.
Ku lajukan lagi motorku, berniat menuju rumah Jae Won, ketika aku menyebrangi jembatan sungai Han, disana aku melihat Song Mina melangkah gontai dengan penampilan nya yang sangat berantakan. Aku segera menghampiri nya saat dia mulai menaiki besi-besi pembatas jembatan, aku langsung bisa menebaknya, bahwa dia ingin melakukan aksi bunuh diri.
"Song Mina, apa yang kau lakukan ? Jangan lakukan itu !" Teriakku mencoba menghentikan nya.
"Apa pedulimu jika aku mati ? Apa mereka sekarang mengirimmu untuk mempermainkan ku juga ? Aku tidak akan tertipu lagi oleh kalian !" Dia berteriak histeris dengan keadaan nya sekarang yang terlihat sangat memprihatinkan.
"Apa maksud mu ?" Aku kebingungan.
"DIAM !" Setelah mengatakan itu, dia melompat, dan itu membuatku berlari ke arah nya, namun terlambat, dia sudah tenggelam di genangan air yang dalam.
Dengan cepat ku lempar tas jaket ku, akupun ikut melompat di kedalaman sungai Han, aku berenang semakin dalam, ku dapati dia sudah tak sadarkan diri disana, akupun memeluk tubuh nya dan membawanya ke daratan.
"Mina_ah, bangun." Ku tepuk-tepuk pipinya lembut, kemudian ku tekan-tekan dadanya, dia tetap tidak sadar, hingga akhirnya aku harus memberinya nafas buatan, gugup dan ragu, namun aku tidak akan membiarkan nya mati begitu saja, aku mulai mendekatinya, dan mulai menyatukan bibirku dengan bibir mungilnya.
Deg...
Jantungku berdegup kencang tak karuan, namun aku harus tetap melakukan nya, ini pertama kali aku menyentuh bibir seorang gadis, ah aku sungguh gila, pikiranku kenapa jadi mesum begini?, padahal saat ini aku sedang mencoba menyelamatkan nyawanya, ingat Yoon Seok Hoon! Ini bukan lah sebuah ciuman.
Akhirnya dia sadar, perjuanganku tidak sia-sia, dia mulai batuk-batuk memuntahkan air-air yang tertelan di perutnya.
"Mina_ah, aku akan membawamu ke rumah sakit,"
"Tidak, jangan, kenapa kau menyelamatkanku, kenapa tidak membiarkan aku mati saja," dia kembali menangis sambil memukul-mukul dada bidangku.
"Seharusnya kamu berterima kasih padaku," Ucapku sedikit kecewa.
"Kenapa aku harus berterima kasih, kau hanya ber akting baik padaku, sama dengan apa yang di lakukan Jae won padaku, kalian manusia brengsek !" Dia semakin mengamuk sambil terus memukulku dengan tangan mungilnya yang lemah, akupun memeluk nya, mencoba menenangkan nya, dia semakin menangis di pelukan ku.
"Demi tuhan, aku tidak ada niat untuk menyakitimu, aku tidak tau mereka membulimu lagi, aku juga tidak tahu Jae Won ternyata hanya menjebak mu !" Aku menjelaskan nya, dan mencoba meyakinkan nya.
"Jangan mencoba menipuku lagi, cukup sudah cukup, aku tidak butuh teman lagi."
"Aku tidak pernah ada niat untuk berteman denganmu!" Jawabku jujur. karena perasaan yang ku punya bukanlah perasaan sebagai teman, melainkan perasaan ingin memilikinya, menjadi kekasihnya dan melindunginya.
"Aku tau! Kalo bagitu aku pergi! Terima kasih untuk semuanya, besok aku akan berhenti sekolah, salam untuk teman-temanmu, aku akan pergi dan tak akan muncul lagi di hadapan mereka!" Dia mulai melangkah pergi dengan kaki nya yang pincang entah kenapa, aku menariknya, dan membawa tubuh mungilnya dalam gendonganku.
"Apa yang kau lakukan ?"
"Ikutlah denganku!"
"Hey, aku mau pulang,"
"Apa yang akan ibumu katakan jika kau pulang dalam keadaan seperti ini ?" Dia diam sejenak, memikirkan apa yang ku katakan.
"Lalu, kau akan membawaku kemana ?"
"Ikut saja." aku membawa nya naik motorku, mencari sebuah penginapan. Aku berkeliling mencari hotel, berniat menyewa 2 kamar, namun karena ini malam minggu semua hotel penuh, lebih dari 1 jam kami berkeliling mencari penginapan, dan akhirnya hanya ada satu Motel (Motel: sebuah bangunan/penginapan kecil, yang terletak di pinggiran jalan raya) yang masih tersisa kamarnya, tapi aku terkejut saat receptionis bilang hanya tersisa satu kamar. Aku melongo, dan aku melirik ke arah nya yang menungguku di sebrang sana.
"Apa tidak ada satu kamar lagi ?" Tanyaku memaksa.
"Tidak ada, oh ya, kalian pasangan kan? Satu kamar lebih baik !" Ingin rasanya aku menonjok ahjussi (paman) di depanku ini, namun tak ada pilihan lain, akupun menyetujuinya, karena tak mungkin aku membawanya pulang ke rumah ku.
Setelah membayar dan mengambil kunci kamar, akupun menghampiri Mina yang sedari tadi menungguku di luar, aku mengajak nya masuk, ternyata dia masih sangat polos, dengan mudahnya ku ajak masuk, andai aku laki-laki jahat pasti sangat mudah untuk memanfaatkan nya. Dia sangat lugu, pantas saja Jae won dengan mudah merayunnya, Song Mina bukan gadis murahan, dia hanya gadis lugu yang mudah percaya dengan orang yang bersikap baik padanya.
Ingin sekali rasanya aku melindunginya, dia terlalu baik untuk di sakiti.
"Kamu mandilah dulu, ini pakai kostimku,aku keluar sebentar." ku serahkan kostim yang ada di dalam tasku.
"Terima kasih." Akupun pergi, tak lupa ku kunci pintu kamar dari luar, takut ada pria iseng mengganggunya.
Aku pergi ke toserba sebrang sana, membeli salep dan perban untuk mengobati luka memar nya.
Aku mengetuk dulu sebelum membuka pintu, takut dia belum selesai memakai baju. Namun, terdengar suara dia mempersilahkanku masuk.
Ku lihat dia memakai kostim olah ragaku, dan itu kebesaran di tubuh kurusnya. Namun, ia tetap terlihat cantik di mataku. Rambutnya basah tergerai lurus, ku lihat di ujung bibir dan matanya membiru karna luka lebam disana, bahkan aku melihat memar itu dimana-mana, dileher, lengan, tangan, dan kakinya di penuhi luka memar, seketika aku merasa marah, aku akan membuat perhitungan pada mereka, sekalipun itu Inna adikku sendiri.
To Be Continued...