Song Mina Pov*
Ku buka mataku perlahan, kepalaku terasa pusing, samar-samar ku lihat langit-langit dengan ukiran mewah. Yang benar saja, ini adalah kamar yang ku bersihkan kemarin. Sebuah ingatan terlintas di pikiranku, benar juga aku semalam berjumpa dengan Yoon Seok Hoon sunbae. Ku rasakan ada seseorang menggenggam tanganku, ku lihat ke samping ku berbaring, disana Seok Hoon sunbae menggenggam tanganku erat, dia tertidur duduk di sebuah kursi samping ranjang tempat ku berbaring. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku dan pria ini bisa berada di kamar tuan muda? Oh my god. Apa yang sudah terjadi? Kenapa bajuku berubah? Siapa yang menggantinya? Seok Hoon sunbae kah?
"BRENGSEK." Entah apa yang terjadi tiba-tiba kata itu keluar begitu saja, membuat Seok Hoon sunbae yang tadi tertidur kini terbangun.
"Apa yang terjadi Mina?" Tanya nya.
"Hey, apa yang kau lakukan padaku?" Aku pun bertanya balik.
"Aku tidak melakukan apa-apa. Kau semalam pingsan, jadi ku bawa kau ke kamarku! Dan menyuruh teman mu Sejeong mengganti pakaianmu! Jadi jangan berburuk sangka dulu." Tuturnya membuatku lega dan bingung.
"Kamarmu? Ini? Kamarmu?" Aku kebingungan.
"Iya, Ini kamarku." Jawab nya enteng.
Aku tersenyum getir, mengingat aku sudah membersihkan kamar seorang brengsek ini dengan begitu bersih dan teliti kemarin.
"Kamu mau menjebakku lagi?" Ujar ku lagi dengan hati yang pedih.
"Menjebakmu? Selama ini aku tidak pernah menjebakmu Mina." Ucap nya dengan ekspresi serius.
"3 tahun lalu kau bilang padaku dan ibuku, bahwa kau akan bersaksi kalau aku benar-benar di rundung. Aku dan ibu menunggumu di persidangan. Aku sangat mengharapkan kehadiranmu, Tapi apa? Kamu hanya menipu kami. Kamu tau, aku dan ibu di hina dan di caci oleh semua wali murid dan pihak sekolah. Aku seorang korban, tapi seolah-olah aku yang menjadi pelaku. Ibuku putus asa, akhirnya beliau berniat memindahkan ku ke Busan, karena dia bilang Seoul sudah tidak aman lagi untukku! Kalian anak-anak orang kaya menghinaku, memukuliku, Memerintahku sesuka kalian. Sekarang aku sudah hidup tenang, tapi kenapa kau lagi-lagi muncul di depanku. Aku ingin kalian semua lenyap dari hidupku." Air mataku berjatuhan kembali, aku sungguh marah jika mengingat mereka yang membuat ibuku meninggal, dan membuat hidupku hancur seperti ini.
"Aku tidak pernah berniat menipumu Mina, sumpah atas nama tuhan aku tidak pernah seperti itu." Dia berkata dengan mata nya yang merah dan mulai berkaca-kaca.
"Izinkan aku untuk menjelaskan nya." Lanjutnya ketika air di matanya mulai tumpah. Aku hanya diam tak menjawab.
Diapun mulai menjelaskan semua yang terjadi di hari persidangan itu. Dia bilang bahwa semua itu ulah adik dan ayahnya. Hingga dia tak dapat datang pada hari itu.
"Maaf. Karena aku telah menuduhmu yang bukan-bukan." aku sungguh menyesal telah membencinya selama ini, padahal dia satu-satunya orang yang peduli padaku saat itu.
"Tidak apa-apa, aku mengerti,"
"Kenapa kau peduli padaku saat semua orang membenciku? Padahal dulu kau juga orang yang suka membulli,"
"Karna aku menyukaimu." Seketika aku terdiam mematung, aku sangat terkejut mendengarnya.
"Hey, Seok Hoon sunbae apa kau sedang bermain lelucon," akupun bergegas turun dari tempat tidur.
Tiba-tiba dia memegang kedua pundakku. Menatapku, dan tatapan nya membuatku salah tingkah.
"Aku serius Mina, aku tak akan menundanya lagi. Aku tak ingin kesalahan terulang kedua kalinya. Mungkin dulu egoku terlalu besar untuk mengakui bahwa aku menyukaimu." Aku diam mematung, badanku terasa panas dingin di buatnya.
"Hey, Jangan bercanda. Ini tidak lucu,"
"Apa aku terlihat bercanda?"
"Se_sejak kapan?" Tanyaku terbata-bata, perasaanku saat ini sungguh tak karuan, bernafaspun terasa sulit.
"Sejak pertama kali melihatmu bersama Lee Bora di lorong malam itu."
"Apa?" Aku semakin terkejut saat mendengar pernyataan nya, bukan kah itu pertama kali aku berjumpa dengannya.
"Sejak saat itu aku sudah terpanah oleh senyuman mu, apa kau ingat saat kau memperkenalkan diri pada kami dengan begitu polos nya?"
Aku memutar memory ingatanku ke malam itu.
("Ah, iya, hay, kenalkan aku Song Mina, aku murid baru tahun pertama, mohon bantuan nya Sunbaenim," )
Akupun mengingatnya.
"Apa kau mengingatnya?" Tanya nya lagi. Aku pun menjawabnya hanya dengan menganggukan kepala.
"Saat itu kau tersenyum dengan ceria, aku sangat menyukainya. Bahkan saat kau di rundung, kau juga masih bisa ternyum seceria itu. Seakan-akan tak ada beban dalam hidupmu."
"Kau mengingat semua itu di saat aku sudah mulai melupakannya,"
"Bagaimana aku lupa? Aku ingat semua tentangmu." Aku hanya diam menatapnya, mencari sebuah kebohongan di matanya, namun aku tak menemukannya. Jadi benar, selama ini hanya dia yang peduli padaku.
"Mina_ah, jadilah kekasihku, aku akan membahagiakanmu." Seketika aku terkejut mendengar nya, aku bingung apa yang harus aku katakan padanya.
"Tapi aku tidak menyukaimu Seok Hoon sunbae." Terasa berat rasanya untuk mengatakan nya. Namun ini pilihan terbaik. Aku juga tidak tau bagaimana perasaanku padanya? Namun aku tidak ingin memiliki hubungan dengan nya, aku tak ingin berhubungan kembali dengan adik dan teman-teman nya yang sangat begitu kejam padaku.
"Aku akan menunggumu,"
"Apa?"
Dia mendekatkan wajah tampan nya ke wajahku, jantungku berdegup tak karuan. Aku melihat jelas wajah bak seorang pangeran itu sangat dekat, hanya tersisa beberapa senti saja wajah nya akan menyatu dengan wajahku, dengan tubuhnya yang sangat tinggi dan gagah ia pun menunduk mengimbangiku. Namun kemudian ia dekatkan bibir sexy nya ke telingaku, berbisik yang membuatku merinding mendengarnya.
"Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku." Suara besar nya dengan nafas yang menerpa telingaku itu membuat aku begitu merinding, aku mendorong nya agar menjauh dariku, aku harus cepat-cepat pergi dari sini. Jika begini terus, bisa-bisa nanti apa yang dia katakan benar terjadi.
"Hey apa yang kau lakukan! Aku harus pergi." Akupun berlari keluar dari kamarnya. Seketika aku merasa tidak nyaman, semua pelayan yang berpapasan dengan ku memasang wajah hormat, risih sekali. Aku mempercepat langkahku menuju kamar pelayan, dan kebetulan aku satu kamar dengan Sejeong. Kulihat dia sedang bersiap-siap akan berangkat bekerja dengan seragam hitam putih itu.
"Hey Mina, ada hubungan apa kamu dengan tuan muda? Kok tuan muda seperti sangat begitu peduli denganmu semalam?" Tanyanya.
"Gak usah berpikir yang macam-macam, kami hanya sempat kenal dulu waktu SMA." Jawabku jujur.
"Ah masa, tapi sepertinya tuan muda menyukaimu."
"Gak usah sok tau deh. Mana seragamku?" Pintaku.
"Itu, sudah ku cuci dan ku setrika semalam," Sambil menunjuk ke arah seragam kerjaku yang tergantung rapi.
"Terima kasih Sejeong." Akupun bergegas mengganti baju ku dengan seragam.
Bersambung....