Yoon Seok Hoon Pov*
Seperginya Song Mina dari kamarku, akupun bergegas menuju kamar mandi membersihkan diri.
Beberapa saat, setelah ku menyelesaikan ritual mandiku, seperti biasa, ku raih bodyspray, dengan sengaja ku semprotkan Parfum itu lumayan banyak di tubuhku. Hingga tercium aroma yang mampu membuat siapapun yang mencium nya terkesima. Setelah itu ku ambil baju di dalam lemari, dan memakainya. Hari ini aku memakai celana jeans berwarna abu-abu, dan kemeja berwarna putih. Ku tata rambut ku dengan sebuah sisir. Ku lihat pantulan diriku di cermin. Sungguh bersukurnya diriku, karna wajah ini. Aku sengaja berlama-lama merias diri karna ingin membuat gadis itu terpesona padaku. Ini pertama kalinya aku berniat menggoda seorang gadis. Apapun akan aku lakukan demi mendapatkan hatinya. Sekalian itu rayuan gombal yang sangat menjijikanpun akan aku lakukan demi mendapatkannya. Mungkin aku sudah gila. Ya ku akui aku memang sudah gila. Gila karena nya.
Setelah memastikan tak ada yang kurang, akupun meraih sepatu berwarna putih, lalu memakainya. Kini dengan penuh percaya diri, akupun melangkah keluar dari kamar vilaku, Semua gadis yang berpapasan denganku melihatku kagum. Entah itu hanya karna aku kegeeran atau bagaimana...
Ku lihat dari kejauhan, Song Mina membawa sebuah nampan berisikan sebuah makanan dan minuman, ia mengantar nya pada seorang pelanggan. Pelanggan itu seorang pria muda sekitar se umuranku. Ingin rasanya ku congkel ke dua bola matanya, saat dia melihat gadisku dengan tatapan sayu, seperti nya dia kagum dengan kecantikan Mina. Aku semakin kesal saat Mina melayani tamu itu dengan senyuman ramah, bisa-bisanya dia tersenyum dengan pria selain diriku?
Tapi setelah ku pikir-pikir lagi, sepertinya aku tidak punya hak untuk marah. Karna aku dan Mina memang tidak punya hubungan apa-apa. Aiiish aku sungguh ingin segera mendapatkan nya. Agar dia tidak di goda laki-laki seperti itu.
"Hay tuan muda." Seseorang mengagetkanku dari lamunan.
"Kau mengagetkanku!" Kataku pada orang itu yang tak lain adalah Sejeong si senyum mengerikan.
"Mencari Mina ya?" Tanyanya
"Iya, tolong panggil dia kemari!" Kataku dingin.
"Baiklah tuan! Hey Mina_ah, siniii!" Ia sambil melambaikan tangan nya.
Ku lihat gadis bernama Song Mina itu melangkah menuju ke arah kami yang berdiri menunggunya.
"Ya ada apa?" Tanya Mina setelah sampai di tempat kami berdiri
"Biar aku yang melayani mereka, kamu layani tuan muda Seok Hoon saja!" Sejeong sangat pintar. Aku harus berterima kasih padanya nanti.
"Hey Sejeong_ah, mana mungkin bisa seperti itu?"
"Dia putra pemilik vila, cepat layani. Nanti bisa-bisa kau dipecat sebelum satu minggu!" Gadis senyum mengerikan itupun pergi usai meyakinkan Mina.
"Kamu mau pesan apa? Biar aku siapkan!"
"Aku pesan kamu!"
"Maksudmu?" Tanyanya bingung sambil mengerutkan alis indahnya
"Cepat ganti pakaianmu. Setelah itu ikut aku!"
"Bagaimana bisa? Ini masih di dalam jam kerjaku!"
"Tenanglah. Gajimu tak akan di potong.!"
"Jangan se enak nya deh!"
Tanpa basa-basi akupun menarik tangan nya menuju kamar pelayan.
"Hey apa yang kau lakukan!"
"Masuklah! Cepat ganti pakaianmu. Aku akan menunggumu disini!"
"Hey, apa-apaan sih!" Dia memasang wajah kesal, namun pada akhirnya diapun menuruti nya.
Beberapa saat kemudian diapun akhirnya keluar, dengan penampilan nya yang sederhana. Dia memakai kaos pendek berwarna pink dengan switer di luarnya berwarna maroon, celana jeans hitam panjang. Dan sepatu berwarna hitam.
Rambut lurus panjangnya ia ikat ke atas, sehingga menampakkan leher putih jenjang nya yang begitu indah.
Entah apapun yang ia pakai selalu terlihat cantik dan menawan di mataku.
"Memang nya mau kemana?" Dia bertanya sambil menutup pintu.
"Temani aku menjelajah bukut pulau ini.!" Bukit pulau jeju sangatlah indah. Karna itu aku akan pergi berdua dengannya saja.
"Bukit pulau ini sangat indah. Aku pernah dulu mengunjunginya bersama almarhumah ibuku!"
Kami pun akhirnya pergi hanya berdua... jalan menuju bukit jeju tidak bisa dengan mobil. Karna jalan nya yang sempit dan menanjak. Disana tersedia sewa sepeda. Kamipun menyewa dua sepeda, dan mulai mengayun nya perlahan.
"Apa kau mampu mengayun sampai atas?" Tanyaku padanya.
"Tentu! Selama ini aku selalu mengendarai sepeda setiap hari!"
Setelah mendapat jawaban kamipun kembali terdiam.
Kami terus mengayun sepeda, hingga aku menghentikan ayunanku saat melihat nya mendengaus kesal dan menedang ban sepeda nya.
"Apa yang terjadi?" Tanyaku. Bukan nya menjawab ku, dia malah mengoceh sendiri.
"Aiiissh kenapa sepeda busuk seperti ini di sewakan! Malah kempes lagi ban nya!" Aku tersenyum melihat tingkah nya. Sudah lama aku tak melihat kecerewetan yang menggemaskan itu.
"Mina_ah, tinggalkan saja sepeda itu disini!"
"Lalu bagaimana denganku? Apa kau menyuruhku jalan kaki!"
"Bersepedalah denganku!" Kataku sambil menepuk goncengan di belakang sadel yang ku duduki.
"Mana mungkin,"
"Kemarilah! Atau kau mau jalan kaki?"
"Aku berat. Kamu tidak mungkin mampu mengayun sepeda ke atas bukit dengan membawa beban berat badanku!"
"Aku mampu!"
"Aku tidak se ringan yang kau bayangkan!"
"Naiklah! Atau aku tinggal!"
"Baiklah! Baiklah!" Karna takut di tinggal olehku diapun berlari ke arahku dan naik ke goncengan sepedaku.
"Pegangan!"
"Ouh, iya!" Dia memegang kemeja putihku erat.
Akupun mulai mengayun sepedah ku, ku hirup udara segar di pagi hari itu, pemandangan yang menghijau dengan bunga-bunga bermekaran di pinggiran jalan menambah keromantisan.
Kulirik gadis yang sedang mencengkram kemejaku itu, dia sepertinya ikut menikmati keindahan ini.
Ku hentikan ayunanku, setelah ku pikir sudah sampai di tempat yang sangat indah.
"Sudah sampai! Turunlah kamu berat sekali!" Godaku
"Hey, tadi kau bilang aku ringan!"
"Kapan aku bilang? Aku hanya bilang bahwa aku sanggup menggoncengmu kesini!" Diapun cemberut kesal mendengar tuturanku.
Aku duduk di atas rumput hijau, ku lihat air laut bergelombang dengan indah. Aku tak sadar kapan ia duduk di sampingku, dan ikut melihat ke laut biru.
"Seok Hoon_ah Maaf ya!" Suara itu keluar dari bibir mungil nya yang merah.
"Kenapa kau minta maaf?" Tanya ku
"Maaf karna aku berburuk sangka padamu selama ini!"
"Tidak apa-apa, lagian aku juga salah tak bertindak saat itu!"
"Tidak! Kamu berkali-kali menolongku! Itu sudah cukup bagiku. Aku yang terlalu serakah meminta banyak darimu. Maaf dan terima kasih Seok Hoon_ah."
Aku hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Bagaimana?" Pertanyaan ku membuat nya bingung.
"Maksud nya?" ia tak mengerti.
"Apa kau tak ingin mempertimbangkan nya lagi untuk menjadi kekasih ku?" Mendengar tuturan ku dia sontak berdiri dari duduk nya
"Hey, bagaimana aku menjadi kekasih mu saat aku tak ada perasaan apa-apa pada mu." Ucap nya kaget. Namun, dari sorot wajah nya seakan-akan tak serius dalam berkata.
Bersambung...