Chereads / Korban Bullying / Chapter 16 - Ciuman pertama.

Chapter 16 - Ciuman pertama.

Benarkah kamu tidak ada perasaan padaku?" Akupun ikut berdiri menghadapnya. Dia selalu salah tingkah saat aku menatap sayu mata nya.

"Iya. Aku tidak ada perasaan padamu." jawab Mina sembari mengalihkan pandangan.

"Tidak ada perasaan padaku atau kau tidak menyadarinya?"

Seketika dia terdiam tak dapat menjawab.

"Aku yakin kau suka padaku sejak saat itu!"

"Sejak saat itu?"

"Saat aku menolongmu di sungai Han! Saat kejadian itu kau selalu bergantung padaku! Namun tiba-tiba kau menghilang begitu saja!"

Dia diam mematung, seperti seseorang yang sudah kehabisan kata-kata.

"Kau juga menyukaiku!" Ku tegaskan sekali lagi. Dia mentapku seperti orang kebingungan.

"Hey, Yoon Seok Hoon. Aku_" sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu untuk menolakku lagi, dan aku tak mau mendengarnya lagi dan lagi.

Entah keberanian dari mana, saat dia ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba ku tarik dirinya mendekat, dan ku cium bibir mungil itu. Diapun berhenti tak melanjutkan kata-kata nya saat bibir kami menyatu.

Matanya membulat, mungkin dia sangat terkejut. Ini kedua kalinya aku menyentuh bibirnya.

Suasana semakin tenggelam dalam keromantisan, mataku perlahan mulai terpejam, begitupun dengan nya.

Perlahan ku lumat bibir nya, dia hanya diam.

Ku akhiri ciuman itu, ku lihat wajahnya yang memucat. Apa ini ciuman pertamanya? Apa selama 5 tahun ini dia sama sepertiku? Menjomblo dan tetap setia?

"Maaf!" Lirihku sambil tetap memeluk pinggang nya. Wajah kami sangat dekat, hingga ku rasakan nafas nya yang segar menerpa wajaku, ku lihat wajahnya dengan jelas. Mata indah nya, hidung mancung nya, bibir nya yang sedikit membengkak karna ulahku barusan. Dia sangat cantik. Aku tak akan pernah melepaskanmu Mina_ah.

"Maaf, sekali lagi maaf!" Maafku lagi, dan dia hanya diam mematung.

"Mina_ah aku mencintaimu! Jangan menolakku lagi!"

"Hey, apa yang barusan kau lakukan padaku? Aku tidak sedang bermimpikah?" Gadis itu menepuk-nepuk kedua pipinya hingga memerah. Akupun menghentikan nya.

"Berhenti menyakiti dirimu sendiri! Kau tidak sedang bermimpi!" Sambil ku pegang kedua tangannya.

"Hey, Yoon Seok Hoon. Kau mencuri ciuman pertamaku! Aiiiissssh kau!" Dia terlihat sangat kesal, akupun tak dapat menahan tawa melihat tingkahnya.

"Hahahaha jadi itu ciuman pertamamu? Jadi hanya aku yang menyukaimu selama ini?" Aku tertawa menggodanya, meskipun sebenarnya ini juga ciuman pertamaku. Tidak! Ini ciuman kedua kalinya bagiku. Tapiii apakah waktu itu bisa di sebut dengan ciuman? Memberi nafas buatan. Dan dia dalam keadaan pingsan. Ah entahlah.

"Hey Seok Hoon_ah! Kau brengsek! Aku berlari saat ia berusaha memukulku, dia mengerjarku sampai ku lihat dia terpeleset, saat aku berniat menolongnya, malah aku ikut terjatuh kebawah bersama nya. Aku pas di atasnya. Kami terpaku dalam tatapan.

"Mina_ah, berkencanlah denganku? Ku mohon!" Pintaku lagi

"Kau memaksaku?"

"Tidak! Kau juga menyukaiku!"

"Kenapa kau sebegitu yakin nya aku menyukaimu!"

"Kau tidak menolak ciumanku!"

"Haiiish kau!" Aku menahan nya, saat ia ingin bangkit dari posisi kami sekarang.

"Seok Hoon_ah, apa yang kau lakukan?"

"Terimalah aku!"

"Itu pemaksaan!"

"Ku beri waktu sampai besok!" Kataku, kamudian aku bangkit dan membantunya berdiri. Kini kami sudah sangat kacau, lumpur memenuhi tubuh kami karna hujan semalam.

Aku kembali mengayun sepedah yang tadi terparkir. Dia duduk diam di goncengan. Mungkin merasa canggung saat kejadian barusan.

Tak lama kemudian akhirnya kami sampai di vila. Dan di sambut oleh Sejeong.

"Apa yang terjadi? Kenapa sampai berlumpur- lumpur begini?"

"Tadi jatuh di jalan!" Jawab Mina.

"Sejeong_ah aku ke dalam dulu." Terlihat jelas, bahwa gadis itu mencoba menghindar dariku.

"Tuan muda, apa yang sebenarnya terjadi?"

"Bukankan dia sudah menjawabmu!" Jawabku dingin sembari melangkah pergi meninggalkan si senyuman mengerikan itu sendiri.

"Sama aku dingin banget, giliran sama Mina perhatian nya minta ampun!" Dia mengoceh pelan, namun aku masih bisa mendengarnya dengan jelas.

Pagi ini jantungku berdebar-debar, karna hari ini Song Mina akan memberikanku jawaban atas perasaanku. Berkali-kali aku berdoa, semoga dia membalas perasaanku.

Akupun bergegas menuju tempat gadis itu bekerja. Ku lihat dia sedang membuat kopi dengan sebuah senyuman ramah kepada para pelanggan yang datang. Namun senyum itu tiba-tiba pudar saat dia menyadari kehadiranku.

"Sejeong_ah, biar aku yang antar makanan itu. Kamu lanjutkan membuat kopi ini ya!" Ku dengar dia meminta Sejeong untuk bertukar pekerjaan. Apa dia sedang menghidariku? Tapi apa salahku? Tanpa pikir panjang akupun menghampirinya. Merebut nampan berisi makanan itu dari tangan nya, dan menyerahkan pada seorang pelayang lain.

"Tolong antarkan pesanan ini pada pelanggan!" Kataku tegas

"Apa yanga kau lakukan?"

"Kamu ikutlah denganku!"

"Tidak!" Jawabnya cepat, dan sikapnya sangat ketara, bahwa dia sedang menghidar dariku.

"Tidak? Ini penting!"

"Aku sibuk!"

Tanpa mendengarkan ocehan nya, akupun mengankat tubuhnya, membawanya pergi. Semua orang melihat. Namun, aku tak peduli akan hal itu.

"Hey, Yoon Seok Hoon, apa yang kau lakukan?"

Setelah sampai di tempat yang hanya ada kami berdua, akupun menurunkan tubuh nya. Dia bergegas mengambil langkah mundur, seakan-akan membuat jarak di antara kita.

"Kenapa kau sekarang menjadi pemaksa gitu!" Serunya sambil mengerucutkan bibir mungil yang berwarna pink itu.

"Karna kau tidak menuruti ku!"

"Hey, memang nya kau siapa? Hingga aku harus menuruti mu hah?"

"Apa kau menghindar dariku?" Kata-kataku mampu membuatnya terbungkam

"Kenapa kau menghidariku?" Tanyaku lagi, sambil melangkah mendekatinya, dan dia mulai melangkah menghidar. Sampai pada akhirnya tubuh nya terkunci di sebuah pohon besar di sana.

"A_aku, ti_dak. Aku tidak menghindarimu!" Kata nya gugup.

Ku dekati dia, dan tangan kiriku ku tahan di pohon itu. Wajahnya memerah saat mata kami bertemu dengan jarak sedekat ini.

"Apa kau malu?" Aku bertanya dengan memelankan volume suaraku.

"Ma_lu? Malu apa?" Wajahnya semakin memerah, semerah kepiting rebus saat ini. Aku tersenyum, ingin sekali menggodanya. Ku dekatkan wajahku ke wajahnya, dan ku bisikkan sepelan mungkin, namun ku yakin dia mendengarnya

"Kau malu karna ciuman itu!" Bisikanku mampu membuatnya semakin memerah, dia mendorongku dan berniat kembali menghindariku. Namun dengan sigap ku cekal pergelangan tangan nya, dan menguncinya kembali di batang pohon besar itu.

"Seok_Seok Hoon_ah, apa yang kamu_"

"Jadilah kekasihku!" Seruku tegas memotong kata-kata nya.

"Hey, jangan begitu!"

"Apa kamu pikir ciuman kemarin hanya lelucon?" Aku memasang wajah serius.

"Hey, jangan membahasnya lagi!" Tiba-tiba dia menutup wajah dengan kedua tangan nya.

"Jangan membahas nya, aku malu!" Lanjut nya. Membuatku tersenyum geli melihat tingkahnya. Ku tarik kedua tangan mungil yang menutup wajah cantik itu.

"Kenapa kamu malu?" Tanyaku masih tetap dengan senyuman. Ku lihat wajah nya sudah sangat memerah sampai ke telinga nya.

Bersambung...