Silau yang ku rasakan, ku buka mataku perlahan. Mentari pagi masuk menerpa wajahku. Gadis ku telah tiada, setelah itu ku temukan sebuah surat yang bertuliskan
{Aku menemukan remote di bawah bantal mu, dasar tidak tau malu. Kau pikir kau siapa menahan ku semalaman di kamar mu? Kau bukan suami ku. Cepatlah mandi, kau sangat bau, aku sungguh tidak betah di peluk semalaman olehmu. Sebentar lagi aku akan mengantarkan sarapan pagi mu, setelah itu aku akan pulang ke busan. Karna kerja ku sudah selesai}
Aku tertawa membaca suratnya, dia mengataiku bau. Aku tau dia berbohong. Karna tadi malam sebelum dia datang aku sudah mandi dan memakai parfum andalanku. Dia hanya meracau saja untuk menutupi egonya. Mana mungkin pria setampan ini bau. Ada-ada saja. Sekalipun aku tak mandi sebulan pun, ku rasa aku tetap harum.
Mengingat hari ini aku dan dia akan pulang. Aku ke Seoul dan dia ke busan. Aku tak mau kehilangan kontak dengan nya, aku akan mengunjunginya sesering mungkin nantinya.
Setelah selesai dengan bacotan di batinku. Akupun bergegas menuju toilet dan membersihkan diri.
_______________
"Ini ada titipan surat untuk tuan muda, dari pelayan yang bernama Song Mina." Serah seorang pelayan yang mengantar sarapan pagiku. Aku heran, kenapa pagi ini bukan Song Mina yang mengantar makananku? Padahal kan masih nanti sore kita semua akan pulang.
"Memang nya Song Mina kemana?" Tanyaku
"Song Mina sudah pulang sedari tadi pagi tuan, dia meminta izin lebih awal pada bos!"
"Pulang?" Aku kaget mendengar nya, bisa-bisa nya dia pergi tanpa berpamitan dengan ku dulu. Padahal sekarang aku adalah kekasihnya.
"Iya tuan!"
"Ya sudah. Kamu boleh pergi!" Pelayan itupun berlalu...
Ku buka perlahan kertas yang disana ada tulisan tangan gadisku itu. Aneh saja menurutku. Dia bisa saja langsung menelfonku atau mengirin pesan lewat Line padaku. Ini malah pake surat, memang nya ini jaman Joseon.
{Yoon Seok Hoon, maaf sebelumnya. Dan terima kasih atas satu minggu ini. Terima kasih sudah selalu melindungiku, dan terima kasih atas kebahagiaan sesaat ini. Walaupun hanya satu minggu. Namun ini sangat berarti bagiku. Maaf Seok Hoon_ah, kita tidak bisa melanjutkan hubungan kita lagi, kita tidak akan pernah bisa bersama. Kamu tau kan, adikmu, ayahmu, bahkan semua teman-teman mu sangat membenciku. Aku tidak ingin masa lalu terulang lagi. Jadi aku mohon jangan mencariku lagi ya, jadikan satu minggu ini sebuah kenangan yang indah. Aku doakan semoga kelak kamu bertemu gadis yang bisa membuatmu bahagia. Maaf Seok Hoon_ah, sekali lagi maaf. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini. Kumohon biarkan aku hidup dengan tenang dan normal.
Terima kasih dan Maafkan aku.}
Setelah membaca surah darinya, akupun bergegas mengambil handphone, menuju kontak dan menghubungi gadis itu. Namun nomer itu sudah tidak terdaftar. Apa dia mengganti nomernya?
Hatiku hancur berkeping-keping. Bisa-bisanya dia dengan mudah mengakhiri hubungan kita. Aku sangat kecewa padanya.
Dengan penuh emosi, akupun bergegas mengambil koper dan memasukkan beberapa barang yang di perlukan. Kemudian akupun bergegas pulang menuju Seoul.
"Aku tidak akan begitu mudah menyerah Mina_ah, lihat saja, aku pasti akan menemukanmu kembali. Dan tak akan pernah kulepaskan lagi!" Batinku.
_____________
Song Mina Pov*
Hatiku sebenarnya hancur mengakhiri hubungan ini. Namun disisi lain aku masih trauma dengan kejadian-kejadian mengerikan itu. Pasti dia sekarang sangat kecewa padaku dan menganggapku egois atas keputusan yang aku buat ini.
Aku hanya melakukan yang terbaik untukku dan juga untuk dirinya.
Bus berhenti tepat di sebuah Halte dekat desaku. Kami berduapun turun dan mulai menerusuri jalanan desa yang di penuhi lumpur karna musim hujan. Jalanan yang kami telusuri adalah jalanan sempit yang terletak di tengah-tengah sawah. Jalanan yang hanya bisa di masuki Roda dua saja. Desa yang terletak di sebuah pegunungan. Desa yang di kelilingi kebun, ladang dan hutan.
"Hey, Ju Young_ah." Panggilku pada seorang pemuda yang sedang mengayuh sebuah sepeda yang di modivikasi seperti sebuah gerobak. Gerobak itu biasanya ia gunakan untuk mencari nafkah dengan membantu orang-orang membawa barang, dengan sedikit upah.
Namun sekarang gorabak itu penuh dengan rumput. Ya dia pemuda yang rajin. Selain bekerja mengangkut barang, pemuda itu juga merumput setiap hari untuk pakan kerbau yang ia ternak.
"Ya ada apa Noona? (Mbak)" jawabnya sembari menghentikan aktivitas mengayuhnya.
"Kamu dari mana dan mau kemana?"
"Dari merumput dan hendak pulang Noona!"
"Boleh kami numpang sampai pertiga'an sana?"
"Boleh. Mari!"
Mendengar Ju Young mengijinkan kami untuk menumpang, kamipun menaiki gerobak yang berisi rumput hijau itu. Kami duduk di atas rumput dan Ju Young pun kembali mengayuh.
Ju young adalah pemuda berusia 18 tahun. Dia seharusnya sudah kelas masuk tahun kedua di SMA. Namun semenjak ayahnya meninggal, dia harus menggantikan posisi ayah nya sebagai kepala rumah tangga. Dan iapun putus sekolah. Dia memiliki wajah yang tampan dan senyuman yang sangat manis menurutku. Badan nya tinggi dan gagah karna dia rajin bekerja keras setiap hari, hingga otot-otot berbentuk indah disana. Kulitnya agak gelap kecoklatan karna dia sering berjemur di bawah sinar matahari.
Meskipun usia nya masih 18 tahun, namun wajah nya terlihat lebih dewasa.
"Memang nya Noona-Noona ini dari mana? Kok bawa koper-koper segala?" Tanyanya membuka percakapan.
"Ah, ini kami dari Pulau Jeju. Biasa nambah-nambah uang jajan hehe!" Sejeong menjawab dengan nada manjanya. Ya setiap kali berbicara dengan Ju young dia selalu sok imut, aku tau sahabatku ini sepertinya naksir sama bocah bau kencur itu.
"Ju young kita berhenti di depan, nanti biar kita jalan kaki aja ke rumah!" Pintaku, karna tak ingin merepotkan lebih banyak lagi.
"Biar aku antar ke rumah kalian masing-masing, Noona pasti capek kan."
"Emang gak ngerepotin?"
"Enggak kok Noona!"
"Ya udah kalo gitu terima kasih!"
setelah beberapa saat, akhirnya kami sampai di depan rumah Sejeong. Sejeong turun dan memberikan beberapa lembar uang untuk Ju young, sebagai upah. Dan Ju young pun menerima lembaran uang itu.
"Terima kasih Ju young ya! Lain kali Noona boleh kan minta tolong antar lagi!" Kata sejeong sok manja sambil menyerahkan uang pada pemuda bernama Ju young.
"Sama-sama Noona. Tentu boleh!" Setelah menerima uang dari Sejeong. Ju young kembali mengayuh sepeda gerobak itu, berniat untuk mengantarku ke rumah tempatku tinggal. Suasana menjadi sunyi dan sepi setelah sejeong tiada. Untuk memecah kesunyian akupun mengambil ponselku dan memutar mp3.
Lagu dari Bts yang berjudul I Need You.
Bersambung...