Chereads / Korban Bullying / Chapter 13 - Gelang pembawa berkah.

Chapter 13 - Gelang pembawa berkah.

Song Mina Pov*

Setelah ku menyadari bahwa gelangku hilang, gelang kenanganku dengan Kak Bora, gelang yang sangat berharga bagiku. Aku kebingungan mencarinya kemana-mana, namun tak kunjung ku temukan. Aku teringat sesuatu, mungkin saja gelangku jatuh di kamar tuan muda, tadi waktu aku membersihkan nya.

Oh iya, tugas mengantar makanan di lantai 4 kan si Sejeong, aku akan minta bantuan padanya.

"Sejeong_ah, aku perlu bantuanmu."

"Bantuan apa Mina?"

"Itu, tadi waktu aku membersihkan kamar 279, spertinya gelangku jatuh disana. Bisa kamu menanyakan nya nanti waktu mengantar makan malam?" Pintaku memohon pada Sejeong

"Oke baiklah!"

"Terima kasih Sejeong, kamu memang yang terbaik!" Kataku sambil mengacungkan jempolku.

Aku menunggu Sejeong selesai mengantar makan malam pada para tamu, aku sungguh berharap semoga Sejeong mendapatkan gelangku kembali. Sampai pada akhirnya ku lihat dia datang padaku memasang wajah kecewa.

"Sejeong bagaimana? Kamu mendalatkan nya?" Tanya ku penuh harap.

"Maaf Mina, kata tuan muda gelangmu ikut terbuang dengan sampah. Sebenarnya dia melihat gelangmu. Tapi karna itu gelang biasa jadi ia membuangnya ke tempat sampah!"

"Apa! Bagaimana bisa dia membuang barang yang bukan miliknya ke tempat sampah?" Mataku mulai berkaca-kaca, antara menyesal dan marah. Aku marah karna tuan muda itu se enak nya membuang barang yang bukan miliknya. Namun aku juga tidak bisa menyalahkan nya, bagaimanapun ini juga salahku yang teledor.

"Kalau begitu kamu bisa tidak menggatikanku? Aku akan keluar sebentar untuk mencarinya!" Kataku yang sekarang sedang bertugas menjaga cafee.

"Memang nya kamu mau kemana? Di luar hujan!"

"Tidak apa-apa, aku tinggal sebentar ya. Terima kasih!" Kataku sambil melangkah keluar, yang benar saja di luar hujan, tidak apalah. Demi menemukan gelang itu.

Akupun berlari menuju belakang vila yang di penuhi dengan plastik-plastik sampah. Aku kebingungan harus mencari di mulai dari mana. Dengan tangan kosong aku mulai membuka plastik satu persatu. Berharap menemukan barang yang aku cari.

"Plastik warna biru, di sana barangmu berada!" Tiba-tiba ada suara dari arah belakang menghentikan aktifitasku.

________________

Yoon Seok Hoon Pov*

Setelah perginya pelayan yang mengerikan itu, aku terus kefikiran dengan gelang itu. Dimana aku pernah melihatnya? Aku terus mencoba mengingat.

Tiba-tiba terlintas di pikiranku "SONG MINA" dan "LEE BORA" dua gadis itu yang memiliki gelang itu. Apa mungkin itu gelang Lee Bora? Mungkin saja pelayan tadi teman nya. Tapi bisa saja itu gelang milik Song Mina. Tapi itu tidak mungkin, Song Mina telah lama meninggal.

Untuk memastikan. akupun bergegas mencari pelayan yang tadi, aku menemukan nya, dia sedang menjaga kafe.

"Tuan muda, ingin memesan kopi?" Tanya nya saat dia melihatku menghampirinya.

"Tidak. Siapa teman mu tadi yang kehilangan gelang nya?" Tanyaku langsung pada intinya.

"Teman saya?"

"Iya. Siapa nama nya?"

"Nama nya Song Mina." Seketika dadaku sesak saat mendengar nama nya. Antara percaya dan tidak percaya.

"Dimana dia sekarang?" Tanyaku lagi.

"Dia di belakang vila, tempat pembuangan sampah. Dia bilang ingin mencari gelang nya,"

"Oke Terima kasih."

Dengan penuh semangat aku berlari menuju belakang vila, menerobos deras nya air hujan. jadi selama ini dia masih hidup. Aku yang salah telah menganggapnya telah mati. Setelah ini akan ku pastikan untuk melindungimu. Aku tak mau gagal untuk yang kedua kaliya.

Dengan penuh semangat aku berlari menuju belakang vila, menerobos deras nya air hujan. jadi selama ini dia masih hidup. Aku yang salah telah menganggapnya telah mati. Setelah ini akan ku pastikan untuk melindunginya. Aku tak mau gagal untuk yang kedua kalinya.

Sesampainya disana. Jantungku serasa berhenti berdegup, nafaskupun sulit untuk di hembuskan.

Kulihat gadis yang selama ini ku cintai sedang membongkar plastik-plastik sampah disana. Baju berwarna hitam putih berwiru, yang tak lain adalah seragam pelayan itu basah kuyup.

"Plastik berwarna biru, disana barangmu berada." Aku berkata sambil terus melangkah mendekatinya. Kulihat dia menghentikan aktifitas mencarinya, dan menoleh ke arahku. Mungkin dia terkejut, dia terdiam mematung memandangku, wajahnya memerah. Ku lihat tangan nya gemetar. Entah dia gemetar karena takut atau karna kedinginan. Aku terus mendekatinya, dan dia mengambil langkah mundur. Seperti mencoba menghindariku.

"Ti_tidak. Jangan mendekat_ TIIIIIDAAAAAAAK!" Aku terkejut saat ia tiba-tiba berteriak sambil menutup kedua telinga nya, dia histeris ketakutan. Apa mungkin dia masih trauma dengan kejadian 5 tahun lalu?. Mungkin dia mengira aku juga ikut-ikutan merundung nya.

Aku berlari dan membawa nya ke dalam pelukanku. Aku mencoba menenangkan nya. Namun dia semakin histeris ketakutan, air matanya menetes bercampur dengan air hujan yang turun.

"Tenang lah Mina, aku tidak akan menyakitimu!"

"Lepaskan! Lepaskan! Kalian semua membunuh ibuku! Kalian jahat! Kalian menghancurkan hidupku!" Dia mengamuk memukuli dadaku. Aku hanya diam. Ku biarkan dia menumpahkan semua amarahnya padaku.

"Tidak Mina, selama ini aku selalu ada di pihak mu! Aku tidak pernah ikut-ikut merundungmu!"

"Kamu Bohong! Kamu bohong Seok Hoon sunbae! Kenapa kamu tidak datang saat persidangan? Kamu waktu itu sudah berjanji padaku akan menjadi saksi atas perundungan itu! Kenapa kamu tidak datang? Kenapa? Kenapa?" Dia menangis dan semakin histeris

"Maafkan aku! Maafkan aku Mina_ah. Aku akan menjelaskan semua nya padamu nanti! Tolong tenanglah terlebih dahulu!" Aku kembali memeluknya dengan erat, dia terus menangis histeris, sampai dia sesak nafas, aku sangat panik, tak lama kemudian diapun jatuh pingsan.

"Mina_ah, bangun. Mina_ah" aku sangat panik, hingga akhirnya aku memutuskan membawanya ke kamarku. Berpasang-pasang mata melihatku. Aku yang kini membawa Mina dalam gendonganku menuju kamar. Pelayan yang biasa mengantar makanan mengikutiku sampai kamar. Dan ia bertubi-tubi melempar pertanyaan padaku.

"Tuan muda, ada apa dengan Mina? Kenapa dia pingsan? Apa hubungan tuan dengan dia?"

"Ku jawab nanti, kau ganti baju dia sekarang juga. Aku akan memanggil dokter."

"Baiklah tuan."

Beberapa saat kemudian, dokter akhirnya datang, dan memeriksa keadaan Mina. Pelayan tadi sudah ku suruh pergi setelah mengganti pakaian Mina.

"Dokter bagaimana keadaan dia?" Tanyaku

"Sepertinya dia memiliki trauma yang cukup mendalam. Coba bawa dia ke rumah sakit agar saya bisa memeriksanya lebih lanjut. Untuk sementara ini, suruh pasien untuk istirahat yang cukup!"

"Baik dok terima kasih!"

Dokterpun berlalu pergi. Ku hampiri gadis pujaanku, kulihat dia, ku tatap wajahnya yang tetap sama seperti dulu. Dia tetap cantik, hanya saja sepertinya dia banyak kehilangan berat badan nya. Aku penasaran, bagaimana hidupnya selama ini? Dengan siapa dia tinggal setelah ibunya tiada? Apakah dia hidup dengan baik? Apakah dia masih ceria seperti dulu? Apakah senyuman indah itu masih ada?

Berbagai macam pertanyaan tersirat dalam benakku.

Ku dekati dia. Ku genggam tangan mungilnya.

"Mina_ah jangan takut. Ada aku bersamamu. Aku berjanji, mulai sekarang aku akan melindungimu." Kata-kata itu terlontar dengan sendiri nya dari mulutku.

To be continued...