Di suatu pagi yang cerah, Yoon Seok Hoon memasukkan beberapa baju ke dalam tas nya. Ia berniat hendak liburan ke pulau Jeju, pulau wisata terindah di korea selatan. Ia ingin menghabiskan akhir pekan nya di sana sendirian. Ingin menenangkan pikirannya.
Dia segera menuju bandara pribadinya dan terbang dengan pesawat jet milik keluarga.
Lebih dari 1 tahun ia tak berkunjung ke pulau jeju. Setelah turun dari pesawat ia pun mengendari sebuah taxy menuju sebuah Villa milik keluarga nya. Villa termewah di pulau jeju. Disana juga banyak bule-bule menginap. Seok Hoon mempunyai kamar khusus, yaitu kamar paling megah yang bila membuka gorden, terlihat sebuah pemandangan pantai biru yang menakjubkan.
Sesampainya disana ia merebakan tubuhnya yang sudah kelelahan. Dan iapun mulai terlelap.
_____________
"Mina_ah, sekarang akhir pekan, pasti banyak orang-orang berkunjung ke pulau jeju, yuk ikut aku, kesana. Katanya di sana butuh banyak pelayan, kalo kamu mau akan aku daftarkan. Gajinya lumayan loh. Gimana mau gak,?" Seorang gadis berparas biasa saja mengajak Song Mina dengan penuh semangat. Ia adalah "Kim Sejeong", teman kerja nya di toko novel.
"Benarkah? Tapi nenek sendiri di rumah, aku gak tega ninggalin nenek."
"Sudahlah! Nanti biar ibuku yang nemenin nenek. Lagian cuma 1 minggu kok, gak lama."
"Kalo gitu aku izin nenek dulu ya,"
"Okey."
Setelah mendapat izin dari sang nenek, kedua gadis itupun berangkat menuju pulau Jeju.
Sesampainya di sana, tempat dimana mereka melamar pekerjaan sebagai pelayan selama akhir pekan ini.
Beberapa jam kemudian...
Kedua gadis itu mulai bekerja, dengan memakai seragam berwarna hitam putih berwiru-wiru.
Di sebuah Villa yang mewah dengan pemandangan yang sangat indah, terlihat beberapa gadis muda sedang sibuk mondar-mandir mengantar hidangan kesana kemari. Begitupun dengan Mina dan Sejeong.
"Mina_ah, tadi aku nganterin sarapan untuk kamar lantai 4, nomer 279. Kamu tau gak, uwuuuu cowok ganteng banget!" Gadis bernama Sejeong itu melompat-lompat kegirangan.
"Hey Sejeong, di pikiranmu itu hanya cowok terus."
"Iyalah... mumpung masih muda. Dari pada kayak kamu, ngejomblo terus. What? Apa mungkin kamu abnormal? Jangan-jangan kamu suka sama aku ya!" Sejeong berpikiran aneh-aneh membuat Mina ingin tertawa keras.
"Iya! Aku jatuh cinta padamu!" Goda Mina sambil memeluk Sejeong mesra.
"Hey, Mina_ah, jangan membuatku merinding deh!" Sejeong mendorong Mina merasa jijik. Dan itu membuat Mina tertawa geli.
"Hey, hey kalian berdua senggang?" Panggil seorang Bos disana.
"Iya. Kami baru saja selesai mengantar sarapan pagi!" Jawab Mina sopan.
"Sejeong, tolong kamu pergi ke pantai. Siapkan beberapa minuman disana. Sebentar lagi para tamu akan banyak yang berslancar dan bersantai disana!. Dan kamu Mina, sebentar lagi setelah tuan muda pemilik vila ini keluar, kamu bersihkan kamar nya. Kamu ganti spray nya juga. Intinya harus sangat bersih, karna beliau sangat sensitiv. Kamar lantai 4 nomer 279!" Kata si Bos memerintah kedua gadis itu.
"Baik pak!" Kedua gadis itu besamaan menyanggupi nya. Bespun berlalu pergi.
"Aku memang sangat beruntung. Aku dapat tugas di pantai, uwuwuuuu itu tugas yang memang aku impikan dari pertama aku berencana kemari." Sejeong kegirangan.
"Apa? Maksudmu?" Mina bingung.
"Pantai Song Mina, pantai. Tau kan maksudku? Disana banyak cowok-cowok berselancar tanpa baju, menampakkan dada bidang mereka dan perut kotak-kotak yang sangat sexy, indahnya pemandangan itu."
"Hey Sejeong_ah, kau sudah gila? Hentikan otak mesum mu itu aiiiish."
"Biarlah apa katamu. Aku mau melaksanakan tugasku dulu, bye bye!" Gadis itupun berlalu tergesa-gesa menuju pantai untuk melaksanakan tugas nya.
"Haiiiish dasar gadis gila!" Batin Mina sambil tersenyum, dan iapun pergi menuju kamar yang hendak akan ia bersihkan.
Mina pun memasuki kamar bernomer 279 itu, ia sangat kagum dengan kemegahan kamar itu, ia membuka korden disana menampakkan sebuah pantai yang sangat indah. Dia terdiam sejenak mengagumi keindahan itu. Yang kemudian ia mulai membersihkan kamar itu dengan begitu teliti.
Butuh waktu lama untuk membersihkan kamar sebesar itu.
Beberapa saat kemudian, akhirnya ia menyelesaikan pekerjaan nya. Dan iapun segera pergi dari sana.
________________
Yoon Seok Hoon Pov*
Aku membuka kelopak mataku, sinar mentari pagi menerobos masuk melalui jendela kaca yang korden nya sengaja tak ku tutup. Akupun bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai dari ritual mandiku, akupun memakai baju mandi berwarna putih selutut. Ku dengar suara bel berbunyi yang ku yakini mereka para pelayan mengantar sarapan pagiku. Aku segera membuka pintu sambil mengacak-acak rambut basahku.
"Bawa masuk, taruh saja sebelah situ!" Kataku, namun pelayan muda itu tetap diam memandang wajahku sambil tersenyum nyengir mengerikan.
"Hallo? Kamu tidak apa-apa kan?" Kataku membuatnya tersadar dari lamunan nya. Entah apa yang dia lamunkan? Kenapa sampai memasang wajah semengerikan itu. Apa mungkin dia terpesona pada ketampananku? Akupun tertawa dalam hati.
"Saya simpan di sini ya tuan." Kata nya sambil tetap memasang wajah nyengir bak seorang mesum.
"Iya. Kamu boleh pergi." Sumpah lama-lama risih juga dengan pandangan nya itu. Semoga saja besok bukan dia yang mengantar sarapanku lagi.
Selesai sarapan akupun keluar dari villa menuju pantai untuk berselancar. Ku lihat samar-samar dari bawah (pantai) karena kamarku dekat dengan tempat berselancar, terlihat disana seorang pelayan membuka gorden kamarku. Kuyakini dia pasti membersihkan kamarku.
Akupun melanjutkan aktivitasku.
Mentari sore membangunkanku yang terlelap di sebuah kursi dekat pantai yang indah itu. Aku bergegas menuju kamar dan membersihkan diri.
Saat masuk semua yang berada di dalam kamarku tertata rapi dan bersih. Kerja bagus, aku menyukai hasil kerjanya.
Disana, di samping ranjangku, aku menemukan sebuah gelang yang terbuat dari benang. Spertinya aku pernah melihatnya, tapi aku sungguh lupa meskipun berkali-kali mengingatnya. Karna itu hanya gelang biasa, ku lempar gelang itu ke tempat sampah.
Suara bel berbunyi. Aku pun membuka pintu, oh my god, yang benar saja. Pelayan itu lagi yang datang. Tanpa di suruh diapun nyelonong masuk menaruh makanan.
"Tuan, ada yang ingin saya tanyakan," kata nya dengan senyum yang mengerikan menurutku.
"Apa?" Jawabku simple.
"Itu, tadi teman saya membersihkan kamar tuan muda, kata dia gelang nya mungkin jatuh disini. Apa tuan muda tidak melihatnya?" Akupun teringat gelang yang ku buang ke tempat sampah itu. Tanpa menjawab aku menuju tempat sampah, dan aku baru ingat bahwa tadi ada petugas kebersihan kemari, dan meminta sampah di kamar ini. Dan mungkin gelang itu ikut terbuang bersama sampah yang lain.
"Maaf. Sepertinya gelang temanmu ikut terbuang dengan sampah-sampah yang lain!"
"Sampah?" Katanya sambil membulatkan matanya.
"Tadi aku melihatnya, karna itu gelang biasa jadi aku buang!" Kuperjelas dengan suara datarku.
"Oh begitu, baiklah tuan." Pelayan itupun akhirnya pergi. Akupun merasa tenang. Besok aku akan minta pengurus vila ini untuk mengganti pelayan yang mengantar makanan.
To be continued...