Chereads / Korban Bullying / Chapter 9 - Awal kehancuran.

Chapter 9 - Awal kehancuran.

Ku lihat dia memakai kostim olah ragaku, dan itu kebesaran di tubuh kurusnya. Namun, ia tetap terlihat cantik di mataku. Rambutnya basah tergerai lurus, ku lihat di ujung bibir dan matanya membiru karna luka lebam disana, bahkan aku melihat memar itu dimana-mana, dileher, lengan, tangan, dan kakinya di penuhi luka memar, seketika aku merasa marah, aku akan membuat perhitungan pada mereka, sekalipun itu Inna adikku sendiri.

Aku menarik nya untuk duduk di sofa.

"Tahanlah, aku akan mengobatimu,"

"Aku tidak apa-apa, besok juga sembuh sendiri,"

"Diam, dan ikuti saja apa kataku." Diapun menuruti perintahku, dan aku mulai mengobati bagian wajahnya.

Ku awali dengan memberikan salep di ujung mata nya, setelah itu aku beralih pada pada ujung bibir nya, seketika jantungku berdetak tak karuan lagi, mengingat kejadian tadi, kejadian dimana aku memberinya nafas buatan untuk nya, masih jelas bagaimana rasanya bibirku ini menyentuh bibirnya.

Aku terdiam mematung memandang bibirnya, tak sadar aku menelan ludah, pikiran mesumku berulah lagi, ingin rasanya aku mengecup benda kenyal di depanku ini.

"Ada apa?" Tiba-tiba aku sadar saat dia bertanya padaku, akupun terkejut dan mengalihkan pandanganku pada kotak obat-obatan.

"Obati saja sendiri, jangan manja!" Ku lempar salep padanya, dan aku berlalu keluar dari kamar untuk menenangkan jantung yg masih tak karuan.

"Hey, emang siapa yang memintamu mengobatiku? Itu kan kemauanmu sendiri!" Katanya kesal, akupun mulai menjauh meninggalkan nya.

Aku benar-benar marah terhadap diriku sendiri, dimana Yoon Seok Hoon yang dulu?, yang selalu dingin dan cuek pada cewek?, dulu sekalipun aku di goda oleh para gadis, aku tidak pernah tergoda, bahkan aku merasa jijik, tapi kenapa sekarang aku malah tergoda duluan. sepertinya aku benar-benar jatuh cinta pada gadis itu, berkali-kali aku menghindari perasaan itu, namun semakin ku hindari, perasaan itu semakin menempel.

Hampir satu jam aku duduk di depan motel. Namun, setalah ku pikir-pikir, aku harus menemaninya saat ini, pasti skrng dia sedang terpuruk dan trauma, dia pasti membutuhkan teman.

Saat aku masuk kamar, ku lihat dia sudah terlelap di sofa, aku memindahkan nya ke ranjang, dan menyelimutinya, setelah itu ku rebahkan tubuhku di sofa, dan saat itu aku juga ikut terlelap karena kelelahan.

________________________

"Ibu, hari ini aku tidak sekolah ya," aku masih belum siap menghadapi mereka. Namun, aku juga belum siap keluar dari sekolah yang selama ini ku impikan, kemarin aku di antar pulang oleh Seok Hoon sunbae, dan aku membuat alasan bahwa kemarin malam aku kecelakaan, dan Seok Hoon sunbae menyelamatkanku, luka-luka di tubuhku menjadi bukti kecelakaan itu, aku bilang pada ibu, bahwa aku menginap di rumah sakit, alasanku tak menghubunginya karena tak ingin membuatnya khawatir, dan ibuku mempercayainya.

"Apa masih sakit sayang?" Kata ibu penuh perhatian dan khawatir.

"Tidak ibu, aku hanya ingin libur beberapa hari dulu."

"Tumben, biasanya putri ibu tidak pernah mau libur walaupun ibu suruh."

"Aku sekarang sudah berubah bu," aku bergelayut memeluk pinggang ibuku manja.

"Iya sayang gak apa-apa, lagian kamu pintar, kalo cuma libur sekali-kali gak akan masalah." ucap Ibu di selingi candaan.

"Terima kasih ibuuu." Aku mencium pipi ibuku

"Eomma Saranghae (Ibu aku mencintaimu)" Lanjutku.

Hari ini aku ingin menghabiskan waktu ku di rumah seharian, aku memakai baju santai, kaos putih oblong, celana pendek selutut berwarna blue jeans, rambut kuikat ke atas, dan hanya menyisakan poni sedikit menghiasi wajah imutku.

Ku hempaskan badanku ke sofa depan tv, ku nyalakan tv dan memilih channel tvn, menonton drama kesukaanku. Di tengah-tengah aku menonton tiba-tiba suara bel rumahku berbunyi. Tumben ibu sudah pulang jam segini, akupun beranjak dari dudukku membuka pintu, aku terkejut saat kudapati mereka yang merundungkungku berdiri di depan pintu sambil tersenyum jahat.

Tanpa basa-basi mereka mendorong pintu dan masuk sesuka mereka.

"Ini tempat tinggal mu? Sepertinya lebih besar toiletku deh." Kata Yoon Inna menghina rumahku.

"Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian kemari?" Tanyaku

"Kami rindu padamu, dua hari kamu tidak datang ke sekolah," Joo Sarang sunbae mengelus rambutku dengan senyuman evilnya.

"Hey Song Mina, apa yang kau lakukan pada kak Seok Hoon hah? Kamu tau selama ini kakakku itu selalu menyayangiku, selalu berbaur dengan kita untuk memberi pelajaran pada orang-orang tidak tau malu sepertimu. Kamu lihat wajah Jae won dan Kak Jihoon, mereka babak belur gara-gara kamu jalang!" Yoon Inna menjambak rambutku, sakit kurasakan di seluruh kulit kepala.

"Kamu jalang memang harus di beri pelajaran," Jae won mendorongku hingga aku terjatuh ke lantai.

"Apa harus kita buat vidio lagi?" Kak Jihoon mengeluarkan kameranya

"Jangan kak, aku mohon jangan lakukan itu lagi, aku minta maaf, aku mohon jangan lakukan itu," aku memohon pada mereka sambil menangis, tubuhku gemetaran.

"Inna, rekam, aku dan Jae won akan menelanjanginya, dan jangan lupa sensor wajahku nanti ya!" Mereka, kak Jihoon dan Jae won mendekatiku, aku berteriak-teriak meminta ampun pada mereka.

Mereka menarik paksa bajuku, hingga bagian lenganku sobek, sekuat tenaga aku meronta-ronta sambil memanggil nama ibuku.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA PUTRIKUUU." Teriak ibuku yang tiba-tiba berada di sana, menyaksikan mereka memperlakukanku dengan keji, untung mereka lupa, tadi tak mengunci pintunya kembali, hingga ibu bisa masuk dengan mudah, mereka berempat pergi berlari keluar rumah, ibuku mencoba mengejar mereka. Namun, mereka hilang begitu saja.

Ibu kembali berlari menghampiriku yang menangis sambil memeluk lututku, ibu memeluk dan membawaku duduk di sofa.

"Apa selama ini kamu di ganggu sayang? Kenapa tidak cerita pada ibu? "

"Percuma aku cerita, karna semua akan menjadi lebih sulit bu."

"Apa maksudmu nak?"

"Mereka bukan murid sembarangan bu, jika aku melawan dan mengadu, mereka tidak akan tinggal diam," Aku menangis histeris

"Tenanglah sayang, ibu akan mengurus semuanya,"

"Jangan lakukan apapun bu, kumohon,"

Melihatku yang seperti iu, membuat Ibu ikut menangis dan menciumi keningku.

____________

"Apa kamu sudah siap sayang? Hari ini ibu akan menemui kepala sekolahmu," Pagi ini ibu memaksa ikut ke sekolah, aku berkali-kali melarangnya. Namun, ibu masih saja memaksa.

"Ibu jangan lakukan itu, kumohon,"

"Lalu ibu harus diam melihat putri ibu di rundung begitu? Mereka sudah keterlaluan sayang! Kamu tenang sayang, semua akan baik-baik saja." kata Ibu meyakinkanku.

Akupun menurutinya, berharap semua bisa terselesaikan dan terlewati. Sesampainya di sekolah ibu mengajakku menemui kepala sekolah.

"Selamat pagi, niat kedatangan saya kemari, saya ingin melaporkan soal perundungan" kata ibu sambil menggenggam erat tanganku.

"Siapa yang di rundung Bu?" Tanya kepala sekolah.

"Putri saya, Song Mina!"

"Song Mina, bukankah putri ibu yang mendapat beasiswa itu?"

"Iya pak benar!"

"Siapa yang merundung nya?"

"Yoon Inna, Joo Sarang, Park Jihoon, dan Sung Jae Won!" Kata ibuku dengan suara lantang nya, seketika kepala sekolah mematung, dan terdiam.

"Ah begini bu, lebih baik ibu jangan memperpanjang masalah ini, biar saya nanti yang akan menegur mereka, nama nya juga anak-anak, mereka hanya bermain-main saja!" Kepala sekolah mencoba melindungi mereka.

"Apa? Bermain-main? Saya melihat dengan kepala mata saya sendiri mereka merundung anak saya habis-habisan!"

"Apa ibu ada buktinya?" Kata-kata kepala sekolah membuat ibu terbungkam seketika.

"Kalau ibu tidak ada bukti bagaimana saya akan percaya?"

"Anda kira saya berbohong? Putri saya benar-benar di rundung!" Ibu mulai emosi dengan sikap kepala sekolah yang tidak adil.

"Kalau sudah selesai lebih baik ibu pergi, saya masih banyak pekerjaan untuk di selesaikan."

Kamipun pergi dari sana dengan perasaan kecewa.

"Sudah aku bilang kan Bu, semua akan sia-sia,"

"Ibu akan berusaha sayang, kamu tunggu sebentar lagi ya,"

Aku hanya mengangguk pasrah.

To Be Continued...