Chapter 15 - Part 15

Lalu Sang Dosen pun terbangun dan berteriak kencang. Dia terdiam sejenak karena bingung mendapati dirinya masih berada di ruang kerjanya. Saat itu sudah jam 10 malam. Mahasiswa yang lainnya juga sudah banyak yang pulang.

Lalu dua security yang bertugas malam itu pun, pergi mencari tahu sumber suara itu. Dengan perasaan takut dan gemetar, mereka memaksakan diri berjalan di lorong kampus yang remang-remang itu. Udara malam yang dingin turut menambah kengerian malam.

Maka sambil berjalan, mereka berbisik satu sama lain,

"Hei, suara siapa itu tadi yah?"

"Entahlah. Suara teriakan itu cukup kencang. Apa mungkin ada seseorang yang melakukan kejahatan disini?"

"Mana mungkin. Keamanan di kampus ini sangat ketat."

"Kalau begitu, itu suara siapa yah?"

"Mana aku tahu. Makanya kita cari tahu sama-sama."

"Tapi aku rasa lebih baik kita balik saja. Aku sangat takut."

"Hei. Ini tugas kita untuk selalu memastikan keamanan disini. Mana yang lebih kau takutkan? Suara misterius itu atau kemarahan istrimu karena kau dipecat dari pekerjaan mu?"

"Agh,,, Tidak. Tidak. Lebih baik aku tiada daripada mendengarkan omongannya yang tajam seperti tikaman pedang."

"Makanya jangan takut lagi."

Lalu seraya mereka berjalan mendekati ruangan Sang Dosen, mereka mendengar suara-suara seseorang yang berbisik-bisik. Maka mereka pun semakin takut.

Tapi demi bertanggung jawab pada pekerjaannya, mereka berjalan terus dan tak menyerah. Kemudian mereka juga mendengar suara tertawa seorang pria, dan sebuah bayangan hitam yang berjalan kesana kemari. Maka salah seorang dari security itu berkata,

"Kau lihat dan dengar sendiri kan? Ini sangat tidak aman. Lebih baik kita pulang saja."

"Iya kau benar. Yah sudah kita pulang saja."

Maka mereka pun kembali ke pos jaga. Rupanya suara-suara berbisik yang mereka dengar adalah suara Sang Dosen yang berbicara pada dirinya sendiri. Dan bayangan hitam yang mereka lihat berjalan kesana kemari, juga bayangan Sang Dosen yang berbicara sambil berjalan mondar-mandir seperti kebiasaannya.

Tampaknya Sang Dosen sangat bingung dengan mimpinya yang menegangkan itu dan juga ujian tengah semester yang sebentar lagi akan berlangsung.

Dia begitu sibuk mempersiapkan soal-soal sampai lupa waktu. Hingga tanpa terasa waktu sudah menunjukkan jam 11 malam.

Menyadari malam sudah larut, Sang Dosen pun memutuskan pulang dan melanjutkan pekerjaannya esok hari.

Maka dia merapikan meja kerjanya, dan mengunci ruangannya. Lalu dia berjalan diantara lorong yang remang-remang.

Sembari berjalan diantara sunyinya lorong itu, Sang Dosen terus memikirkan mimpinya yang mencekam itu, Mimpi itu terasa begitu nyata baginya. Dia bertanya-tanya dalam hati apa maksud mimpi tentang harta raja mesir itu.

Lalu tak lama kemudian tiba-tiba muncullah suara-suara halus memanggilnya,

"Tolong! Tolong aku!"

Sang Dosen pun panik dan takut. Dia berpikir, siapa wanita yang meminta tolong malam-malam begini. Maka dia pun mempercepat langkahnya agar cepat sampai ke gerbang kampus. Tapi Suara-suara itu terus saja memanggilnya, dan semakin kuat. Maka dia berlari dengan kencang hingga nyaris terjatuh di tangga.

Security yang mendengar derup langkah kaki itu, malah bersembunyi di bawah meja di dalam pos jaga. Yang satu berkata,

"Aduh,,, suara kaki siapa itu. Malam ini sangat menakutkan sekali."

Suara langkah kaki itu pun semakin dekat menuju pos. Dan akhirnya masuk ke pos jaga. Dua security yang berlindung di bawah meja itu pun bisa melihat sepatu Sang Dosen. Maka mereka semakin takut dan gemetar.

"Gawat, sekarang dia ada disini. Tamatlah riwayat kita."

"Aduh,,, jangan! Aku belum mau mati. Kamu sih enak sudah menikah. Sementara aku masih jomblo."

"Memangnya apa hubungannya? Apa status bisa menyelamatkan mu dari ketakutan ini?"

"Bukan. Tapi setidaknya kau sudah menikmati indahnya dunia pernikahan."

"Apa? Indah katamu? Setiap hari aku sangat menderita, istriku selalu semena-mena padaku. Dia selalu menuntut ku melebihi kemampuan ku. Kalau aku tidak memenuhi keinginannya, maka dia bisa menendang ku. Dulu dia pernah melakukannya. Dia menendang bokong ku dengan sangat keras, itu karena aku hanya meminta satu ciumannya saja. Tapi dia menolak dan menendang ku, itu karena aku tidak memberikan uang lebih padanya. Kau tahu kan, bulan lalu gaji ku dipotong karena aku telat. Dan yang lebih parahnya lagi, istriku sendiri yang membuat ku telat."

"Memangnya apa yang dia lakukan?"

"Dia menyuruhku mencuci piring."

"Tapi itu kan seharusnya menjadi tugas istri mu. Kenapa dia tidak melakukannya?"

"Dia takut kutek di jarinya yang gendut itu akan luntur karena sabun cuci piring. Makanya dia menyuruh ku melakukannya."

"Seharusnya kau melawan."

"Apa? Melawan kata mu? Bagaimana bisa? Istriku mantan atlet gulat. Dia akan melenyapkan ku kalau aku melawan."

"Ckckckc,,,Astaga, malang sekali nasib mu."

Percakapan mereka yang panjang itu pun terdengar ke telinga Sang Dosen yang masih berdiri di balik meja. Maka dia pun mencari sumber suara itu dan akhirnya menemukannya. Maka dia segera melihat ke bawah meja. Maka tanpa sengaja, mereka pun saling bertatapan mata sejenak. Sampai akhirnya mereka bertiga berteriak histeris karena kaget luar biasa.

"AGHHHHHH..."

"Hei, apa yang kalian berdua lakukan di bawah meja? Apa jangan-jangan kalian memiliki hubungan khusus?"

"Agh,,, tidak pak. Tidak. Tolong jangan salah paham. Bapak sendiri, apa yang bapak lakukan malam-malam begini disini?

mmm,,, apa bapak juga punya hubungan gelap dengan seseorang disini?"

"Hei! Jangan sembarangan bicara. Aku sangat sibuk bekerja hingga lupa waktu. Sebentar lagi ujian tengah semester. Apa kalian tidak tahu?"

"Tidak pak. Kami kan tidak kuliah. Kami kan hanya bertugas menjaga keamanan disini." (Jawab salah seorang security dengan polos)

"Mmm, benar. Tapi jika kalian menjaga keamanan, maka apa yang kalian lakukan di bawah meja? Keamanan apa yang kalian jaga di bawah sana? Atau jangan, jangan,,,,"

"Ok, baiklah pak. Akan kami jelaskan. Tapi izinkan kami keluar dulu dari bawah meja ini pak. Kami capek menunduk dan jongkok terus disini."

"Ah, iya baiklah. Cepat keluar! Leherku juga capek berbicara seperti itu pada kalian."

Maka mereka pun duduk dan membicarakan perasaannya, dan tentang apa yang baru saja terjadi. Mereka berkata,

"Jadi pak, ketika kami hendak memeriksa seluruh ruangan, kami mendengar suara teriakan seseorang, suara berbisik-bisik. Lalu tak lama kemudian kami melihat bayangan hitam yang berjalan kesana kemari dan juga suara langkah kaki yang kencang. Karena itu kami ketakutan dan bersembunyi disini. Kami berbipikir mungkin itu adalah orang jahat. Kalau bapak sendiri  kenapa bapak lari terburu-buru kesini?"

"Jadi, waktu saya berjalan diantara lorong, saya mendengar suara seorang wanita yang meminta tolong. Saya takut dan lari bersembunyi disini."

"Kenapa bapak lari? Bukankah seharusnya bapak menolong? Dia butuh bantuan."

"Apa kau tidak waras? Siapa yang butuh bantuan di tengah malam begini. Apalagi itu seorang wanita."

"Benar juga sih pak."

"Yah sudah! Bapak mau pulang dulu. Kalian bekerjalah dengan baik. Paham!"