Ke esokan harinya setelah mereka bersiap dan berkemas, mereka pun kembali melanjutkan perjananannya menyusuri sungai Nil. Mereka pun mendorong perahu mereka ke tengah dan mendayungnya perlahan-lahan.
Tapi belum jauh mereka mendayung, mata mereka tiba-tiba saja melihat sekawanan kuda Nil dari kejauhan. Mereka berenang dengan tenang menuju perahu mereka. Tampaknya mereka sedang menikmati dinginnya air di sungai Nil saat matahari mencapai puncaknya.
Maka hal itu membuat sebagian dari mereka khawatir, takut, dan bingung bagaimana mereka akan menghindari kuda Nil itu, salah satu binatang buas penunggu sungai Nil. Yang bobotnya bisa mencapai lebih dari 1 Ton. Binatang ke 3 terbesar setelah gajah dan badak.
Mereka bahkan bisa mematahkan dan mengigit lawan dengan gigi tajamnya yang berukuran 40 sentimeter.
Lalu salah seorang dari mereka berkata,
"Tidak usah khawatir, mereka tidak berbahaya."
Kemudian Sang Dosen menjelaskan,
"Meskipun kuda Nil terlihat seperti hewan yang tidak berbahaya, karena merupakan satwa herbivora, tapi kuda Nil sebenarnya adalah hewan yang berbahaya jika sedang agresif. Bahkan menurut World Atlas, kuda Nil adalah hewan di urutan ke -11 yang paling berbahaya bagi manusia.
Jika dibandingkan dengan Singa, kuda Nil telah tercatat membunuh lebih banyak manusia setiap tahunnya.
Jadi kita harus lebih berhati-hati."
"Lalu bagaimana sekarang pak? Apa kita harus menepi lagi?
Karena aku juga pernah baca bahwa kuda Nil bukanlah hewan yang murni herbivora karena beberapa studi menemukan bahwa mereka juga memakan hewan lain seperti kuda, kerbau, atau buaya." ( Balas Mariam )
"Iya kamu benar Mariam." ( Balas Sang Dosen )
"Lalu bagaimana sekarang? Apa yang harus kita lakukan?" ( Tanya yang lain)
Lalu tiba-tiba saja, Robert berteriak pada mereka
"Hei, lihat di sebelah sana!
ada seekor buaya. Kelihatannya buaya itu akan masuk ke sungai dan memangsa salah satu dari kuda Nil itu."
Maka buaya itu pun masuk ke dalam sungai dan nekat bertarung bersama sekelompok kuda Nil.
Kuda Nil itu pun terlihat saling beradu kekuatan memperebutkan mangasa yang empuk itu.
Hingga akhirnya, kuda Nil terkuatlah yang berhasil merampas buaya itu dari kelompoknya yang lain. Dia menggigit buaya itu dan membawanya ke tepi sungai.
Moment itu pun mereka manfaatkan dengan sebaiknya mungkin untuk terus melajukan perahu mereka dan menghindari kerumunan binatang buas itu.
Karena perhatian kuda Nil itu telah teralihkan oleh seekor buaya,
Maka mereka pun mendayung dengan sangat cepat. Dan berusaha menjauh dengan cepat.
Lalu salah seorang diantara mereka berkata,
"Beruntung sekali buaya itu datang tepat waktu. Dia sudah mengorbankan dirinya demi keselamatan kita. Aku berharap buaya-buaya yang lainnya akan seperti itu. Mendukung kita senantiasa hingga kita bisa melewati hutan ini."
"Iya kamu benar. Aku setuju. Terima kasih yah buaya. Kamu memang berhati baik. Untung kamu bukan buaya darat. Tapi buaya Nil Hahaha" ( Balas yang lainnya sambil melucu )
Lalu setelah mendayung selama berjam-jam. Akhirnya mereka pun melihat dari kejauhan sebuah kota yang indah dan eksotis di pinggiran sungai Nil.
Kota yang tidak akan pernah membosankan untuk di tinggali.
Melihat keindahan kota itu, mereka pun semakin mendayung perahu mereka dengan lebih cepat agar bisa sampai lebih cepat.
Mereka tidak sabar ingin berkunjung ke sebuah restoran dan memuaskan rasa lapar mereka yang bergejolak.
Makan makanan khas dari kota eksotis itu.
Kemudian mereka pun melabuhkan perahu mereka di depan salah satu restoran kecil disana. Lalu mengambil tas mereka. Dan cepat-cepat masuk ke dalam restoran.
Salah satu dari pegawai restoran itu hampir saja mengusir mereka, karena melihat penampilan mereka yang berantakan dan lusuh. Dia menyangka bahwa mereka adalah sekumpulan gelandangan yang ingin mengacau di restoran itu.
Tapi Sang Dosen cepat-cepat menjelaskan bahwa mereka adalah sekelompok turis yang tersesat di hutan selama berhari-hari. Hingga akhirnya mereka bisa selamat dan melewati banyak rintangan.
Mendengar penjelasan Sang Dosen, pelayan itu pun mempersilahkan mereka masuk lalu menyuguhkan beberapa makanan khas setempat.
Melihat makanan enak dan lezat yang terhidang di meja, membuat mata mereka melotot dan mulut mereka menganga.
Mereka pun makan dengan cepat makanan itu tanpa kendali dan tak menyisakan apapun.
Maka pelayan itu pun heran apakah mereka sungguh turis atau hanya sekelompok gelandangan yang mencoba menipu.
Pelayan itu pun menghampiri mereka lagi dan berkata,
"Aku sangat ragu, apakah kalian memang turis?
Karena tingkah laku kalian tidak mencerminkan sikap seorang turis.
Melihat cara kalian makan, kalian seperti tidak makan selama berhari-hari."
Maka Sang Dosen menjawab,
"Maafkan kami pak karena kurang sopan. Kami bukanlah orang jahat. Jadi tidak perlu khawatir. Seperti yang baru saja saya katakan, kami telah tersesat di hutan selama berhari-hari. Dan kami hanya makan apa yang kami punya."
"Baiklah maafkan aku karena sudah bersikap lancang." ( Balas si pelayan )
"Tidak masalah pak.
Dan oh yah!
kami juga ingin mencari penginapan disini, apakah bapak tahu? ( Tanya Sang Dosen).
"Oh yah, tepat di belakang restoran ini, ada penginapan yang sederhana dan cukup terjangkau. Kalian bisa menginap disana."
"Terima kasih pak." ( Balas Sang Dosen )
Mendengar percakapan itu, salah seorang mahasiswanya berkata,
"Pak, kok tumben kita menginap lagi? Biasanya bapak akan mengatakan kepada kami untuk terus melanjutkan perjalanan. Apa bapak sudah mulai tidak berambisi lagi?"
"Tidak! Kamu salah. Tapi aku hanya khawatir dengan keadaan kalian. Bapak berpikir kita akan lebih siap jika fisik dan mental kita tenang. Karena itulah bapak memutuskan untuk mencari penginapan, dan sekalian kita menikmati hiburan disini,
Bapak benar kan?"
"Wah, iya pak, kami setuju.
Kami sangat setuju.
Aku sudah pusing dan tegang selama ini. Jadi aku ingin relax dulu"
Lalu setelah mereka menghabiskan makanannya, mereka pun pergi ke penginapan. Dan tak lupa Sang Dosen menitipkan perahu mereka disana selama satu hari kepada si pelayan restoran.
Setelah tiba disana, mereka pun langsung memesan beberapa kamar disana. Sederhana tapi sangat nyaman untuk melepas lelah. Dan begitu mereka membuka pintu, salah satu dari mereka segera berlari dan menghempaskan dirinya ke atas tempat tidur dan berkata,
"Aduh,,, kasur ini empuk sekali, cocok sekali untuk badan ku yang pegal-pegal ini."
"Hei! Kamu mandi dulu baru berbaring. Nanti kasurnya bisa kotor."
Hei, dasar cerewet. Urus saja dirimu sendiri. Jangan mengganggu tidurku. Kalau kamu tidak tahan dengan bau badan ku, pergi sana dan cari kamar yang lain."
"Dasar! Terserah kau saja. Aku malas ribut dengan mu, karena kau orang yang sangat keras kepala." ( Balasnya lalu pergi )
Dan sementara yang lain menikmati waktu istirahatnya, tapi tidak dengan Sang Dosen.
Dia selalu teringat pada salah satu mahasiswa yang telah mati di hutan karena kesalahannya. Dia menangis di kamarnya sendirian sambil memukuli dirinya, melampiaskan amarahnya pada dirinya sendiri.
Dia sungguh tidak mengerti dengan semua kejadian aneh yang dia rasakan selama ini.
Lalu setelah dia puas menangisi keadaannya, dia pun berbaring di ranjangnya. Dengan mata yang sembab.
Dia tidur dengan sangat lelap karena sangat lelah.