Chapter 10 - Part 10

Kini mereka pun akhirnya bisa menghirup udara segar setelah berhasil melewati rintangan di dalam hutan.

Tapi masalah tak berhenti sampai disitu saja. Sekarang masalah yang lain akan segera menghampiri mereka dalam perjalanannya disepanjang sungai Nil.

Sang Dosen membaca di buku sejarah, bahwa ada banyak sekali binatang buas disepanjang Sungai Nil.

Tidak hanya Kuda Nil, tapi juga Buaya, Anaconda, bahkan Ikan Piranha yang siap menyerang mereka kapan pun.

Sang Dosen pun menceritakan semua itu pada semua Mahasiswanya agar mereka lebih siap dan tidak lengah sedikitpun. Karena sedikit saja kesalahan bisa menghilangkan nyawa mereka.

Maka mereka semua pun mempersiapkan diri mereka dengan baik dan terutama mental mereka. Setelah semua hal buruk yang mereka lalui, pasti tidaklah mudah bagi kelompok Mahasiswa muda ini untuk menghadapi bahaya yang lebih buruk yang akan selalu mengintai mereka.

Suatu kali, ketika Puah hendak mengambilkan sebotol air minum untuk Simon yang masih terbaring sakit. Tiba-tiba saja kakinya terpeleset karena berjalan terlalu pinggir. Hingga menyebabkan dirinya terjatuh ke dalam sungai.

Puah pun nyaris mati tenggelam di dalam Sungai Nil itu.

Lalu Sang Dosen, yang masih belum pulih total itu nekat melompat dari perahu dan berenang di sungai Nil itu untuk menyelamatkan nyawa muridnya itu.

Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri akan melindungi Mahasiswanya yang masih tersisa bahkan jika harus mempertaruhkan nyawanya sendiri.

Dengan sekuat tenaga dia berenang menyelamatkan Puah yang hampir mati tenggelam.

Teman-teman yang lainnya pun semakin panik dan takut. Mereka semua khawatir dan berdoa agar Puah dan Sang Dosen selamat.

Sang Dosen terus berenang, meski sekelompok Piranha yang sangat ganas, bisa saja melahap dagingnya dengan begitu cepat dengan giginya yang tajam.

Akhirnya, setelah mengerahkan upaya yang maksimal, Sang Dosen pun berhasil menyelamatkan Puah dari maut.

Suasana tegang itu pun berubah menjadi kelegaan. Mereka pun segera memberikan pertolongan kepada Puah.

Melihat Sang Dosen yang rela mengorbankan dirinya demi Puah, membuat Mahasiswa yang lainnya pun berubah pikiran dan meminta maaf pada Sang Dosen atas sikap mereka yang kasar saat di hutan.

Setelah beberapa waktu, hubungan diantara mereka pun kembali baik dan normal seperti sediakala.

**********

Hari pun berganti menjadi malam, mereka pun pergi tidur di perahu yang sempit itu.

Di malam itu, Sang Dosen bermimpi lagi. Dalam mimpinya, di tengah perjalanannya di sungai Nil, dia melihat seekor ular besar berkepala manusia tapi berwajah cantik sedang berdiri melayang di tengah Sungai Nil tepat di hadapannya. Ular itu menghadang dirinya.

Makhluk itu seolah-olah ingin memangsanya seperti singa yang kelaparan. Tapi dalam mimpinya itu makhluk itu justru memperingatkannya.

Makhluk itu mengatakan padanya untuk segera menghentikan misinya mencari harta karun Raja Mesir itu.

Makhluk itu juga berkata bahwa harta yang dicarinya itu penuh dengan kutukan yang pantas diterima oleh Raja Firaun.

Meski orang Mesir pada masa itu menganggap Firaun sebagai dewa Ra, Dewa Matahari. Sosok Dewa yang paling utama diantara banyaknya dewa dewi Mesir. Tapi selama kepemimpinannya, Raja Firaun telah banyak membuat rakyatnya menderita dan menindas mereka, khususnya para budak dan tahanan. Firaun adalah Raja yang sombong dan angkuh. Itulah sebabnya, dirinya mendapat banyak kutukan.

Makhluk itu memperingatkan, jika mereka tetap memaksakan perjalanan itu, maka kutukan itu akan dibalaskan kepada dirinya dan dibayar dengan nyawanya sendiri.

Karena mimpi yang menegangkan itu, Sang Dosen pun berteriak dan bangun. Teriakannya yang kencang turut membangunkan yang lain.

Mereka pun semakin takut melihat Sang Dosen histeris ditengah malam yang gelap di tengah-tengah sungai Nil.

Maka Salah seorang pria diantara mereka berkata pada Sang Dosen,

"Ada apa pak? Apa bapak bermimpi buruk lagi? Kenapa belakangan ini bapak sering sekali membuat kami ketakutan dengan mimpi buruk dan kelakuan bapak yang penuh misteri?"

Lalu Mariam datang danĀ  berkata,

"Sudah! Sudahlah! Jangan ribut terus! Jangan sampai suara kalian memancing hewan buas disini dan datang memangsa kita semua.

Diamlah"

Lalu setelah menghela nafas panjang, Sang Dosen pun berterus terang pada semua Mahasiswanya. Dia tak bisa lagi menutup-nutupi semua misteri yang telah terjadi padanya.

Mendengar cerita Sang dosen, mereka pun menjadi semakin bingung dan nyaris tak percaya.

Tapi yang lain berkata untuk kembali pulang ke negaranya dan menghentikan misi ini.

Sedangkan yang lainnya mengatakan untuk terus melanjutkan misi itu. Karena mereka sudah semakin dekat dengan tujuan. Mereka tetap ingin melanjutkan misi itu meski harus dibayar dengan nyawa mereka sendiri. Mereka tidak mundur meski salah seorang temannya sudah mati karena dibunuh oleh makhluk jahat.

Akhirnya setelah merundingkan semuanya, mereka semua pun sepakat untuk terus melanjutkan misi itu.

Lalu ke esokan harinya, mereka pun melabuhkan perahu mereka ke pinggiran hutan untuk beristirahat.

Mereka pun mencari lokasi yang pas untuk mendirikan tenda. Setelah itu Robert dan James pergi untuk mengambil air di Sungai Nil.

Ketika Robert mengulurkan tangannya mengambil air, tiba-tiba James memukul pundak Robert dan berkata padanya,

"Hei! Hati-hati! Pelan-pelan saja ambil airnya.

Coba kamu lihat disebelah sana, ada ular besar diseberang sana.

Dan lihat juga disana ada seekor buaya.

Sepertinya dia ingin memangsa ular besar itu.

Lihat dia sudah masuk ke dalam sungai!

"Iya kamu benar. Coba kita lihat apa yang akan terjadi. Ini pemandangan langka. Aku ingin lihat siapa yang akan menang dalam pertarungan ini."

Maka mereka pun diam disana sambil menyaksikan pertarungan sengit antara Anaconda dengan Buaya itu. Masing-masing membuat taruhannya.

Robert mengatakan bahwa Buaya lah yang akan memenangkan pertarungan itu karena giginya yang tajam.

Tapi James berkata bahwa Anaconda lah yang akan menang dan menelan si Buaya itu bulat-bulat karena lilitannya yang kuat.

Dan benar saja, tak butuh waktu lama, ular besar itu lah yang memenangkan pertarungan itu dan menelan si buaya masuk ke dalam perutnya yang besar. Ular itu sungguh melumpuhkan semua gerakan dan tulang-tulang si buaya.

Setelah memenangkan pertarungan itu, si Anaconda pun pergi dari sana dengan perutnya yang sudah membesar.

Lalu setelah menyaksikan itu, Robert pun berkata,

"Sepertinya kita tidak akan aman untuk berkemah disini.

Lebih baik kita segera pergi. Nanti saja kita ambil airnya di tempat lain. Aku tidak ingin mati disini ditelan ular ataupun buaya."

"Benar! Sebaiknya kita pergi dari sini dan memberitahu yang lain."

Mendengar semua yang dikatakan Robert dan James, yang lainnya pun semakin takut dan khawatir. Terlebih lagi Simon yang masih trauma karena serangan ular besar beberapa waktu yang lalu.

Maka Sang Dosen berkata kepada mereka semua,

"Kita tidak bisa pergi dari sini sekarang lalu menyebrang sungai Nil. Karena bisa saja di sana masih banyak buaya-buaya ganas.

Sebaiknya kita menginap disini sampai esok hari kita membuat rencana lain. Sebaiknya kita sekarang memulihkan tenaga kita dulu agar lebih siap mendayung perahu itu lebih jauh lagi. Apa kalian setuju?"

"Baiklah pak. Mulai sekarang kami akan menuruti semua perkataan bapak. Benarkan teman-teman?" ( Ungkap Puah yang merasa berutang budi pada Sang Dosen karena sudah menyelamatkan nyawanya).

"Iya benar pak. Kami semua setuju jika itu keputusan yang baik." (Balas yang lainnya)