Chapter 9 - Part 9

Mereka pun kembali ke perkemahan. Dan Sang Dosen terlihat berjalan pincang karena dia melintasi semua rintangan di jalan tanpa memperhatikan apapun di sekitarnya saat mengikuti bayangan itu. Sedangkan Mariam, Puah dan Zyn bersama-sama menggotong jasad Jack yang sudah membiru dan kaku. Dengan susah payah mereka akhirnya sampai di perkemahan.

Begitu yang lainnya melihat mereka dari kejauhan, mereka segera berlari menghampiri Mariam, Puah dan Zyn. Tapi mengabaikan Sang Dosen.

Mereka langsung bertanya apa yang sudah terjadi sehingga Jack harus tiada secara mengerikan. Maka Mariam dan Puah pun menjelaskan semuanya.

Mendengar cerita mereka, James si atlet renang itu dan juga Robert menjadi marah dan menyerang Sang Dosen yang masih dalam kondisi lemah. Mereka menyalahkan Sang Dosen atas semua musibah yang menimpa mereka.

Sehingga suasana diantara mereka pun menjadi semakin kacau. Melihat hal itu, Mariam pun berteriak kencang dan marah kepada semua pria di kelompok itu, dia berkata,

"Hei, apa kalian semua sudah tidak waras?

Di saat seperti ini kalian malah sibuk bertengkar dan saling memukul?

Kenapa tidak sekalian saja kalian membunuhku biar kalian senang dan puas.

Coba kalian lihat keadaan teman kita sekarang!

Simon masih terbaring sakit karena serangan ular besar.

Dan sekarang Jack sudah mati juga karena serangan ular.

Lalu kalian masih bertengkar seperti anak kecil?

Seharusnya kalian berpikir bagaimana caranya menyelesaikan ini semua.

Kita bahkan tidak bisa mencari pertolongan dari luar karena tidak mendapat signal di hutan.

Apa kalian tidak memikirkannya?"

Mendengar hal itu, mereka pun berhenti saling menyerang dan terdiam. Lalu Puah berkata,

"Sekarang bukannya saatnya untuk diam seperti ini. Sekarang kita harus melakukan upacara pemakaman teman kita Jack. Kita semua akan berdoa agar dirinya tenang. Dan sebagai orang tertua di kelompok ini, pak Dosen yang akan memimpin upaca pemakaman itu.

Maka mereka pun membawa jasad Jack menjauh dari perkemahan, lalu mereka membaringkannya di atas tumpukan batu yang telah mereka susun sebelumnya. Kemudian mereka menaruh banyak kayu bakar di atas jasad Jack.

Kemudian salah seorang diantara mereka menyampaikan doa, lalu setelah itu, mereka pun menuangkan minyak ke atas tumpukan kayu bakar itu secara bergantian. Dan Sang Dosen pun kemudian menyalakan api.

Jasad Jack pun terbakar, dan mereka semua menangis di hadapan kobaran api itu. Dihadapan kobaran api yang mereka buat. Lalu mereka tetap menunggu disana sampai api itu membakar seluruh tubuh Jack hingga menjadi abu.

Mereka pun tidur berbaring di dekat perapian itu.

Lalu Saat matahari pagi mulai muncul, Mariam dan Puah bangun dan memeriksa sisa pembakaran itu. Lalu mereka pun mengambil abu Jack dan memasukkannya ke dalam sebuah toples kaca yang sebelumnya mereka gunakan untuk menyimpan makanan.

Kemudian mereka pun pergi membangunkan temannya yang lain dan juga Sang Dosen. Lalu memperlihatkan abu itu pada mereka.

Setelah mereka semua melihat abu itu, mereka pun menutupnya dengan selembar kain putih lalu mendoakannya.

Lalu setelah semuanya itu, mereka pun kembali ke perkemahan dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Sang Dosen yang masih merasa bersalah tidak berkomentar apapun. Dia hanya bisa menurut pada perkataan mahasiswanya yang dia anggap baik.

Mereka pun membongkar tenda mereka lalu mengemasi seluruh tas perlengkapan mereka. Meski keadaan Simon masih lemah, mereka berusaha memapah Simon secara bergantian.

Lalu saat mereka hampir mendekati sungai Nil, tiba-tiba saja mereka dihadang oleh sekelompok suku pedalaman di hutan itu.

Yang sejak tadi sudah mengintai mereka dari jauh. Tampaknya mereka merasa terusik dengan kehadiran orang baru di wilayah kekuasaan mereka.

Suku pedalaman itu pun mengejar mereka dan menghadang mereka.

Sehingga mereka berhasil menangkapnya lalu mengikat mereka pada sebuah balok kayu.

Mereka pun menggotong kelompok mahasiswa dan dosen itu satu persatu kedalam perkampungan mereka di tepi sungai Nil. Kemudian mereka menancapkan sebuah tiang besar di tepi sungai Nil lalu membuat perapian besar.

Mereka semua pun menjadi sangat takut. Mariam dan Puah menangis histeris. Sedangkan yang lainnya sibuk berteriak dengan kasar kepada semua suku pedalaman yang sudah menyiksa mereka. Tapi karena Suku pedalaman itu tidak mengerti bahasa mereka, maka mereka hanya membiarkannya saja.

Lalu sesuai dengan kepercayaan Mesir kuno yang menyembah banyak sekali dewa-dewi.

Maka salah seorang cenayang dari kelompok suku pedalaman itu, yang ahli dengan praktek spiritisme dan banyak mantra, mengucapkan serangkaian doa ritual di hadapan tiang pancang yang ditancapkan di pinggir sungai Nil itu. Kemudian cenayang itu melemparkan sedikit abu ke dalam api pembakaran itu.

Mereka meyakini bahwa setelah mereka mempersembahkan korban, maka kehidupan mereka akan menjadi lebih baik dan sungai Nil akan menjadi sumber kehidupan terbaik.

Mengingat bahwa hampir semua aktivitas mereka dilakukan di sungai Nil.

Itulah kenapa suku pedalaman itu sangat menghargai dan menjaga kelestarian sungai Nil.

Mereka biasanya akan melakukan persembahan di malam hari.

Lalu saat semua suku pedalaman itu sibuk dengan serangkaian ritual mereka, tiba-tiba saja muncul sesosok makhluk misterius yang seperti dewi di hadapan mereka.

Lalu makhluk itu mengubah dirinya menjadi sosok yang sebenarnya. Yang membuat mereka semua semakin heran.

Maka semua suku pedalaman itu menatap wanita itu dengan sangat heran. Hingga menyebabkan mereka semua menjadi batu.

Konon di kabarkan, bahwa siapa pun yang melihat ke mata makhluk itu, dirinya akan berubah menjadi batu.

Makhluk itu dikenal sebagai Medusa.

Makhluk Mitologi Medusa dalam sebuah mitologi Yunani, Medusa berarti "pelindung" atau "penjaga". Dulunya dia adalah seorang wanita cantik yang menjaga salah satu kuil Athena namun karena sebuah kutukan menimpa dirinya akhirnya rambutnya pun berubah menjadi ular berbisa. Medusa dikutuk oleh Athena.

Tidak hanya itu ia juga dikutuk menjadi salah satu wanita yang paling mengerikan dengan rambut ularnya atau biasa dikenal dengan sebutan Gorgon, itu semua terjadi karena Medusa telah melakukan suatu perbuatan hina yaitu telah bersetubuh dengan Poseidon dikuil Athena.

Awal mulanya Poseidon sangat terpesona oleh kecantikan Medusa sehingga membuat dia sangat bernafsu dan kemudian memperkosanya. Dia memiliki kekuatan yang mengerikan siapapun yang melihat atau menatap secara langsung pada mata Medusa maka ia akan berubah menjadi batu seketika.

Medusa mati di tangan Perseus karna sebuah tugas yang di berikan padanya, namun dibalik semua itu awalnya Perseus ragu akan bisa membunuh Medusa, di tengah rasa ketakutan dan kebingungannya, Perseus mendapatkan bantuan dari para dewa-dewi. Hermes memberikan sebuah pedang adamant yang sangat tajam padanya, lalu kemudian Athena memberikan perisai perunggu dengan pantulannya bak cermin karena dipoles dengan baik, dan Hades juga memberikan sebuah helmet of invisibility, yang tidak bisa dilihat orang apabila memakai helmet tersebut.

Medusa akhirnya tewas di tangan Perseus, dengan cara dipenggal kepalanya.

Lalu Perseus kemudian menggunakan kepala Medusa sebagai senjata untuk dapat mengalahkan Monster kraken, sebelum akhirnya diberikan kepada dewi Athena untuk ditempatkan pada salah satu perisai Aigis.

Melihat semua hal itu, Sang Dosen pun memerintahkan yang lain agar berusaha melarikan diri.

Akhirnya mereka semuapun bisa lolos dari tangan suku pedalaman itu, sedangkan makhluk itu hilang secara misterius.

Di pinggiran sungai Nil itu, mereka segera menaiki perahu milik suku pedalaman itu dan pergi berlayar menyusuri Sungai Nil.