Sesi wawancara ternyata cukup menghabiskan waktu yang lama. Kelompok terakhir selesai pukul 3 pagi, dan tidak ada tanda-tanda kami akan dibawa ke hotel, motel, guest house atau losmen. Bahkan tidak ada tikar yang bisa mereka harapkan untuk merebahkan raga mereka malam itu. "Ok guys, thanks for today. Silahkan istirahat, kita ketemu lagi habis subuh untuk olahraga bersama ya, istirahat!", jelas kak Baja. "Siap kak", serempak mereka. Tapi tidak satu mahklum pun berani bertanya, apa konsep istirahat yang mereka maksud saat ini.
Tiba-tiba lengan Jasmina ditarik oleh makhluk misterius, yang tentu saja wajahnya tidak kelihatan karena masih gelap gulita. "Udah sini ikut aja!", katanya. Jasmina dan lelaki itu berlari-lari kecil menuju 1 ruang, ternyata ruangan UKS. Disitu sudah berkumpul seluruh senior anggota Kesenian yang menyambut Jasmina dengan ramah dan ternyata yang menarik tangannya tadi adalah Kak Miko. "You did a great job today honey", seru kak Tyas ramah. "Untuk itu kami persembahkan ini!", serunya sambil menunjuk sebuah tempat tidur yang biasa diperuntukkan untuk pasien sekolah lengkap dengan bantal dan selimut tipis.
"Kita akan mengadakan sleepover tim seni malam ini", jelas Kak Tyas sambil menunjuk Mila yang sudah duluan terlelap di tempat tidur diujung ruangan. Jasmina sangat terharu. Ia sangat bersyukur tahun ini dia menjadi titipan, walau sesungguhnya Kak Tyas dan Kak Miko merupakan titipan indah dari Tuhan untuknya. Dua makhluk ini telah sedikit meringankan penderitaannya sejak beberapa bulan terakhir. Mereka bisa melihat potensi hebat dalam diri Jasmina walau terbungkus beberapa kilo lemak tambahan itu. Jasmina mulai naik dan merebahkan badannya. Dia punya waktu 1.5 jam untuk beristirahat sampai subuh tiba.
"Mimpi yang indah sweet, jangan lupa dipertimbangkan bila ini selesia, mau tidak menjadi pacarku", goda kak Miko lagi. Sial, ia sudah terlanjur memiringkan tubuhnya ke arah kanan, yang ternyata tempat tidur sebelah ditempati oleh kak Miko. Walau jarak tempat tidur kami sekitar 1 meter, tapi senyumnya benar-benar bisa menusuk jantungnya dan mengaduk-aduk entah organ apa yang ada disitu bersamanya. Matanya mengerjap-ngerjap seperti beruang. Tampan ok, playboy pasti, gombal selalu, jadi sedang apa dia sekarang? Jasmina terlalu lelah untuk berfikir dan tanpa sadar ia langsung tertidur.
"Is it over Tyas? Is it official now?" tanya Miko. "Yes, I can't help it Miko. I tried", jawab Tyas. Miko menatap wajah Jasmina yang tertidur pulas. Ada rasa yang hangat ketika melihat gadis ini, sejak pertama ia melihatnya. Ia mungkin gadis yang riang berlebihan, tapi Miko yakin di dalam hati gadis itu, ada ruang yang sangat kosong, ada keraguan, ada penyanggahan, dan tentu saja, mungkin ada ruang yang belum terisi seseorang yang spesial.
"Are you ok Miko? Tyas berusaha menenangkannya. "Ya gak apa, kita coba melaluinya aja. We have each other, right?"