Chereads / Hal Yang Sulit Dilupakan / Chapter 18 - #17 REUNIAN SMA

Chapter 18 - #17 REUNIAN SMA

Saat kau sudah mengkhianati cintaku, kini kau mengemis cinta untuk kembali lagi padaku. Tapi maaf, aku tidak bisa. Karena luka di hati ini menjadi membekas karena dirimu waktu di masa lalu.

***

Keesokan harinya aku, Rendi, David, dan Aqilla sampai di hotel tempat dimana alumni SMA mengadakan acara reunian. Ketika kami masuk ke dalam, ternyata ada Adrian disana yang sedang mengobrol bersama dengan teman-temannya. Aku tidak perduli dia ada disini atau tidak, intinya aku ke acara ini karena tidak enak menolak. Waktu aku masih di Korea, mereka mengajak untuk reunian di tempat cafe yang berada di Mall, namun aku menolaknya. Kami hanya duduk di meja sambil mengobrol biasa, tiba-tiba saja salah satu anak alumni mendatangiku untuk mengajakku mengobrol sebentar.

Aku meninggalkan Rendi, David, dan Aqilla sebentar. Ternyata saat aku mendatangi anak-anak yang lain, ada Adrian disana yang sudah melihatku saat berjalan menuju kesana. Aku hanya diam tanpa menunjukkan ekspresi apapun pada saat itu, karena aku biasa saja. Anggap saja tidak pernah kenal dengan orang tersebut.

"Lama tidak bertemu," ucap Adrian.

"Hey mau cinta lama bersemi kembali kayaknya ni," ucap salah satu anak alumni.

"Kamu berubah sudah sekarang," ucap Adrian.

"Biasa saja," ujarku.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Adrian

"Tidak lihat saya disini? Kalau saya berada disini, tandanya saya sehat. Berpikirlah sebelum bertanya. Kalau mau modus, jangan ke saya. Anda modus kepada wanita yang salah," jawabku dengan cetus kepadanya kemudian meninggalkan tempat itu dan kembali ke tempat dudukku.

"Alisya!" teriak Adrian.

Aku berbalik badan dan melirik Adrian dengan mengernyitkan wajahku.

"Mungkin aku dulu pernah melakukan kesalahan padamu. Tetapi aku sangat menyesal terkait hal itu. Maaf sudah membuatmu menjadi berubah seperti ini, maaf sudah membuatmu tidak percaya pada cinta itu lagi. Semua karena salahku, aku minta maaf. Mau kah kamu kembali lagi padaku?" tanya Adrian

Semua orang didalam pada terdiam karena pengakuan dari Adrian. Sungguh tidak tahu malu, setelah apa yang dia perbuat padaku dulu kini dia ingin kembali kepadaku dengan cara murahan seperti ini. Dia kira semua wanita akan menerima itu semua hanya dengan meminta maaf?

Aku mengepalkan kedua tanganku dalam sekejap aku mulai tenang. Aku berjalan untuk mendatangi Adrian yang masih berdiri di sana dan kemudian aku menatapnya dengan tajam, karena aku begitu kesal dengan perkataannya tadi. Membuat semua orang terkejut, karena mereka hanya tahu aku putus dengan Adrian. Tetapi mereka tidak tahu, apa penyebabnya hingga aku putus dengan Adrian.

"Kamu mau tahu kesalahanmu selain aku sebutkan saat di cafe dulu yang telah di saksikan oleh selingkuhanmu? Baik. Akan aku jawab secara jelas, agar kamu mengerti dan tidak pura-pura bodoh. Saat SMA, aku mulai melihatmu bersama teman-teman cewek yang lain. Aku tidak pernah marah padamu, walaupun sebenarnya hatiku sangat sakit pada saat itu. Kemudian, kamu mengantar temanmu yang cewek pulang dan dengan gampang cewek itu berkata "Aku pinjam cowokmu dulu ya katanya dia mau antar aku pulang" apakah kamu berpikir apakah aku sudah dijemput atau belum? Adakah kamu menanyakan ke aku, aku sudah di rumah atau belum? Adakah kamu berpikir apakah aku baik-baik saja menunggu sendirian diluar sambil menunggu jemputan? Ketika aku tersandung, apakah kamu ada perduli terhadapku dan menolongku? Adakah kamu perduli aku sakit atau tidak hingga aku jatuh pingsan? Adakah kamu minta maaf saat kamu berbuat kesalahan dalam berbicara padaku? Tidak. Kamu egois Adrian. Padahal kamu yang salah, tapi justru aku yang meminta maaf padamu. Betapa bodohnya aku, saat itu yang terlalu budak cinta kepadamu hingga aku tidak perduli resiko apa nantinya. Hingga Allah membuka sifat aslimu yang sesungguhnya, aku melihat kamu sedang bersama wanita lain di cafe tempat dimana waktu itu acara reunian diadakan disana. Kalian berpegangan tangan, sikapmu kepada wanita itu sangat berbeda saat kamu sedang denganku. Kamu bersikap cuek padaku, kamu tersenyum padaku tetapi tidak mengekspresikan bahwa kamu senang saat bersamaku. Tetapi saat kamu dengan wanita itu, kamu tersenyum dan ekspresi mu sangat bahagia saat berada didekatnya. Kamu tahu kenapa aku menjadi seperti ini? Itu semua karena ulahmu! Kamu membuat aku kehilangan apa itu cinta. Aku tidak bisa percaya kepada cowok lagi karena cowok semua jahat! Termasuk dirimu! Kamu sangat jahat! Ketika kamu meminta kepadaku untuk kembali padamu, kamu pikir aku akan mau kembali kepadamu setelah apa yang kamu lakukan kepadaku dulu?! Jangan harap!" ujarku sambil meninggikan suaraku dan membentak Adrian.

Adrian melihatku wajahku yang begitu marah saat ini. Mataku mulai dibanjiri oleh air mata. Semua orang melihat ke Adrian seperti tidak menyangka, mereka tidak mengetahui bahwa selama ini Adrian dan aku putus karena hal itu.

Orang-orang menatap Adrian dengan tatapan kesal dan penuh kemarahan. Saat Adrian berusaha ingin menyentuh tanganku, Darsa tiba-tiba saja menepis tangan Adrian. Kemudian Darsa mendorong Adrian sampai terjatuh ke lantai. Semua orang terkejut melihat kejadian hari ini. Darsa mendatangi Adrian saat masih terduduk dilantai. Aku terkejut dengan kedatangan Darsa disana, bagaimana dia tahu aku berada disini. Darsa mengepalkan tangannya dan ingin memukul Adrian dengan wajahnya yang sudah sangat kesal. Aku menghentikan perbuatannya dengan cara menyentuh tangan Darsa.

"Lebih baik kita pulang saja. Kalau kamu memukulnya itu percuma, tidak akan membuatnya jera," ujarku mengajak Darsa untuk segera pergi dari tempat itu.

"Jadi kamu, yang bernama Adrian? Jika aku melihat kamu menyentuh tangannya atau berani mendatanginya lagi. Aku akan menghabisimu," ucap Darsa.

"Sudah ayo kita pulang. Rendi, David, Aqilla maaf kita harus pulang secepatnya aku butuh istirahat," ujarku.

"Iya Alisya istirahatlah dirumah. Ayo kita pulang teman-teman. Jaga Alisya antarkan dia pulang," ucap Rendi.

"Baik," ucap Darsa.

"Aku akan duduk dibelakang," ujarku.

Diperjalanan pulang kerumah, aku menanyakan kepadanya mengapa dia bisa mengetahui aku berada di acara reunian di sebuah hotel. Setelah dia menjelaskan semuanya, ternyata dia mengikuti ku sejak tadi berangkat dari rumah. Aku bingung, untuk apa dia mengikutiku sampai ke hotel. Apakah dia sudah tahu bahwa aku yang menolongnya pada saat itu? Tidak. Aku yakin dia tidak mengetahuinya karena perawat disana sudah memegang janjinya untuk tidak memberitahu bahwa aku yang telah menolongnya.

"Disini ada es krim yang enak. Kamu mau?" tanya Darsa

"Aku hanya ingin pulang," jawabku.

"Yakin tidak mau es krim?" tanya Darsa

"Panas-panas seperti ini enaknya itu makan-makanan yang segar. Tunggu sebentar," ucap Darsa sambil keluar untuk membeli es krim di supermarket.

"Sudah orang bilang tidak mau tetap aja memaksa," ujarku.

Dengan cepat dia kembali ke mobil. Aku terkejut es krim yang dia bawakan padaku adalah rasa kesukaanku, yaitu strawberry. Bagaimana dia bisa tahu kesukaanku, sedangkan yang mengetahui apa yang aku suka adalah orang-orang terdekatku.

Aku hanya mengambil es krim itu darinya, ekspresinya begitu senang ketika melihat aku memakan es krim darinya. Aku hanya diam sambil menikmati es krim yang dia belikan kepadaku, tanpa berbicara apapun.