Aku pergi ke dapur untuk mengambil air putih, aku kembali menuju kamarku untuk melanjutkan membaca novel. Tapi langkahku berhenti sebelum menaiki tangga, aku mendengar ada orang diluar sedang berbicara.
Ketika aku menghampiri suara itu, ternyata yang sedang berada diluar adalah Darsa dan Ratna, mantan pacarnya. Lagi-lagi gadis itu menangis dengan Darsa, ingin meminta untuk kembali seperti dulu lagi, tapi Darsa menolak.
Tanpa aku sadari, gelas yang aku pegang jatuh dan pecah. Saat Darsa mau menoleh ke belakang, aku langsung lari menaiki tangga kemudian masuk ke dalam kamar. Jantungku berdegup begitu kencang dengan tidak karuan.
Aku terkejut, mengapa dia mengatakan bahwa aku adalah gadis yang istimewa baginya. Padahal aku sangat tidak suka dia berada di sini sejak awal, tetapi aku tidak memikirkan hal itu begitu jauh. Aku melanjutkan kembali membaca novel tersebut.
Hingga esok harinya di siang hari, aku melihat Darsa dan Sekretaris Kim sedang berbicara.
Aku pergi ke supermarket untuk membeli makanan dan minuman sebelum itu aku mengabari Rendi, David, dan Aqilla bahwa aku akan ke supermarket sebentar untuk pergi berbelanja. Mereka ingin menemaniku, tetapi aku mengatakan pada mereka untuk tidak perlu menemaniku karena aku hanya belanja sebentar kemudian aku pulang.
Aku berangkat menggunakan taksi, karena aku tidak ingin menggunakan kendaraan pribadi. Setiba di Supermarket aku berjalan masuk ke dalam mengambil troli untuk meletakkan makan dan minuman yang akan aku beli nanti.
Tetapi lagi-lagi pria yang mengikutiku saat di Mall waktu itu, dia mengikutiku juga hari ini. Aku langsung mengambil beberapa makanan dan minuman saja, kemudian langsung menuju kasir.
Sialnya, di depan sangat sepi pada saat itu. Aku segera memesan taksi. Ketika aku menunggu taksi itu datang, tiba-tiba mobil datang dan ada seseorang yang dari belakang menutup mulutku dengan menggunakan sapu tangan yang sudah diberi cairan yang membuat aku tidak sadarkan diri. Tidak ada yang melihatku saat itu, karena diluar sangat sepi.
Aku terbangun dalam keadaan kepala ku di tutup oleh karung berwarna coklat, aku mendengar suara gadis yang tidak asing bagiku. Saat karung itu di tarik yang aku lihat didepan mataku adalah Ratna dengan beberapa anak buah nya. Ratna yang memegang pisau sambil datang ke arahku, dia menancapkan pisau itu tepat di kayu yang ada di sebelahku.
"Sudah bangun ya? Kamu tahu kenapa aku membawa mu kesini?" tanya Ratna
"Mana saya tahu. Apakah itu sebuah hal yang sangat penting untuk mengetahui motif kejahatanmu menculik ku?" Aku bertanya balik ke Ratna
"Karena kamu mendekati Darsa!" ucap Ratna dengan meninggikan suaranya.
Wajahnya yang begitu mengerikan ketika marah sangat berbeda dengan wajah yang aku lihat saat dia menangis didepan Darsa.
"Jadi kamu menyalahkanku karena aku dekat dengan mantan mu? Dengar baik-baik aku sama sekali tidak ada rasa suka dengannya. Justru yang mendekatiku adalah Darsa aku hanya menjalankan amanah Ayahku untuk menemani dia selama berada di sini," ujarku.
"Diam! Pembohong! Kamu pikir dengan kamu mengatakan seperti itu aku akan membebaskan mu? Tidak akan!!" teriak Ratna.
"Jadi saat aku menjelaskan tadi kamu mengira aku mengharapkan kamu melepaskan aku setelah aku menjelaskan tadi? Jangan kepedean kamu," ujarku.
Plak!! Mulutku berdarah karena tamparan keras dari Ratna, tapi hal itu tidak membuatku takut sama sekali justru aku senyum tipis melihat dia sedang marah. Ratna yang melihatku senyum tipis dia langsung marah besar.
Kemudian pisau yang tadi dia tancapkan di kayu diambilnya kembali, kemudian mendatangiku dan menyodongkan pisaunya ke arah leherku. Tetapi hal itu tidak jadi dia lakukan, karena hari sudah malam. Jadi dia meninggalkanku di sebuah tempat yang sama sekali aku tidak tahu ini ada dimana.
Orang-orang yang berada didalam rumah begitu khawatir, karena aku tidak pulang sama sekali sejak siang tadi. Darsa dan Sekretaris Kim juga tidak tahu aku pergi ke mana, karena mereka sedang mengobrol pada saat itu.
Ayah menghubungi Rendi, David, dan Aqilla mereka bilang pada Ayahku kalau aku mengabari mereka terakhir siang tadi sebelum pergi ke supermarket sendirian. Ayah langsung memanggil polisi, untuk segera mencari tahu keberadaanku dan Ayah juga mengutus semua anak buahnya untuk pergi mencariku karena lokasi terakhir ku berada di supermarket jadi mereka semua pergi ke sana.
Tetapi saat semuanya berpencar Sekretaris Kim menemukan Handphoneku, barang belanjaan ku yang jatuh tergeletak di jalan, dan juga sapu tangan yang digunakan oleh pria tadi untuk menculikku.
"Saya menemukan Handphone Nona Alisya!" teriak Sekretaris Kim.
"Ini pasti barang belanjaan Alisya," ujar Rendi.
"Tapi saya juga menemukan sapu tangan yang ada bau cairan seperti obat bius," ucap Sekretaris Kim.
"Berarti dia sedang di culik," ujar Darsa.
Polisi langsung memeriksa CCTV yang berada di supermarket tersebut semua orang terkejut, memang benar aku di culik dan di masukkan ke dalam mobil. Darsa terkejut melihat salah satu lelaki yang menutup mulut Alisya adalah orang yang dia lihat saat di Mall waktu itu sedang mengikutiku dari belakang.
Ayah dan Ibu langsung makin panik dan sedih ketika tahu aku di culik, karena yang mereka tahu aku tidak pernah punya musuh dengan siapapun.
Tetapi bukti itu tidak cukup untuk menemukan ku berada di mana, hingga 4 hari sudah pencarian aku masih belum di temukan. Aku berada di tempat yang masih tidak aku ketahui sama sekali.
Keadaanku semakin parah sejak ada di sini badanku lemas, wajahku begitu pucat serta lebam dan bengkak lalu dengan tangan berlumuran dengan darah karena luka sayatan ditanganku karena perbuatan Ratna. Aku hanya bisa pasrah siapapun orang diluar sana tolong keluarkan aku dari sini.
Tiba-tiba, ada salah satu orang datang ke kantor polisi untuk melapor bahwa dia akhir-akhir ini melihat ada orang selalu mondar-mandir mengelilingi Gudang itu. Dia juga selalu mendengar suara teriakan wanita seperti merintih kesakitan didalam Gudang tersebut.
Polisi yang begitu curiga, langsung menelfon Ayahku untuk memberitahu bahwa ada salah satu orang mendengar suara wanita berteriak seperti merintih kesakitan di salah satu Gudang yang lokasinya sangat jauh dari lokasi rumahku.
Ayah, Ibu, Kakakku, Rendi, David, Aqilla, Darsa, dan Sekretaris Kim langsung menyusul polisi ke lokasi tersebut begitu juga dengan anak buah Ayah juga ikut ke sana. Aku mendengar suara sirine mobil polisi di luar, ternyata mereka datang untuk menolongku.
"Apa ada orang didalam?" tanya salah satu Polisi
Tidak ada satu pun jawaban karena mulutku juga ditutup oleh Ratna. Hingga membuat Polisi tidak ada acara lain. Semuanya langsung berpencar agar mereka tidak bisa kabur.