"Apa? Sayang sekali dia sudah di semester yang jauh tapi berhenti kuliah," ucap Kakakku dengan ekspresi kaget
"Katanya dia tidak tahan disana kak, dia selalu dimarahi oleh dosennya karena hanya telat beberapa menit ditambah lagi tugas yang menumpuk dan harus dikumpul hari itu juga. Itu sebabnya dia berhenti dari kuliah kak. Tapi ada satu hal yang membuat aku sedih," ujarku
"Apa itu?" tanya Kakakku
"Tadi saat kami sedang ngobrol tiba-tiba saja ada yang menelfon dia. Dia langsung mengangkat telfon itu tapi anehnya kenapa harus menjauh dari meja tempat dimana aku dan dia tadi duduk. Kemudian dia sambil senyum-senyum, aku tidak ingin curiga padanya kak tetapi tingkah dia seperti itu bagaimana aku tidak curiga kak senyuman dia saat telfon tadi berbeda saat aku bertemu dengannya. Senyumnya biasa saja padaku katanya tadi yang menelfon dia itu adalah temannya dia diajak ngumpul-ngumpul," jawabku sambil memasang wajah murung
"Jika dia menyakiti Adikku ini awas saja dia. Aku jadikan dia ayam penyet," ucap Kakakku
"Hahaha Kakak ini jangan begitu dong dia kan manusia bukan ayam," ujarku sambil tertawa lepas
"Seperti ini yang kakak inginkan darimu, yaitu tertawa. Kakak tidak bisa melihat dirimu sedih, apalagi menangis. Sekarang jangan sedih ya, semoga saja dia setia padamu dan tidak menyakiti hatimu," ucap Kakakku
"Terima kasih kak. Berkat kakak, aku lebih baik sekarang," ujarku
"Iya sama-sama kalau begitu kamu cepat mandi ya, habis itu turun ke bawah," ucap Kakakku
"Siap kak," ujarku
Esok harinya pada jam 1 siang, aku menunggu Adrian untuk menjemputku karena di hari ini ada acara reunian yang dibuat oleh salah satu alumni murid SMA dikelas kami. Aku memakai baju kemeja yang ada gambar kotak-kotak warna navy dan putih karena itu adalah warna kesukaanku, serta celana levis dan sepatu berwarna navy dengan garis putih dibawah. Adrian sudah sampai didepan rumahku dengan menggunakan motor matic berwarna hitam yang biasa dia gunakan dulu saat SMA.
"Maaf, sayang menunggu lama ya?" tanya Adrian
"Tidak apa-apa sayang." Jawab
"Kita langsung berangkat ya," ucap Adrian
Aku mengatakan padanya untuk dia pamit terlebih dahulu dengan orang tuaku. Tapi justru Adrian menolak dan langsung menyuruhku untuk naik ke motor.
'Lagi-lagi dia tidak mau.' gumamku dan langsung naik ke motor. Adrian memberikan helm kepadaku, kemudian dia langsung menyalakan motornya dan kami langsung pergi.
Di perjalanan aku begitu deg-degan saat berada disampingnya, karena sudah lama tidak bertemu sejak dia berada di Jakarta pada saat itu untuk kuliah disana. Dia mengarahkan kaca spion kepadaku agar dia bisa melihat diriku. Tidak terasa sudah sampai di Mall, aku dan Adrian pergi ke cafe ternyata semuanya sudah pada berkumpul termasuk Rendi juga sudah berada disana bersama mereka. Aku dan Adrian duduk diantara mereka.
"Akhirnya sampai juga kalian. Inilah pasangan terlama dari sejak SMA mereka berpacaran, masih bertahan lama juga ya hahaha," ucap salah satu teman Adrian yaitu Johan
"Sudah-sudah jangan berisik hahaha lama gak bertemu bro," ucap Adrian sambil bersalaman dengan temannya yang lain
"Hahaha iya bro. Oh iya kami semua sudah pesan tadi, tinggal kalian. Mau pesan apa?" tanya Johan
"Sayang mau pesan apa?" tanya Adrian yang berbalik ke samping menatapku
"Aku jus mangga saja sayang," jawabku
"Oke Alisya jus mangga, kalau aku minuman green tea aja bro," ucap Adrian
"Oke bro," ucap Johan sambil mengatakan kepada pelayanan untuk pesananku dan Adrian
"Sayang aku boleh pinjam Handphone kamu?" tanyaku
"Boleh sayang. Pola nya ini ya," ucap Adrian sambil memberitahuku pola Handphone nya
"Oke sayang," ujarku
Aku membuka Handphone Adrian sambil menunggu pesananku dan Adrian datang, aku membuka galeri untuk melihat foto-foto. Ternyata dia menyimpan fotoku. Aku tersenyum sedikit saat melihat fotoku ada di galerinya, dia juga memasang fotoku di wallpaper Handphone-nya. Saat aku masih memegang Hanphone Adrian aku melihat ada notif di Facebook Messenger aku terkejut bahwa yang chat itu adalah perempuan dengan profil foto anime.
Aku belum sempat melihat namanya tiba-tiba saja Adrian langsung merampas Handphone dia itu dariku dengan keras. Aku terkejut, kaget, aku gemetar kenapa Adrian begitu kasar dengan menariknya dengan keras padahal dengan meminta baik-baik aku pasti akan mengembalikan Handphone itu padanya. Aku hanya terdiam, Rendi yang melihatku dengan rasa khawatir aku langsung memberi isyarat padanya bahwa aku baik-baik saja.
Adrian sedang mengobrol dengan teman-temannya sambil tertawa, aku hanya terdiam sambil meminum jus yang aku pesan tadi. Rasanya sangat sakit terutama saat Adrian bersikap seperti itu tadi padaku. Jam menunjukkan pukul 17.00 aku dan Adrian kemudian pulang, dia mengantarku ke rumah. Seperti biasa Adrian hanya mengantarkanku saja tanpa pamit dulu kepada Ayah dan Ibuku. Aku langsung masuk kedalam rumah dengan wajah yang tidak seperti siang tadi saat aku semangat untuk pergi dengan Adrian.
"Assalamualaikum," ujarku sambil salim kepada Ayah, Ibu, dan Kakak
"Wa'alaikumsalam Adek kenapa? Kenapa pulang-pulang tidak semangat? Adrian kemana?" tanya Ayahku
"Seperti biasa Ayah dia langsung pergi habis antar Alisya tadi. Alisya baik-baik saja Ayah, hanya saja Alisya lelah saja hari ini ingin istirahat sebentar," jawab
"Yakin kamu baik-baik saja?" tanya Kakakku dengan meyakinkan kembali mengenai keadaan ku
"Iya Kakak, Adek baik-baik saja wajar efek datang bulan seperti ini hehe," jawabku
"Iya udah kalau gitu Adek mandi dulu setelah itu istirahat sebentar. Tapi jangan tidur ya karena bentar lagi magrib," ucap Ibuku
"Iya Ibu," ujarku
Aku sebenarnya tidak mau berbohong seperti ini, tapi aku harus melakukannya karena jika aku menceritakan soal hari ini mereka pasti akan khawatir dan kakakku pasti akan marah kepada Adrian. Kamar yang sudah rapi dibersihkan oleh Bibi Ijah dengan aroma terapi yang aku nyalakan, dengan ditemani oleh boneka kesayanganku yang diberikan oleh orang tuaku saat aku masih kecil, aku langsung pergi ke kamar mandi dengan ditemani oleh air hangat.
Pikiranku langsung lega setelah menyentuh air hangat. Selesai mandi aku langsung menggunakan baju tidur dan meletakkan pakaian kotor ditempat yang sudah disediakan untuk pakaian-pakaian kotor. Handphone ku tiba-tiba saja bunyi, ternyata Rendi mengirim pesan padaku melalui Whatsapp seperti biasa yang ku harapkan adalah Adrian yang chat aku tetapi Rendi yang chat aku. Aku terlalu berharap pada Adrian yang selalu setiap saat chat aku.
[Rendi]
"Assalamualaikum Alisya. Kamu baik-baik saja?"
[Alisya]
"Wa'alaikumsalam aku baik-baik saja Rendi. Jangan khawatir soal Adrian seperti itu tadi aku sudah baik-baik saja."
[Rendi]
"Yakin kamu baik-baik saja? Kamu gak bisa bohong Alisya. Aku tahu kamu sedang sedih saat ini. Kalau butuh bantuan katakan saja. Insya allah aku bantu."
[Alisya]
"Iya aku baik-baik saja. Hanya syok saja tadi setelah Adrian kasar seperti itu padaku. Tapi sekarang aku sudah baik-baik saja. Jadi kamu jangan khawatir ya. Lagi pula aku sedang datang bulan hari ini jadi moodku bisa naik turun hehe"