Chereads / Pangeran Kecil dan seekor Kunang-kunang / Chapter 34 - 34 Kekuatan 'KUSE'

Chapter 34 - 34 Kekuatan 'KUSE'

Tanda kutukan di dahi kirinya pun mengelurkan cahaya Berwana Kuning, kemudian menyebar menyelimuti leher sampai ke sebagian wajah kirinya.

Mendongkak. Gerakannya begitu cepat, hingga Jeko tak dapat mengimbanginya. Tak ada yang bisa ia lakukan selain terkejut melihat kehadiran Laos yang sudah berada tepat di depannya.

"Hah?".

Saat Laos mengayunkan tangannya, tiba-tiba sebuah pukulan dari salah seorang Kloning Sampoana mendarat tepat di wajah kanannya sehingga membuatnya terpelanting begitu jauh.

"Dusss"

Jeko pun terkejut melihat kehadiran Sampoana, Pande Momi dan Dua Kloning milik sampoana yang sedang mengenakan jubah berwarna hitam itu.

"Apakah kau baik-baik saja Jeko?".-Ucap Sampoana.

Tatapannya pun semakin melemah.

"Ya!".-Sahutnya kemudian Jatuh tak sadarkan diri.

Laos pun bangkit seraya mengusap bekas pukulan di wajahnya.

"Sial. Siapa Mereka?

Mau jadi Pahlawan ya?".

Menyeruak, saat ini tatapan Laos tertuju pada Dua Kloning milik Sampoana.

Melangkah seraya membatin.

"Sepertinya mereka adalah Anggota Kelompok KUNEON".

Menatap Laos yang sedang berjalan ke arah mereka, Pande dan Momi serentak menghunuskan pedangnya.

"Pande, Momi. Dia bukan lawan kalian!

Tolong bantu Nenek membawa paman Jeko ke tempat yang aman!".-Titah Sampoana.

"Hmm. Baiklah!".

***

Saat Regita Melangkah, tiba-tiba Tujuh prajurit kerajaan TANTERE melintas di hadapannya.

"Apa yang terjadi?".

Regita pun mendekati seorang Wanita yang berdiri tepat di hadapannya.

"Prajurit-prajurit itu sepertinya sedang buru-buru!

Apa yang sedang terjadi?".

"Ya. Mereka adalah Pasukan Medis!

Saat ini perang antara Kerajaan BAKA dan TAIPA MADIKA sedang berlangsung!

Menurut berita yang ku dengar, saat ini ratusan Penduduk desa TODONJA sedang terluka akibat serangan itu".-Terangnya.

"Sial!

Sepertinya Ribusah sudah meninggalkanku!

Aku yakin ia telah mendengar berita itu dan langsung bergegas menuju medan Perang!".

"Oh. Iya dari mana asalmu?

Sepertinya kau bukan penduduk di kerajaan ini ya?".

Tak ada sahutan. Seketika Regita berlari meninggalkannya.

Berlari melewati semak. Saat ini kekhawatirannya mulai memenuhi pikirannya.

"Jika Ribusah bertarung dan kembali membangkitkan kekuatan itu bisa Gawat!

Semoga saja Bobo dan lainya bertemu dengannya".

***

Berlari di antara semak belukar.

Tiba-tiba sebuah serangan menghentikan langkah mereka.

Tiga mesin pembunuh milik Kando serentak spontan menangkis sabetan pedang dari Paksi dan Empat Anggotanya.

Menyeruak, berdiri dari dua arah.

"Hmm. Kalian mau ke mana?".

Ujar Paksi yang sedang menatap Gora.

Mengenakan Topeng, berjubah hitam. Gora pun membatin.

"Hmm. Siapa mereka?".

"Siapa mereka?".-Batin Kando.

"Gora mundurlah!

Biarkan Tiga Mesin Pembunuhku yang melawannya.

Hmm, kita lihat!

Apa mereka berlima mampu mengalahkannya.

"Majulah! Bunuh mereka!".-Titah Kando.

***

"Kolo. Sepertinya kita harus mencari jalan lain!

Salain berbahaya, kita juga tak dapat menyaksikan pertarungan antara Ratojeng dan Babon!".-Tegas Dwi Murti.

"Baiklah!"

Berlari di antara Pepohonan.

Saat di tengah jalan, tiba-tiba Regita terkejut melihat pedang milik Ribuyah telah menembus Perut sisi Kanan Kolo.

Dengan cepat Dwi menendang Ribuyah.

Meski terhempas, namun Ribuyah dapat menagkis tendangan Dwi Murti itu dengan tangan Kirinya.

"Sialan!".-Tandas Dwi Murti.

Kolo pun jatuh bertekuk lutut.

"Apa kau baik-baik saja?".

"Ya!".

"Sial!".

Dwi Murti pun berlari seraya menghunuskan pedang, kemudian menebaskan pedangnya mengarah ke leher Ribuyah.

Ribuyah pun menghindarinya dengan merunduk. Saat itu pun Dwi Murti berbalik dengan sebuah tendangan kaki kanannya ke wajah Ribuyah.

Lagi, meski Ribuyah terhempas, namun ia dapat menangkis tendangan Dwi murti dengan tangan Kirinya.

"Sial!

Gerakannya sangat Cepat!".

Dwi murti pun kembali berdiri di sisi Kolo.

"Dwi Murti, berhati-hatilah!".-Ucap Kolo dengan tandas.

Ribuyah pun berdiri kemudian berlari kearah mereka.

Saat di tengah langkah, tiba-tiba Ojo hadir berdiri menghalanginya.

Kehadiran Ojo membuat Dwi Murti dan Kolo terkejut serentak.

"Sudah ku duga!

Semua ini adalah bagian dari rencana Ojo".-Batin Kolo.

Kolo pun berdiri bangkit. 

"Ojo. Jelaskan padaku!

Apa maksud dari semua ini?".

Ojo pun tersenyum seraya menghunuskan pedangnya.

Tak ada kata, Ojo dan Ribuyah berlari bersamaan kearah mereka dengan begitu cepat.

Serangan menyilang.

Ojo menebaskan pedangnya kearah Dwi Murti dan Ribuyah kearah Kolo.

Kolo dan Dwi murti menangkisnya dengan serentak, sehingga pedang yang bertemu itu berdentam begitu keras.

Dalam keadaan beradu kekuatan, Kolo melihat Cela dan menendang Ribuyah tepat di perutnya.

Begitupun Ojo, tendangannya berhasil mengenai perut Dwi murti sehingga membuat jarak mereka kembali melebar.

"Sial!".-Tandas Dwi Murti.

***

Beradu kekuatan.

Dua Kloning milik Sampoana Terhempas serentak menahan sebuah kekuatan tinju dari Laos.

"Gerakan lelaki itu sangat Cepat!

Tak hanya itu, kekuatan yang ia miliki sangat besar!".

Pande sangat takjub menyaksikan pertarungan antara Laos dan Dua Kloning Sampoana. 

"Ya. Namanya adalah Laos!

Ia merupakan salah Seorang pengguna kekuatan kutukan!

Laos adalah Putra dari Raja Nane.

Salah Seorang yang mendapat Gelar Pahlawan Perang pada masa Silam. Dia sangat disegani karena kekutan KUSE miliknya!

"Kekuatan KUSE?".

"Ya. KUSE merupakah salah satu dari Dua belas Kekuatan Raja Belantara.

Dalam urutannya, KUSE menduduki Urutan Delapan!

Wujud seutuhnya adalah TARSIUS. Hewan kecil yang sangat tangkas dan memiliki cakar yang begitu Tajam".-Terang Sampoana.

"Seperti itu ya?".

Sambung Pande.

"Ya. Ia benar-benar tangkas dan Kuat!

Jika di lihat perbandingan kekuatan mereka, sepertinya Kloning buatan Nenek kalah dari Lelaki itu!".

"Hmm. Kau tenanglah!

Aku telah mengekstraksi Tanda kutukan milik paman Sun pada Dua Kloning ku!

Meski mereka tak sekuat Sun, namun ku yakin dapat mengimbangi kekuatan Laos

Sekarang, lihatlah!".

Seketika Dua Kloning buatan Sampoana berubah bentuk.

Wajah kiri dari kuduanya di selimuti tanda berwarna Abu-abu. Begitu pun dengan kedua warna bola mata kiri mereka, berubah menjadi merah Muda.

Berlari dengan sangat cepat kearah Laos kumudian menyabetkan pedang secara bersamaan.

Serangan kombinasi.

Meski Laos berhasil menepis salah satu dari serangan itu, namun salah satunya berhasil mengenai Purutnya.

Pande dan Momi pun terkejut serentak melihat luka sabetan itu kembali tertutup dengan begitu sangat cepat.

"Hah?

Apakah penyembuhan itu juga merupakan kelebihan dari tanda kutukan yang ia miliki?".-Ucap Momi.

"Ya. Semua Pengguna Kekuatan Kutukan Memilikinya!

Namun ketahuilah, selain kelebihan dari Kekuatan kutukan itu, ia juga memiliki Sel penyembuhan!

"Hah?".

"Ya. Laos Sama seperti Kalian berdua!

Ia adalah keturunan Murni dari BULAVA".-Terang Sampoana.

Mereka pun terkejut serentak seraya berkata.

"Berarti kita masih punya hubungan darah dengannya ya?".

"Ya. Begitulah!

"Kalian tak perlu khawatir!

Kedua Kloning itu juga telah ku suntikan Sel penyembuh milik Sun. Jadi Sel penyembuhan antara mereka seimbang".

Seketika Jeko tiba-tiba bangkit dari pembaringanya.

"Akhirnya kau siuman!

Hmm. Ada apa?

Apa yang kau rasakan saat ini?".

Jeko pun memegang perutnya seya berkata.

"Sakitnya sudah sedikit menghilang!".

"Ya. Sel penyembunya sudah bekerja!".-Terang Sampoana.

Jeko pun terkejut.

"Apa?".

"Ya. Aku telah menyuntikannya padamu!

Jadi saat ini kau telah memilikinya!".

"Terima kasih!".

"Oh. Iya dimana Ratojeng?

Apa ia baik-baik saja?".

"Ia sedang di garis depan melawan Babon!

Saat ini Nebot dan Bute mengkhianati kita!

Mereka bergabung bersama Babon dan Menyerang Kakak Ratojeng!".-Terang Jeko.

Pande dan Momi pun terkejut serentak.

"Apa?

Apakah ayah sedang baik-baik saja?".-Ucap Momi yang sedang Cemas.

"Aku tak tahu pasti!".

"Momi, Pande. Pergilah!

Bantulah ayah kalian!".-Titah Sampoana.

"Baik!".

***

"Siapa kalian sebenarnya?".-Ucap Ratojeng pada Sando.

Jubah yang menutupi kepalanya membuat Ratojeng benar-benar tak mengenalinya.

Ratojeng pun Duduk. Kemudian menatap Sun Dan Tiga Mesin Pembunuh milik Sando sedang bertarung melawan Babon, Nebot dan Bute.

"Baiklah!".

Sando pun memutuskan membuka Penutup jubah pada kepalanya.

Ratojeng benar-benar terkejut melihatnya.

Kemudian mendekap Sando dengan sangat erat.

"Aku tak menyangka, ternyata Paman masih hidup!

Apakah yang berjubah itu adalah Sun?".

"Ya. Jangan Sampai ada yang tahu kalau kami masih Hidup!".

Seketika harapan di dadanya kembali tumbuh.

"Ya. Selama ini kalian telah dinyatakan tewas.

Meski mereka semua telah menyakininya, namun aku tak percaya!".

"Ya. Kami selamat dari kejadian itu. Selama ini kami bersembunyi di belantara dan mengawasi semua kelakuan Buruk Mereka".

"Ya. Mereka lah di balik kecelakaan itu!".-Tambah Ratojeng.

"Ya. Kami telah mengetahuinya!

Jeko lah yang mengatakannya.

Saat ini hanya dia yang berpihak pada kita, Tak seperti Ebong, Ru'u dan Bu'u.

Mereka telah berhasil di pengaruhi Bute!".

"Hmm. Begitu ya?".