-Kerjaan TANTERE-
Pedang terikat di pinggang, Memakai Jubah berwarna Hitam, melangkah melintasi lapangan istana.
Saat memasuki lorong menuju Ruang Laboratorium, seketika Ingatan silam kembali bersarang di benak nya.
Kegelapan menyeru dendam. Kebenciannya yang selama ini terpendam kembali merayapi dadanya.
'LABORATORIUM'
Pintu terbuka. Terlihat sosok Lelaki sedang berdiri mengenakan seragam berwarna putih, menatap Tiga Stainles Stell yang teratur berderetan.
Loba pun menghentikan langkahnya tepat di sisi Kanan lelaki itu.
"Bagaimana hasilnya?".
"Semua berjalan dengan baik!".
"Baguslah!".
Tangan terpaut di dada, kemudian Loba melanjukan langkahnya mendekati Stainles Stell. Ia pun kembali menatap ketiga Wajah Lelaki yang sedang mengenakan Nasal Kanul Yang tak bergerak di dalam Stailes Stell itu.
"MEKA! TASI! BAU!".
"Pemimpin VONGGI baru saja mingirimkan ku sepucuk surat, bahwa Perang antara BAKA dan TAIPA MADIKA telah berkecamuk.
Selain Meminta bantuan Medis, Mereka juga memperingati Semua kerajaan untuk tidak beraliansi".
Lelaki itu Pun Tersenyum, kemudian melangkah seraya berkata.
"Hmm, VONGGI!
Sepertinya saat ini semua kerajaan sudah tunduk padanya!
Sekarang, Apa rencanamu?".
"Bersiaplah!
Kita akan pergi ke medan perang!
Ini adalah kesempatan yang tepat untuk menguji Kekuatan Kita!"
"Hmm. Baiklah!
Aku setuju!".
Kemudian lelaki itu menekan sebuah Tombol 'Merah' pada Panel Stainles Stell, sehingga Ketiga Mata lelaki yang ada di dalam Tabung itu terbuka.
"MEKA! TASI! BAU!
Jangan Kecewakan aku!".
***
"Apa sebenarnya yang terjadi?".-Ucap Regita yang sedang berlari di sisi kanan Pawata.
"Dari informasi yang ku peroleh, Invasi BAKA pada Wilayah TODONJA adalah akibat dari pembatalan kerjasama yang dilakukan Ratojeng!".
"Kerjasama?".
"Ya. Ternyata benar dugaan kita!
Babon lah selama ini yang membiayai Proyek Eksperimen itu, termasuk Ratojeng!".-Terang Pawata.
"Ya. aku tahu itu!
Namun, Ku pikir selama ini Ratojeng benar-benar ada di pihak mereka".
"Hmm. Aku pun menduga demikian!
Ternyata selama ini Ratojeng melakukannya hanya untuk mengetahui Orang-orang yang terlibat Dalam Proyek itu!
Mungkin juga Ia memanfaatkan kesempatan kerjasama itu untuk menjalankan rencananya, agar dapat menyelidiki Tragedi Kecelakaan Sun dan Sando.
Lagi pula, Ratojeng takkan mendukung sepenuhnya Praktik itu, Apalagi ia juga tahu bahwa TAIPA MADIKA akan dirugikan, Karena bahan utama Sel Ekperimen itu diambil dari garis keturunannya".
Sejenak Regita membatin. Semua Pertanyaan Saat pertarungan di wilayah NUNUMBUKU hadir di benaknya.
"Hmmm. Aku yakin semua itu ada hubungannya dengan KALIKIT!".
"Oh iya. Dimana Ribusah?".
"Aku Tahu. Ia Menghilang!".
Seketika Pawata mengernyitkan dahinya, kemudian menoleh kearah Regita.
"Apa yang terjadi?
Apakah Ribusah meninggalkanmu?".
"Ya. Di ujung malam Saat kami berkemah di hutan tepi Desa Wilayah TANTERE, Ia pamit pergi mencari kayu bakar. Tapi, hingga Fajar tiba ia belum juga kembali. Aku pun memutuskan pergi mencarinya. Aku tak menemukannya. Hanya tumpukan kayu dan jejaknya yang ku temukan menuju ke arah Desa.
Aku menduga, saat itu ia mendengar kebar tentang perang ini dan langsung bergegas pergi!"
"Tanda Kutukan VULA"
Lanjut Regita berkata.
"Aku Sungguh khawatir padanya!
Saat berada Desa BATUNONA, kami dibuntuti beberapa prajurit NUNUMBUKU. Mereka manganggap bahwa Aku dan Ribusah adalah anggota Kelompok KALIKIT yang Sebelumnya berhasil menyelinap masuk kedalam Istana Kerajaan.
Saat melarikan diri Ke belantara, tiba-tiba kami dihadang Oleh Sekelompok orang Misterius yang mengenakan Jubah berwarna Biru.
Kami pun bertarung dan berhasil mengalahkan mereka. Namun di tempat yang sama, kami tak menyangka ternyata Sabo dan Anaknya Juga sedang bertarung Melawan Beberapa Anggota KALIKIT".
"Sabo dan Jen?".
"Tak hanya Jen, tapi juga Cira!
Saat ini Cira telah berhasil Membangkitkan Kekuatan Kutukan KALIBAMBA (Kupu-Kupu) miliknya!".
Sejenak Pawata terdiam membatin.
"Sial, Sudah ku duga. Cepat atau lambat Gora akan mengetahuinya!".
"Dalam pertarungah itu Can Juga hadir!".
Seketika Pawata terkejut dan kembali menatap Regita.
"Apakah Ribusah juga bertarung dengan Mereka?".
"Ya. Saat itu Ia menangkis kekuatan kutukan Can yang mengarah pada Sabo dan Anggotanya".
"Apakah mereka sudah tahu identitas Ribusah?".
"Sepertinya!
Saat itu Ribusah menggunakan Kekuatan Kutukannya!
Saat pertarungan selesai, Aku kembali ke tempat pertarungan Mereka. disana ku temukan Ribusah sudah tak sadarkan Diri!".
"Apakah dia di kalahkah Can?
Atau ia terluka?".
"Tidak!
Aku juga tak tahu apa penyebabnya!
Namun yang ku lihat, tanda Kutukan VULA di lengannya telah Berevolusi.
Sepertinya saat bertarung Ribusah menggunakan Kekuatan VULA!
Ia berhasil mengalahkan Can. Padahal Saat itu, Tanda kutukan milik Can Sudah Memasuki Fase Ketiga!".
"Ya. Sangat jelas terasa perbedaan sikapnya.
Apakah itu adalah Pengaruh tanda kutukan VULA yang dimilikinya?".-Batin Regita.
Pawata pun kembali membatin.
"Meski Ribusah tak menggunakan kekuatan VULA, Ia pasti akan mengalahkan Can!
Dalam urutan Kekuatan Dua belas belantara, BENGGABULA berada di bawah KALOA, Jadi Wajar saja jika Ribusah mengalahkannya".
"Hmmm. Aku benar-benar tahu apa kekhawatiranmu itu!
Semoga saja saat ini Ribusah benar-benar ada di Medan Perang!".
"Ya!".
***
"Kakak. Maafkan aku!
Hukumlah aku!
Aku siap menerimanya!".
Melihat kesungguhan dari Ebong, Perlahan Ratojeng melepaskan Genggamannya pada tangan Momi dan Pande.
"Baiklah. Ku beri kau kesempatan!
Sekarang, angkat kepalamu!".
"Terima kasih Kakak!".
"Hmmm. Momi Cepat Obati Paman Ebong!".
"Baik ayah!".
"Ebong. Setelah itu pergilah bantu Jeko. Aku Khawatir Ru'u dan Bu'u memanfaatkan Kesempatan ini!".-Titah Ratojeng.
"Baik!".
Di tempat yang sama, Bute menatap tajam Ebong dengan penuh amarah.
"Hmm, Sial!
Lihat saja Ebong. Akan ku Cincang Lidahmu!".
***
Pedang digenggam erat, berdiri dengan Nafas terengah-engah.
melihat Riak Pasukan BAKA yang menghapiri mereka, Ru'u pun berkata.
"Bu'u, Sepertinya ini adalah Kesempatan yang tepat untuk menyerang Jeko!".
"Ya. Ayo Kita cari dia!".
***
"Padahal Dua serangan Milik Laos tadi telah mengenai Jantungnya.
Hmm. Kloning Milik Bibi benar-benar tangguh!".
Setelah terpelanting, Risi pun kembali bangkit.
Saat ini Laos Sedikit kesulitan melawan Risi (Kloning buatan Sampoana), Beberapa serang telaknya benar-benar tak membuat pengaruh pada Risi.
Membatin, Seraya manatap secara Seksama.
"Hmmm. Begitu ya?
Sepertinya Garis putih yang melingkari lehernya adalah Sumber Sel penyebuhannya!".
Laos pun kembali mengeluarkan Kuku-Kuku panjang pada Kedua tanganya.
"Baiklah!".
"Sepertinya Sel penyembuhnya Sudah sangat melemah!
Kesempatan Terakhir!
Majulah RISI!".-Batin Sampoana yang sedang berdiri menautkan kedua tanganya di dada.
Dengan sebuah kecepatan, Risi berlari kearah Laos seraya menggem pedangnya.
Melihat Gerakan Risi, Laos pun berkata.
"Pas!".
Laos pun berlari menghampiri Risi. Pada jarak yang sangat dekat, Risi mengayunkan Pedangnya kearah Laos.
Dengan seketika Kuku di tangan kiri Laos berubah menjadi Hitam dan berubah menjadi perisai, Kemudian menagkis Pedang Milik Risi.
Berdentam. Pada Kesempatan itu lah Laos merubah Kuku pada tangan Kanannya menjadi Panjang dan berwarna Putih, kemudian menusukannya Pada Leher Risi.
Langkah mereka terhenti, kemudian Bergeming.
Kuku-kuku tajam Milik Laos telah menembus leher Risi.
Seketika Tanda Putih yang melingkari leher Risi Menghilang.
Begitu pun Tanda Kutukan yang menyelimuti Tubuhnya, perlahan Menyusut.
"Hmmm. Rupanya dia telah menyadarinya!".-Batin Sampoana.
Jeko pun tertegun, melihat Kuku Laos.
Ia pun berkata.
"Sepertinya Laos Sudah menyadari Kelemahannya!".
"Ya. Ia juga telah menunggu Kesempatan itu agar bisa menancapkan Kuku nya".
Semakin melemah. Seketika pedang yang ada di genggaman Risi terlepas.
Laos Pun melepaskan tangan kanannya yang berada di leher Risi sehingga membuat Risi Jatuh terkapar.