Chereads / Tira dan Angga / Chapter 44 - Ice Cream Vanilla dan Pie Apel II

Chapter 44 - Ice Cream Vanilla dan Pie Apel II

Angga buru-buru ke rumahnya pemuda itu mencuci tangan dan memakai celemek kemudian dia mulai memasak.

Angga menaruh tepung, telur, butter, susu, pengembang dan gula. Kemudian pria itu mencampur semuanya dengan tangannya hingga menjadi sebuah adonan. Lalu, pemuda itu terus mengulung adonan tersebut sampat dengan ketipisan yang diinginkannya hingga menjadi adonan pastry yang sempurna.

Kemudian pemuda itu membagi dua adonan tersebut dan letakan adonan tipis itu pada catakan pie yang sudah disiapkannua lalu ditelatkan di kulkas.

Setelah itu Angga memotong-motong apel dadu-dadu. Sebuah apel merah smith yang terkenal akan rasa manis yang akan sempurna menjadi bahan pie apel.

Pemdua itu meletakkan sebuah panci diatas kompos menyalakan kompor tersebut lalu memasukan butter, bubuk kismis, dan gula kedalam panci tersebut. Kemudian memasukan apel yang sudah di potoh dadu-dadu itu kedalam panci tersebut.

Sampai menunggu apel tersebut mendidik Angga terus mengaduk-aduk panci tersebut agar gula pada isian pie tersebut tidak gosong. setelab apel itu mendidih Angga mengaduk-aduk isian pie itu sampai dingin dan menambahkan lalu menambahkan sedikit perasan lemon padan isian pie tersebut.

Angga pun mengeluarkan pastry yang dirinya simpan dapa kulkas itu lalu pria itu masukannya isian apel itu kadalam kulit pastry yang berada di cetakan pie itu kemudian menutupnya dengan adonan yang pipih yang tadi disisihkan olehnya.

Angga memotong-motong adonan tipis itu menjadi garis lurus kemudian. Menyusunnya di atas pie itu menjadi sebuah anyaman hingga isian pie tertutup. Kemudian Angga memanaskan oven selama 15 menit lalu, setelah itu dia memasukan Pie kedalam oven.

Sembari menunggu pie tersebut itu matang, Angga mengambil conveti dan topi serta hiasan pesta yang dibelinya saat disuoer market tadi. Pemuda itu kemudian menghias rumahnya dengan semua hiasan yang dibelinya itu tepat, saat pie sudah matang.

Dan Angga pun hanya tinggal menunggu Donny dan Tira datang kerumahnya.

Di sisi lain Donny sedang takjub-takjubnya dengan Tira karena masakannya ternyata, gadis kecil itu memasak dengan sangat ahli dan cekatan. Semua dia memotong wortel, kentang, tomat, bawang putih dan bawa bombay dengan sangat cepat.

Gadis kecil itu juga sangat ahli mencincang daging dengan tanpa sebuah blender, hanya dengan sebuah pisau Tira mampu mencincang daging dengan sempurna.

Sebenarnya bukan gadis kecil itu tidak tahu cara memakai blender, tapi gadis kecil itu merusak dapur ibunya saat membuat coklat beberapa bulan yang lalu. Tira tidak, mendapatkan ijin untuk menggunakan elektronik yang ada di dapur lagi.

Sehingga dia hanya bisa mengunakan pisau dan cobek dan kompor saat di dapur. Bahkan, dirinya tidak di izinkan untuk mengunakan oven oleh sang ibu. Jadi yang bisa digunakan oleh gadis kecil itu murni tiga benda saja.

Tira kemudian menumis daging cincang bersama bawang putih, bawang bombai dan tomat dengan butter. Lalu, dia menambahkan oregano dan basil ke dalam panci lalu mengaduk-ngaduk nya sampai tercium harumnya kemudian Tira menambahkan air ke dalam tumisannya laku dia menaruh saut tomat, kentang dan wortel lalu menaruh panci itu dan menunggunya sampai mendidih.

Sambil menunggu gulashnya mendidih Tira menginterogasi Donny.

"Jadi, namamu Agres kenapa ganti jadi Donny kan namanya jelek?" tanya Tira pernasaran.

"Ceritanya panjang," jawab pria itu.

"Singkatin dong!!" pinta Tira.

"Aku kabur dari rumah dan berusaha sembunyi dari ayahku," jawah pria itu.

"Bagaimana caramu bertahan tanpa kerja, maksudku kan gak gak mungkin melamar kerja tanpa menunjukkan Kartu Indentitas, Ijazah itu gimana tuh?" tanya Tira pernasaran.

"Aku mengganti semua identitasku, dengan menganti nama pada Kartu identias dan semuanya," terang Donny.

"Kau memalsukan data, enggak masuk penjara!!?" tanya Tira.

"Tidak,"

"Kenapa?" tanya Tira.

"Karena enggak ketahuan, lagi pula saat pergi aku tetap membawa identitas asliku. Kartu identitas palsuku jarang dipakai..." terang Donny.

"Hm... kau beruntung," sahut Tira.

"Zaman itu pemeriksaan KTP memang jarang apalagi saat itu jaman negara sedang ribet-ribetnya jadi mereka gak punya waktu buat ngurus kelakukanmu yang bobrok!" cetus Tira.

"Ya, begitulah..." tutur Donny santai.

Sela-sela mereka mengobrol aroma gulash mulai tercium dari panci dan suara didihannya pun mulai terdengar. Gadis kecil itu membuka tutup panci lalu mematikan kompor tersebut.

Tira mengambil sebuah mangkuk besar dan menuangkan Gulash itu ke mangkuk besar itu. Dan memasukan roti kedalamnya kemudian mengaduknya.

"Tara!! Semangkuk besar gulash sudah jadi," Seru gadis kecil itu ceria.

Gadis kecil mengambil mangkuk yang lebih kecil lalu memasukkan gulash ke tempat itu dan memberikannya pada Donny.

Donny lalu, menyuap sesendok itu ke mulutnya dan bibir tipis pria itu tersenyum girang karena rasa gulash yang begitu nikmat.

"Wah Tira, kamu jago juga ya... masakanya!!" puji pria itu sambil mengahbiskan semangkuk gulash yang ada di tanganya.

"A.. hahaha... ya, kalau makanan asin aku memang juara kalau makanan manis. Sepertinya adikmu itu sangat ahli!!" sahut Tira.

Donny pun mengingat kembali mengapa mereka berdua ada di sini. Karena di awali oleh dirinya yang terharu dengan Angga yang selalu memasak pie aple di hari ini tanpa mengingat apa tujuannya.

Rasanya dia bisa merasakan jika adiknya itu memiliki ikatan dengan. Namun, disaat yang sama pria itu juga merasa sedih karena keluarga satu-satunya itu tidak bisa mengingatkan.

"Ah! Angga, Tira kita harus membawa makanan ini dan biarkan dia mencicipinya. Apalagi dia sedang memasak pie apel, aku ingin mencicipinya!!" Ajak Donny menarik tangan gadis kecil itu sembari membawa mangkuk besar beirisi gulash yang baru saja matang.

Sambil menahan panasnya mangkuk yang berisi gulash Donny bersama Tira mengunjungi rumah Angga. Ketika memasuki rumah pemuda itu Donny sangat bingung dengan ruang yang mendadak gelap.

"Ah, ada apa ini!!" Donny cemas, pria itu melirik kesana dan kemari memeriksa apakah adiknya baik-baik saja atau tidak.

"Tuan Mudah!!" panggil Donny.

"Om Angga!!" Tira juga mencari Angga.

Saat Tira sedang berjalan-jalan sebuah tangan menarik gadis kecil itu dari belakang. Gadis kecil itu baru akan membanting tangan tersebut. Namun, ketika dia menyentuh tangan orang itu. Dirinya langsung tahu siapa yang menariknya dan hanya mengikuti arus.

"Om Angga..." bisik Tira.

"Shussh...," bisik Angga.

Tira tidak mengerti saat itu, tapi gadis kecil itu merasa jika Angga merencanakan sesuatu.

Di sisi lain Donny mulai panik karena berapa kalipun dirinya menekan-nekan stok kontak namun, tetap saja lampu ruangan tidak kunjung menyalah.

Donny pun mulai pasrah sambil membawa gulash itu dia mencari Angga dan ketika pria itu memasuki ruang keluarga lampu seluruh ruangan seketika menyala. Dengan Angga dan Tira yang sudah berada disana.

Donny mihat sekeling ruang keluarga dihiasi oleh pita-pita dan juga ada sebuah tulisan yang membuat pria itu meneteskan air mata.

"Selamat, Ulang tahun Donny.." Pria itu membaca tulisan itu pelan-pelan.

Angga mengela nafasnya dia mengambil gitarnya dan bernyanyi ditemani Tira yang membawa pie apel yang di tarus ice cream di atasnya.

"Happy Birthday to you...."

"Happy Birthday to you...."

"Happy Birthday, Happy Birthday!! Happy Birthday to you...."

Gadis kecil dan pemuda itu bernyanyi bersama dengan riang. Lalu Angga menghampiri Donny dan mengucapkan selamat ulang tahun padanya.

"Happy Birthday my dear friend Donny, This day was blessing because you came in this world. I'am blessing cause you here to me, thank to be my friend. You are my grace and everything kindess in this world. Happy Birthday! Thank you, for being born into this world for me," ucap Angga tersenyum.

Mendengar kata-kata Angga Donny pun menangis haru dan langsung memeluk pemuda itu erat-erat sudah sejak lama diirinya tidak bertemu dengan adikknya. Dan meskipun Angga tidak bisa mengingatnya, dan munkin itu sampai selama Donny sudah sangat bahagai hanya dengan memeluk adik kecilnya itu.

"Terima kasih Angga, aku sangat merindukanmu!!" ucapnya tanpa sadar.

Mendengar ucapan Donny Tira langsung berdehem cukup keras untuk menyadarkan pria yang sedang larut dalam kebahagiaanya sendiri.

"Ehem!!" celetuk Tira.

Donny langsung melepas pelukannya karena wajah pria itu terlihat sangat panik. Sedangkan Angga terlihat bingung melihat reaksi Donny yang aneh.

Angga memegang pundak pria itu lalu menatap Donny lembut.

"Jika nyaman, bagimu memanggilku dengan sebutan Angga lakukanlah...." seru Angga tulus.

"Ti... tidak saya lebih nyaman memanggil Anda Tuan Muda," sahut Donny lega, dia hampir saja berpikir dirinya menganggu dan akan mengacau seperti dulu lagi.

Namun, rupanya Angga memang sudah benar-benar melupakannya. Pria tidak tahu entah perasaan senang atau sedih yang harus dirasakannua saat ini. Yang jelas dia tahu, jika hari ini orang yang telah dirindu- rindukannya itu berada di hadapanya sekarang dan tidak akan dia biarkan pergi lagi.

"A.. ya sudah terserah, ini pie nya dimakan!" tutur Angga menunjuk pie yang di bawa oleh gadis kecilnya sejak tadi.

"Ah.. ya ini saya dan Tira juga membawa Gulash!!" sahurnya menganbil gulash yang di letakknya di lantai saat hendak memeluk Angga.

"Wah, terima kasih!! Aku suka sekali sama gulash, tapi hahaha.. maaf sebelumnya kalau rasa pie apelku agak berbeda. Aku alergi kayu manis jadi aku tidak menaruhnya di pie apelku padahal seharusnya resep asli isian apel itu menggunakan kayu manis maaf ya..." ujar Angga menundukkan kepalanya.

"Tidak, apa-apa hahaha... saya juga Alergi kayu manis," jawab Donny tertawa.

"Wah, kalian sama hahaha..." tawa Tira.

"Ya, enggak apa sih! Lagian aku juga gak suka kayu manis. Aku lebih suka kismis," seru Tira.

"Kebetulan sekali Tira, aku membuatnya dengan bubuk kismis..." tutur Angga.

"Dih! emang enak, di pakai di pie apel?" tanya Tira curiga.

"Enak kok... aku kan sering melakukannya," rayu Angga.

"Baiklah ku coba ya, sampai rasanya tidak enak. Om harus bayar padaku hahaha...." tawa Tira.

"Coba saja dulu!!" tantang Angga.

Tira langsung memotong pie itu sesuap lalu mencobanya dan benar seperti yang dikatakan Angga. Pie ini sangatlah lezat hingga membuat Tira ketagihan.

"Wah enak banget!!" seru Tira.

"Terima kasih," sahut Angga lembut.

"Lusa besok aku akan mulai ujian nasional, bisa gak om Angga buat kan aku pie ini setiap hari !!" pinta Tira.

"Nona kecil, jika Tuan Muda membuatkan Anda pie setiap hari nanti Tu...."

"Bisa!!" sahut Angga ceria.

"Apa yang tidak bisa kulakukan untuk gadis manisku ini!!" ujar Angga tersenyum.

"Benar ya!!" tutur Tira bersemangat.

"Iya, tapi jangan lupa nanti Nem mu harus sempurna semua kamu bisa? Wahai muridku yang pintar!!" tantang Angga.

"Mudah!!" jawab Tira santai.

Kedua pemuda dan gadis kecil itu saling bersalaman sedang Donny tidak memahami dengan gaya berhubungan dari dua sejoli yang tertunda usia di hadapannya ini.

Ponsel Donny tiba-tiab bergetar dan dia melihat jika ada SMS masuk. Donny melihatnya dan ternyata SMS tersebut dari Bu Linda. Pria itu keluar meninggalkan ruang keluarga dan naik mwnuju kamar wanita tua itu.

"Ada apa Nyonya memanggil saya?" tanya Donny lembut.

"Tolong jangan panggil aku begitu disini kan..."

"Kita harus tetap main aman Nyonya, ingat terakhir kali Nona kecil berhasil mengetahui segalanya," sela Donny.

"Baiklah kalau itu mau Anda, ini!!" wanita tua itu melemparkan sebuah Kotak berbalut bungkus kado berwarna merah cerah dengan pita emas.

"Bukalah!" pinta wanita tua itu.

Pria itu membukanya dan terkejut dengan isinya.

"Ini..."

"Itu adalah jam saku milik Kakekmu Regra Mahesa, Kalau kamu memang mau mengalahkan wanita itu. Jam saku ini akan membantumu!" unjuk wanita itu.

"Kenapa?" tanya Donny pernasaran.

"Seperti yang kamu katakan Donny kita main aman saja, itu artinya informasi jangan terlalu banyak disebarkan benar," jawab Bu Linda menjelaskan.

"Pintar," Donny tersenyum lalu pergi meninggalkan ruangan dan lagi-lagi dia melihat Tira sudah didepan pinta ruang kamar Bu Linda.

Gadis kecil itu menadahkan tangannya pada Donny dan pria itu langsung memahami apa yang gadis kecil itu inginkan dan memberinya uang.

Lalu, Tira mengambil ponselnya dan mengetik sebuah SMA pada ponsel itu kemudian tangan gadis kecil itu menunjuk ke arah saku Donny dan benar ponsel pria itu bergetar.

Di SMS itu tertulis,

Jika kau mau rahasia mu aman biacarakanlah lewat SMS bodoh >:| *_*.

Donny langsung menutup ponselnya dan menagguk sambil tersenyum kecil lalu, kembali menghampiri Angga.

Pria itu melirik kearah Tira dan berusaha untun menahan ketawa. Sedangkan Angga yang melihat dari bawa jika, Donny sedang bicara dengan gadis kecilnya itu. Merasa sangat-sangat kesal tapi memutuskan untuk menahannya.

"Menjauhlah darinya Duda tua, dia milikku!!" batin Angga.

"Bersyukurlah hari ini ulang tahunmu, Kalau tidak aku akan membotaki rambutmu itu hingga kau tidak tampan lagi!" geram Angga kesal.

Kesalaha pahaman pun terjadi terhadap dua kakak beradik itu.

Angga mulai berpikir, jika Donny menyukai Tira!

Dan Donny berpikir bahwa Tira jatuh hati padanya karena selalu mengikutinya kemana-mana.

Padahal tidak ada satu pun dari pemikiran mereka yang benar.

Bagaimanakah cerita selanjutnya?

Apakah Fungsi jam saku tersebut?

Dan Apakah Gadis kecil kita berhasil mendapatkan nilai sempurna disemua ujiannya.

Hanya di Tira dan Angga.