Chereads / Tira dan Angga / Chapter 46 - Agres Mahesa V (End)

Chapter 46 - Agres Mahesa V (End)

Agres sedang bekerja di kantornya hari ini moodnya sedang baik. Pemuda ini sangat senang karena dirinya bekerja setengah hari sehingga dirinya dapat mengajak adik tercintanya jalan-jalan bersama.

Agres menyelesaikan pekerjaan dengan cepat lalu segera pulang ke rumahnya. Saat Agres hendak meninggalkan tempat kerja seorang wanita muda memanggilnya.

"Donny!!" panggil wanita itu.

"Apa?" jawabnya singkat, pasalnya Agres sedang sangat terburu-buru.

"Hati-hati Donny," ucap wanita itu.

"Ya, terima kasih Athy. saya pulang dulu ya.." sahut Agres lalu, segera pulang ke rumahnya.

Saat pemuda itu tiba di rumahnya, sudah ada anak kecil manis yang menunggu siap untuk jalan-jalan bersama.

"Angga," Agres terheran-heran.

"Ayok kak! Aku sudah siap nih..." ajak Angga.

Pemuda itu tersenyum tipis lalu memuji adiknya itu dan menyuruhnya untuk menaiki motornya.

"Adikku ini sudah siap rupanya, yok! Kita berangkat," ajak pemuda itu pada adikknya.

Kedua kaka adik itu kemudian berangkat bersama. Sepanjang jalan Angga, melihat keindahan awan dan pepohonan yang mereka telusuri.

"Kakak, bisa ambilkan aku awan!" pinta Angga.

"Tidak, belum ada ilmu pengetahun apapun yang berhasil membawa awan secara utuh ke bumi.." jawab Agres.

"Payah!!" gerutu Angga kesal.

"Nanti kalau kamu sudah besar buat saja sendiri..." hibur Agres pada adik kecilnya itu.

"Aku mau kakak yang buatkan!!" rajuk Angga.

"Aku ini sarjana tehnik elektro Angga..." jawab sang kakak.

"Justru karena, kakak sejarah elektro itu makanya jadi bisa..." seru Angga.

"Ya, tapi pekerjaanku sa..." Agres menghentikan motornya, dia melihat sekumpulan mahasiswa datang mengerumuni semanggi.

"Kakak itu kenapa?" tanya Angga menunjuk kearah jalanan yang dipenuhi oleh orang-orang banyak.

"Kita harus putar balik Angga, disini gak aman!" Ajak Agres.

Namun, sayang saat mereka hendak putar balik. Sekumpulan mahasiswa itu sudah berada di belakang mereka terkepung dan tidak bisa kemana-mana.

"Angga sini!" Agres menarik dan menggendong adiknya lalu membawanya lari.

Agres terus berusaha menarik mereka keluar dari himpitan para pedemo itu namun, apa daya mereka malah terbawa arus oleh para mahasiswa itu.

Akhirnya Agres memutuskan untuk berdiam diri dan tidak bergerak sama-sekali. Dia bertahan sampai para mahasiswa itu meninggalkan kerumunan.

Dan setelah beberapa saat kemudian, akhirnya pemuda itu berhasil membawa adik dan dirinya keluar dari kerumunan itu.

Agres pun segera berlari namun, semua tempat sudah tekepung oleh para pendemo. Angga melihat wajah panik kakaknya dan dia pun bertanya apakah yang sedang terjadi.

"Kakak ada apa!!?" tanya Angga cemas.

"Mereka semua para mahasiswa," jawab Agres lembut.

"Apa yang mereka lakukan disini?" tanya Angga.

"Berdemo memperjuangkan reformasi secara utuh, kita harus pergi dari sini sekarang,tapi kakak tidak bisa menemukan tempat untuk membawa kita pergi," jawab Angga.

"Mereka orang jahat?" tanya Angga.

"Mahasiswa itu tidak jahat, tapi nanti orang jahatnya akan datang untuk menyerang mereka. Dan jika kita tidak pergi dari sini, kita akan mati!!" jawab Agres.

"Jika kakak bersamaku aku tidak takut," ucap Angga menenangkan kakaknya itu.

Pemuda itu pun tersenyum mendengar jawaban Adiknya dia sangat lega jika, adik tersayang tidak takut sedikit pun dengan apa yang sedang terhadi.

"Baik Angga kamu ikuti aku ya,"

Mereka pun berjalan bersama melewati jalan-jalan tikus untuk bersenyembunyi. Sampai akhirnya mereka tidak menemukan jalan tikut lagi dan tiba di pusat aksi unjuk rasa.

"Gila!! Semuanya penuh," umpat Agres.

Tiba-tipa saja serangan tembakan terdengar di sekitar tempat itu. Agres langsung menggendong Angga dan membawa anak kecil itu di pelukannya dan melerikan diri. Dia berlari bersama para mahasiswa itu.

Dan satu tembakan mengenai lutut kanan Agres namun, pemuda itu tidak pantang menyera dan tetap berlari. Sambil membawa adiknya dalam pelukannya.

Hingga pada saat mereka berhasil berlari jauh dari suara tembakan. Sebuah mobil aparat melaju kencang dan menabrak Agres hingga Angga terlepas dari pelukan pemuda itu.

Agres berusaha meraih Angga namun, kakinya terhimpit pada sebuah pohon tumbang akibat ditabrak mobil.

"Argh! Angga..." Agres berusaha meraih tangan adiknya itu.

Saat itu Angga melihat kearah Agres dia melihat kaki kanan kakaknya sudah tidak berada lagi pada posisi seharusnya.

"Kakak, kakimu.. kakimu putus!!" teriak Angga.

Agres langsung melihat ke arah kakiknya dan pemuda itu pingsan seketika karena darahnya yang terus bercucuran. Sedangkan Angga berusaha menghampiri kakanya dengan tenaga yang tersisah. Dan mereka pun pingsan bersamaan.

Beberapa hari kemudian Agres pun mulai membuka matanya di hadapannya sudah ada ayah dan ibu tirinya yang terlihat khawatir.

Pria paru baya itu menampar wajah anaknya hingga karena kelakuannya itu membuat dirinya sendiri celaka dan kehilangan anggota tubuhnya.

Namun, Agres mengabaikan pria itu dan langsung mencari adiknya dengan kaki palsu yang belum terpasang dengan baik.

Saat Agres menemukan ruangan Angga, pemuda itu langsung memeluk adiknya erat-erat..

"Hoi kakak, khawatir sekali sama kamu Angga!" seru Agres seang melihat keadaan adiknya yang baik-baik saja.

Angga tidak berekspresi dia melihat Agres dengan wajah bingung dan bertanya-tanya.

"Kakak siapa?" tanya Angga polos.

"Apa!" Agres terkejut.

"Kakak siapa, kenapa kakak mengenal tahu nama saya?" tanya Angga sekali lagi.

"Angga..." Agres bingung, pemuda itu sangat tidak memahami apa yang terjadi.

Lalu para dokter menarik pemuda itu keluar dari kamar adiknya itu. Agres pun memberontak karena dia tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi.

"Lepaskan!! Lepaskan aku..." Agres menepis tangan para dokter itu dan kaki palsunya pun putus Angga yang melihat saat itu langsung ketakutan histeris hingga anak kecil itu pingsan.

"Hah...!" Angga berteriak ketakutan hingga dirinya para dokter bekeruman menanganinya.

Pria paru baya itu lalu memasuki kamarnya dan menarik Agres keluar dari kamar adiknya.

Agres menepis tangan Ayahnya itu dan langsung bertanya aoa yang sedang terjadi pada adiknya.

"Apa yang terjadi pada Angga? Kenapa dia tidak mengingatku!!" tanya Agres panik.

Pria itu melihat kearah putranya lalu, memeluk putranya dan mengatakan bahwa, selama dirinya tidak sadarkan diri Angga terus merasa bersalah. Dan menyalahkan drinya sendiri. Dia ketakutan menceritakan kejadian yang dirinya alami kepada mereka. hingga suatu hari dia tidak bisa mengingat Agres lagi.

"Bohong..."

"Agres,"

"Bohong!!" maki Agres kesal lalu meninggalkan rumah sakit itu dalam kondisinya yang pincang-pincang.

Agres kembali ke kos-kosannya itu dan berdiam diri di kamarnya selama beberapa hari. Sudah satu bulan Agres tidak meninggalkan kamar kosannya hingga pemilik kos-kosan itu memanggil teman tempat dirinya bekerja untuk mengecek apakah Agres masih hidup atau sudah meninggal.

Agres berdiam diri di kamarnya tanpa melakukan apa-apa. Hanya melihat kearah televisi tentang adiknya yang dijuluki sebagai putra sulung keluarga Mahesa. Dan wajah adiknya yang tersenyum girang kearah televisi.

Agres melihat wajah adiknya dengan perasaan hancur dengan perasaan yang sangat amat merasa bersalah. Agres selalu berpikir jika saat itu dia tidak mengajak Angga kabur pasti mereka akan baik-baik saja. Jika saat

itu dia tidak mengajak Angga jalan-jalan dia pasti akan baik-baik saja.

"Arg!! Mahasiswa tolol itu tahun kemaren sudah demo masih demo lagi, tidak puas apa mencari masalah dengan para pemerintah!!" pekik Agres kesal melempar barang-barang.

Sampai seorang wanita menangkap lemparannya dan menyapa Agres yang sedang dalam keadaab krisis kejiwaan.

"Hai Donny, bagaimana ka.., kau Agres Mahesa!!" wanita itu terkejut saat menyapa Agres.

"Kenapa, mau mengadukanku silahkan!!" pemuda itu sudah tidak peduli lagi.

"Tidak.. aku hanya terkejut melihat kamu ada disini. Pantas aneh, tiba-tiba adikmu itu.. dia..."

"Bukan salahnya itu ulah wanita iblis itu dan ayahku. Adikku hanya korban, dia tidak tahu menahu bahkan, dia tidak bisa mengingatku lagi..." lirih pemuda itu.

"Agres, jangan sedih ya...." hibur wanita itu.

"Gampang bilangnya sulit prakteknya," ujar Agres.

"Mudah kok, aku kan akan selalu... di sampingmu!!" hibur wanita itu.

"Kenapa?" tanya Agres heran.

"Aku jatuh hati padamu, Adimas Donyan hahah Agres Mahesa!!" jawab wanita itu tersenyum.

Sejak saat itu wanita itu pun sering mengunjungi tempat Agres. Dan dia jiga membantu Agres mencari pekerjaan.

Selang beberapa tahun silam Akhirnya Agres pun menikahi wanita itu dan mereka pun menjadi sepasang suami istri.

Terkadang wnaita itu sering membantu Agres untuk mengawasi Angga dari jarak yang berdekatan. Sedangkan Agres mengawasi Angga dari jarak jauh.

Agres mulai bisa berhadaptasi dengan keadaan yang telah dialami. Apalagi ditambah saat dokter mengatakan bahwa mereka akan segera menjadi orang tua.

Agres sangat tidak sabar menantikan kelahiran putrinya itu. Apalagi dengan ekonominya yang telah membaik.

Namun, nasib teramat naas tepat pada tanggal 21 juli 2001 istri tersayangnya meninggal akibat kecelakaan bersama dengan bayi yang dikandungnya.

Agres sangat depresi berat saat itu namun, dia bertahan karena dirinya mengingat bahwa dia masih memiliki seorang adik yang harus dijaganya meski dengan jarak yang jauh.

Agres pun bersumpah bahwa dia tidak akan membiarkan hal yang seperti ini terjadi lagi.

Lalu suatu hari saat Agres mengunjungi makam istrinya itu dia bertemu dengan seorang wanita paru baya dan sahabatnya terdekatnya.

"Ta... tante!!" Agres terkejut.

"Apa kabar sayang, tenang aku disini untuk mengajakmu kerja sama..." sapa wanita oaru baya itu

"Kerja sama apa?" tanya Agres.

"Kamu tahu istri dan anakmu tersayang ini dibunuh oleh seseorang..." terang wnaita paru itu.

"A.. apa tapi dia meninggal karena..."

"Itulah yang mau dia, kamu pikirkan. Tapi bukan sayang..." sela wanita paru baya itu.

"Darimana tante Linda tahu?" tanya Agres curiga.

"Hm... sumber terpecaya, jadi kau ingin ikut balas dendam bersamaku. Kebetulan wanita itu juga membunuh suamiku jadi..."

"Tidak," tolak Agres lalu pergi meninggalkan makam.

"Tapi dia terus menyiksa adikmu!!"

"Aku ikut," jawab Agres singkat.

Dan itulah asal muasal Agres dan Linda bersatu. Mereka pun sering mengawasi Angga bersama. Bahkan, saat diana selingkuh dari Angga. Sampai Agres yang sangat murka karena selingkuhan Diana adalah putra angkat dari wanita paru baya itu.

Lalu putranya dibunuh oleh Diana dan Agres justru malah tertawa lepas. Dan Angga yang terus-terusan melakukan percobaan bunuh diri. Lalu Tira menghentikan Angga bunuh diri dan di saat itulah.

Agres terkagum-kagum dengan Tira, dirinya sudah sangat yakin jika bersama Tira Angga akan baik-baik saja dan itu benar. Angga semakin membaik kian harinya. Lalu saat Tira di culik Agres sangat panik dan Linda mengatakan agar Agres melihat bagaimana adik kecilnya itu bertindak untuk melindungi Tira.

Dan pria itu sangat tidak menyangka jika adik tersayangnya itu berhasil. Dan beberapa bulan setelah itu. Agres merubah penampilannya dan mendatangi rumah Angga sebagai pelayan dari temannya itu.

"Nama saya Adimas Donyan," ucap Agres menunduk pada adiknya.

"Aku Angga, Angga Mahesa..." sahut Adik kecilnya itu tersenyum.

Dan itulah kali pertama Agres melihat Angga tersenyum setelah sekian lama. Meski harus menyamar sebagai pelayan Agres tidak peduli asalkan dia bisa bersama adiknya itu.

Agres sangat berusaha agar rahasianya tidak terbongkar namun, Tira adalah gadis yang cerdas dan cekatan. Semua rahasia Agres pun terbongkar. Namun, untunglah Tira juga anak yang baik sehingga dia membantu Agres menutupi rahasianya itu.

Dan beginilah akhir kisah Agres Mahesa...

Halo semua seperti yang Author katakan minggu ini adalah minggu terakhir dari kisah Agres Mahesa.

Jadi Author akan kembali update 3 kali seminggu lagi.

Jadi jika kalian ingin Author update 4 Minggu sekali.

Silahkan komen kalian ingin Auhtor tulis kisah spesial tentang siapa ya... minna.

Terima kasih xoxoxo