Chereads / Tira dan Angga / Chapter 29 - Donny : Pelayan yang perhatian

Chapter 29 - Donny : Pelayan yang perhatian

Hari sudah malam, Tira dan Bu Linda pun sudah pulang ke rumah masing-masing. Dan yang tersisah adalah Donny yang ditugaskan untuk menunggu Angga yang tengah tertidur saat ini.

Di tengah tidurnya, pemuda itu tiba-tiba terbangun. tubuhnya penuh dengan keringat dan sangat pucat. Pemuda itu bangkit dan berlari langsung menuju ke kamar mandi.

"Hoek! Hoek.. hoek.." Angga merasa sangat mual dan hampir memuntahkan semua isi perutnya.

Donny yang tinggal dirumah sakit untuk menunggu Angga pun, terbangun mendengar suara dari kamar mandi ruangan Tuan Mudanya itu.

Dan pria itu sangat panik saat melihat Tuan Mudanya tidak berada di ranjangnya.

"Tuan Angga!" panggil Donny panik.

"Ah... Don... Don... Do..." panggil Angga lemas.

Untunglah Donny memiliki pendengaran yang sangat baik sehingga dia mendengar suara Angga yang memanggilnya dengan sangat pelan.

Donny pun terkejut saat melihat Tuannya yang duduk lemas di lantai kamar mandi dengan kepalanya yang menyangga di pinggir wc duduk.

"Anda kenapa Tu..." Donny mengehentikan pertanyaan saat melihat muntahan di dalam wc.

"To... tolong di flush ya, tanganku tidak sampai," pinta Angga memperlihatkan tanganya yang terus gemetar saat di angkat.

"Baik Tuan," Donny segara meflush wc duduk tersebut.

"Apakah anda sudah lebih baik, Tuanku. mungkin ingin saya panggilkan dokter?" tawar Donny.

"Tidak... kamu bantu aku saja, a.. ku masih sangat mual..." tolak Angga.

"Tolong tepuk, tepuk punggungku karena aku ingin merasa sangat tidak enak..." pinta Angga.

Donny pun langsung menepuk pelan punggung Tuannya itu. Pelan-pelan menepuk dan memijat-mijat tengkuk Angga agar pemuda itu merasa lebih baik.

"Hoek... ohk... hoek!! Hoek!! ohkk.. ohk... okhoh... fft.." Tidak perlu menunggu waktu lama Angga mulai memuntahkan semua isi perutnya. Dan donny terus memijat tengkuk pemuda itu agar Angga merasa lebih nyaman.

"Apakah Anda sudah merasa lebih baik Tuanku?" tanya pelayan itu cemas dan terus memijat punggung Angga.

"Iya, tapi lidahku terasa sangat pahit sekali cueh..." jawab Angga terus meludah.

Donny berhenti memijat tengkuk, Tuannya itu dan lalu dia meflush wc duduk tersebut. Kemudian pelayan itu menucuci tangannya dan mengambil sebuah kain dan sebuah baskom berisikan air hangat, serta sebuah alat pengompres.

Dengan kain itu dia mengelap halus bibir Angga yang penuh dengan air liur. Lalu dia memasuh kain itu dengan air, memerasnya. Lalu pelayan itu mengelap tangan Angga untuk membersih muntahan kecil pada tangan pemuda itu.

Pria itu lalu mengangkat tubuh pemuda itu dan membawanya keranjang nya. Dia membuka baju Angga kemudia membasuh tubuh pemuda itu lalu memakaikan pakaiannya yang baru.

Dan dengan pelan-pelan pelayan itu mengkompres perut Tuannya. Dia bilang jika hal ini berhasil untuk mengurangi rasa nyeri sehabis muntah.

"Terima kasih bantuan hari ini Donny, kamu sangat perhatian..." ucap Angga tersenyum lembut.

"Apakah ada yang masih sakit?" tanya Donny.

"Tidak," jawabnya Angga lembut.

"Sebaiknya Anda minum dulu Tuan. untuk membuang bekas muntahan dalam mulut Anda..." saran Donny mengambilkan segelas air untuk Angga.

Angga meminum air itu membersihkan mulutnya lalu membuang air itu ke ember yang sudah di siapkan Donny berjaga-jaga jika pemuda itu ingin muntah lagi.

Setelah selesai Donny pun berjalan dengan agak pincang pincang menuju sofa. Angga yang khawatir pun bertanya pada Donny.

"Kakimu kenapa pak Donny," tanya pemuda itu cemas.

"Ah kakiku hanya bergeser," jawab pria itu tersenyum.

"Bergeser!?" Angga terlihat sangat bingung dengan jawab yang didengarnya itu.

"Ya kaki palsuku," ungkap Donny mencabut kaki palsunya dan menunjukkannya kepada Angga.

"Ah!! singkirkan itu," teriak Angga panik.

Donny yang terkejut langsung memasang kaki palsunya itu kembali.

"Maafkan saya Tuan..." ucap Donny pada Tuan Mudanya itu.

"Tidak, salahku. Aku phobia, maafkan aku..." jawab Angga takut.

"Tidak saya tahu tentang itu, banyak tetangga Anda yang membicarakannya. Salahku Tuan," terang pelayan itu.

"Maafkan aku, kamu tahu Donny bahkan karena phobia ini aku kehilangan Diana...." Angga menangis.

"Bukan salah Anda, Tuanku noda Dianalah yang tidak setia.... apakah Anda tahu nyonua juga sama seperti Anda, yang selingkuhan mendiang istri Anda itu adalah anak Angkat...." ungkap Donny.

"A... aku tidak tahu, bagamana kamu tahu? Usiamu kan hanya sedikit lebih tua dariku..." tanya Angga curiga.

"Ayah saya dulu adalah asisten pribadi Nyonya Linda, saya adalah supir dari Nyonya Linda. sambil kuliah saya bekerja sebagai supir... dan ibu saya adalah Koki dirumah Nyonya..." cerita pelayan itu.

"Saat sekitar Tahun 94, saat itu saya berusia sekitar 18 tahun. Bisnis Nyonya bangkrut, dan pelayannya yang masih setia hanyalah keluarga saya.... dan sekitar tahun 98 disaat semua orang dalam masa sulit justru di tahun itulah Nyonya mulai bangkit dari keterpurukan, bersama putra angkatnya yang sudah saya lihat sejak lahir....." lanjutnya bercerita.

"Apakah kamu tahu, kenapa Bu Linda mengalami hal itu? tanya Angga.

"Bagaimana dengan Anda, apa..."

"Tidak, aku tidak ingin menjawabnya..." sela Angga.

"Baiklah tidurlah Tuan sudah Malam hari mulai gelap," ucap Donny ramah.

"Terima Kasih untuk hari ini Donny, kamu sungguh perhatian..." Angga mengucapkan selamat malam pada pelayannya itu kemudian Dia pun tertidur.

Namun, hal itu tidak berlangsung lama Angga terbangun dengan wajah yang sangat pucat dan ketakutan. Donny pun langsung panik dang menghapiri Tuannya itu.

"Ada apa Tuanku?" tanyanya panik.

"Ayahku dan ibuku mereka memukulkku, tolong aku Donny.... tolong!" jawab Angga gemetar seluruh tubuhnya berkeringat.

"Tidurlah tuan, saya akan menidurkkan Anda..." ucap Donny lembut menenangkan Tuannya itu.

Angga pun membaringkan tubuhnya, tangan terus menggengam tangan Donny dengan keras. Sedangkan dengan tangan lainnya Donny mengelus-elus lembut pungungg Angga hingga pemuda itu tertidur.

Melihat Tuannya yang mulai tertidur pulas Donny pun tetap melanjutkan hal yang dilakukannya itu. Untuk memastikan agar Tuannya itu tidak bermimpi buruk lagi.

"Hari ini matahari terbit langit mulailah gelap, Tidur sayang tidurlah..."

"Aku disini....

"Menjagamu dari nyengat dan para ilalang, aku disini...."

"Tidurlah yang nyenyak adik kecilkku," Donny menyanyikan lagu selamat tidur untuk Angga dan hal itu membuat pemuda itu semakin lelap.

Donny pun mengecup kepala Angga dan mengelus kepala pemuda itu dengan lembut. Pria itu pun tersenyum lirih melihat Angga yang sangat mengalami banyak tekanan itu.

"Angga sayang, kakak memanggilmu Tuan. pura-pura menjadi pelayan. Bahkan menceritakan cerita palsu. Hanya agar kakak bisa disisimu tanpa membuat kepalamu sakit..."

"Tapi, kenapa kamu melupakanku adikku. Bukankah hanya papa dan wanita sial yang membuatmu terluka, tapi kamu malah mengingat mereka. Orang yang membuatmu terluka seperti ini...."

"Tenang saja adikku sakit hatimu akan kakak balas," ucap Doni sinis namun, pelan karena dia tidak ingin membangun Angga yang tengah terlelap.

Donny pun mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Nyonya, apakah sudah Anda temukan," ucapnya.

"Oh Tuan Agres Mahesa, Anda tidak perlu terus menerus memanggilku begitu bila tidak didepan adik Anda tuanku..." jawab orang itu.

"Hm.. tidak Nyonya Linda, saya ingin Angga tidak tahu identitas saya sama sekali. Bagaimana pun Anda lebih tua dari saya...." balas Donny lembut.

"Baiklah, ya aku menemukannya. Dan seperti kesepakatan kita Angga akan baik-baik saja, Aku mulai mencintai dia seperti putraku...." ucap wanita tua itu.

"Baguslah, tolong jaga dia saat aku di penjara nanti Nyonya Linda, karena perbuatan kita ini ada bayarannya. Dan akan ku pastikan dendammu akan terbalas dengan nama yang bersih....." ucap Donny.

"Ya tuan,saya jamin, Adik Anda akan baik-baik saja. Karena Linda Agatha tidak pernah berbohong..." jawab wanita tua itu tersenyum sinis.

Apakah yang terjadi?

Apakah tujuan Bu Linda dan Donny?

Hanya di Tira dan Angga....