Chereads / Tira dan Angga / Chapter 16 - Susu Vanilla yang Manis

Chapter 16 - Susu Vanilla yang Manis

Matahari terbenam menadakan sudah waktunya bagi anak-anak untuk pulang ke rumah mereka.

Satu persatu anak mulai meninggalkan lapangan komplek dan pulang ke rumah mereka masing-masing, termasuk Tira yang sedang berjalan menuju rumahnya.

Di persimpangan jalan seperti biasa selalu ada sosok Angga yang mengajak pulang bersama.

Namun, ada berbeda dengan Angga kali ini. Pemuda itu menunggunya dengan mengenakan seragam kerjanya.

Gadis kecil itu melirik Om kesayanganya itu dari ujung kepala dan hingga ujung kaki. Matanya terus melirik dan tidak teralihkan, dan hal itu membuat pemuda itu tersipu malu oleh cara Tira melihat dirinya.

"Ada yang salah?" tanya pemuda itu gugup.

"Tidak, hanya sepertinya hal baru. Melihat om dengan seragam kerja.." jawab gadis itu sambil melirik-lirik.

"Jelek ya..." ucap pemuda itu lirih.

"Tidak.." jawab gadis kecil itu tersenyum manis.

"Terima kasih.." jawab pemuda itu lembut.

"Mari pulang bersama.." ajak pemuda itu.

"Tidak usah... bukan kah.. malam ini Om kuliah..." seru gadis kecil itu menolak.

"A... Iya benar... sehabis ganti baju, aku akan pergi kuliah..." sahut pemuda itu.

Mereka berdua mulai melirik satu sama lain, bahasa tubuh mereka mengatakan seakan tidak ingin pisah saat ini dan terus bersama.

Semakin lama mata memandang, mereka berdua pun mulai kikuk dan tertawa.

"Hahaha.. karena aku tidak ingin pulang sekarang... kita ke minimarket yuk..." ajak Tira santai.

"Ya saya juga haus." jawab Angga tersenyum.

Keduanya pun pergi ke mini market bersama. Mereka terua bercerita kesaharian mereka masing-masing dan terus tertawa.

Gadis kecil itu terus melirik kearah Angga. Dia melihat mata penuda itu yang berbinar-binar menandakan suasana hati yang bahagia.

Tira sangat senang karena dirinya melihat oranng yang disayanginya itu bahagia dengan kehidupan barunya.

Sedangkan pemuda itu terus memperhatikan gadis kecil itu, yang terlihat sangat dewasa dibandingkan dengan usianya aslinya.

Angga tidak pernah menyangka jika kehidupannya akan berubah seratus delapan puluh derajat, hanya karena bergaul dengan sosok gadis mungil yang berbicara layaknya wanita berusia 21 tahun.

Dan jika seorang anak kecil seperti Tira bisa membuatnya selamat dari neraka yang sebut keputusasaan.

"Tira.." panggil pemuda itu lembut.

"Ya..." jawab Tira tersenyum santai.

"Apa yang membuat, kamu tidak pergi saat melihatku akan bunuh diri..." tanya pemuda itu pernasaran.

"Karena aku ingin," jawab Tira singkat.

"Hanya itu!?" Angga bertanya pernasaran.

"Ya," Gadis kecil itu tertawa.

"Kenapa? Tira apa yang membuatmu ingin.." tanya pemuda itu semakin ingin tahu.

"Karena aku yakin, tidak ada manusia yang ingin cepat mati... itulah yang membuat aku ingin.." jawab Tira.

Sebuah jawaban singkat dan serdehana, dari seorang anak kecil mampu membuat seorang pemuda berusia 21 tahun termenung diam.

Dia menatap lembut gadis kecil itu yang mengusap kepala gadis kecil itu lembut. Gadis kecil itu lalu membalas pandangan pemuda itu dengan tatapan yang terlihat bingung.

Pemuda itu lalu menyentil kening gadis kecil itu dan tersenyum lalu, meninggalkannya menuju arah mini market.

"Kapankah kamu tidak membuatku terkesan, Tira..." batin Angga sambil melirik gadis kecil kesayangan itu.

Tira yang tidak mengerti, hanya mempercepat langkah kakinya untuk menyamai kecepatan dari Om kesayangannya itu.

Setelah berjalan cukup jauh, mereka berdua pun sampai di mini market.

Sesampainya di mini market, gadis kecil itu pun langsung mengelilingi mini market dan mengisi setiap cemilan yang di temukannya kedalam keranjang belanja. Sedangkan Angga hanya berdiam diri menunggu keranjangnya diisi oleh Tira.

Disaat Angga sedang menunggu Tira matanya melirik pada sekotak susu vanilla yang ada di dalam pendingin. Pemuda itu menuju ke arah pendingin itu dan mengambil susu vanilla itu.

Saat Pemuda itu hendak mengambil sekotak susu vanilla itu. Seorang anak kecil meliriknya dengan mata memelas namun, padangan itu diabaikan oleh Angga. Dan dia pun meninggalkan anak kecil itu tanpa peduli dengan keberadaannya.

"Tidak ada mata yang bisa membuatku luluh selain Tira.." batin Angga lalu, pergi.

Saat Angga hendak kembali pada posisinya, terdengar suara tangisan dari arah belakangnya. Angga pun menengok dan dia melihat anak kecil itu menangis sambil menunjuk kearahnya.

"Mama!!" tangis anak kecil itu.

Semua penghuni mini market pun melirik Angga sinis. Bahkan, orang tua anak kecil itu pun memarahi Angga mendengarkannya.

"Mas tanggung jawab dong!! Anak saya nangis nih..." bentak orang tua anak kecil tersebut.

"Sa... saya.. sa... saya.." Angga tidak bisa berkata-kata dirinya tidak biasa dengan mata semua orang yang melihat kearahnya.

"Jangan diam aja mas!!! Jawab!" bentak orang tua anak itu.

"Sa... sa.. sa..." Angga tidak bisa berkata-kata pikirannya kacau dan pandangannya mulai kabur. Dirinya sudah tidak bisa menahan tekanan sebesar ini

"Om Angga!!!" suara teriakan yang tidak asing berhasil membuyarkan pikiranya Angga yang tertekan, tentu saja itu merupakan suara dari gadis kecilnya itu.

Gadis kecil itu mendatangi kerumunan itu. Dia memandang anak kecil yang menangis pada ibunya itu dan tertawa.

"Idih katanya pemberani tapi nagis di Mini market.." ucap Tira menatap anak kecil itu sinis.

Mendengar perkataan Tira anak kecil itu pun berhenti menangis. dia mengangkat kepalanya dan melirik kearah Tira dan terkejut.

"Kak Tira..." ucap anak kecil itu.

"Iya ini aku kenapa, kemarin kau bilang.., kau jagoan sekarang hahaha... kau menagis seperti bayi..." ejek Tira pada anak kecil itu.

"Om Angga, tadi om dengar kan aku cerita tentang anak kelas empat yang naksir padaku ini anaknya... hahah.. untung ku tolak ya..." ejek Tira lagi.

Orang tua anak kecil pun itu tidak terima mendengar ejekan Tira pada putranya dan memarahi Tira.

"Kamu ini .... masih kecil sudah sombong, enggak sopan. mau sok jagoan kamu!!" bentak orang tua anak kecil pada Tira.

"E... bu.. maaf se.." Angga yang panik berusaha menenangkan ibu dari anak kecil itu. Namun, Tira menghadang dan menatap tajam wanita paru baya tersebut.

"Iya! Saya mau sok jagoan,terus ibu mau apa.." tantang Tira pada orang tua anak kecil itu

"Sudah jelas-jelas, kalau temen saya ini tidak melakukan kesalahan, anak ibu aja yang manja... dia itu mau susu kotak, tapi susunya sudah diambil teman saya.. . eh dia nangis sepeti bayi... check CCTV nya saja kalai tidak percaya..." tantang Tira pada orang tua itu.

Orang tua itu pun langsung meminta petugas mini market untuk menunjukan rekaman CCTV mereka. Dan sesuai dengan yang katakan Tira, Jika Angga sama sekali tidak bersalah. Para pengunjung mini market pun meminta maat pada Angga dan pemuda itu membalas mereka dengan senyum.

Melihat rekaman itu orang tua anak kecil, pun itu merasa sangat malu, dan ingin meninggal mini market itu bersama putranya. Namun, langkah kedua anak dan orang tua tersebut dihentikan oleh Tira yang menatap mereka seperti macan yang siap menerkam mangsanya.

"Minta Maaf!!" pinta Tira sinis.

"Minta Maaf apa!!" bentak orang tua anak itu.

Melihat sikap orang tua tersebut para pengunjung pun membicarakan mereka dan menatap orang tua anak itu dengan sinis. Kedua anak itu pun memutuskan buru-buru pergi dari mini market tersebut.

Tira yang tidak terima ingin mengejar mereka namun, Angga menahannya dan langsung membawa badan gadis itu ke kasir bersamanya. Dan mereka pun pulang bersama.

Saat sudah sampai dirumah Angga pun melambaikan tangannya pada Tira dan segera pergi kerumahnya untuk berganti pakaian.

Keesokannya harinya pagi-pagi sekali Tira berdiri di depan rumah pemuda itu. Mencoba menghadang yang sedang menunu ke kantor.

"Pagi Tira, ada apa?" tanya Angga kikuk, melihat Tira yang berdiri di depan rumahnya. seperti preman yang sedang memalak.

"Ini susu vanillanya ketinggalan.." jawab Tira malu-malu.

Ternyata saat gadis kecil itu membongkar belanjaannya. gadis kecil itu melihat satu kotak susu vanilla yang dia tahu itu adalah milik Angga.

Sebenarnya Tira, tidak ingin memberikan susu itu dan mau meminumnya sendirian. Apalagi rasa pada susu itu merupakan rasa favoritenya. Namun,mengingat insiden yang dialami Angga hanya untuk susu vanilla ini.

Gadis kecil itu pun menjadi tidak tega untuk mengambilnya dan memutuskan untuk memberikannya pada Angga hari ini.

"Tidak, ini untukmu.." jawab Angga lembut.

"Tidak, ini milik mu... ini terima lah..." tolak Tira malu-malu.

"Aku memang memilihkannya untukmu, bukankah.. ini rasa favorite mu..." ujar Angga menatap gadis kecil itu lembut.

"Jadi om mengabaikan mata anak kecil yang memelas itu hanya untukku..." ucap Tira penuh harap.

"Kamu melihatnya!?" tanya Angga terkejut dengan ucapan gadis kecil itu.

"Jawab saja!" paska gadis kecil itu malu.

"Ya.. Tiraku..." jawab Angga tersenyum manis.

Gadis kecil itu pun tersipu malu dan langsung meminum susu itu. Entah mengapa rasa susu itu sangatlah manis.

"Wah.. manis!!" ucap Tira terkejut.

"Bukankah memang susu vanilla rasanya manis!?" ujar Angga kikuk.

"Tidak, ini manis yang berbeda.." ucap gadis kecil itu riang sambil sambil tersenyum.

Angga pun menatap gadis kecil itu dengan bingung. Sementara Tira terus tertawa melihat ekspresi Angga yang kikuk.

Sang merpati kecil, memulai langkahnya. Sebuah langkah untuk membebaskan merpati dewasa dari sarangnya.

Sang merpati kecil memajukan langkahnya tanpa tahu apa yang di tuju, sedangkan merpati dewasa hanya ingin menjaga merpati kecilnya ini.

Akankah meresa bersama?

Akankah mereka sadar akan rasa dalam jiwa mereka?

Tunggu di chapter selanjutnya!!